ILUSTRASI Adam AS adalah insan pertama. Bersama dengan Hawa, ia merupakan leluhur seluruh umat manusia. | DOK WIKIPEDIA

Kisah

Nabi Adam, Peletak Peradaban di Bumi

Adam dan Hawa sesampai di bumi terpisah satu sama lain.

Islam menegaskan, seluruh insan berasal dari leluhur yang satu, yakni Adam AS. Manusia pertama yang diciptakan Allah SWT itu berpasangan dengan Hawa. Keduanya lantas menghasilkan keturunan, yang kemudian berpencaran ke pelbagai penjuru bumi.

Allah menciptakan Adam dari tanah. Rasulullah SAW dalam sebuah hadis bersabda, "Kalian semua adalah anak cucu Adam, dan Adam terbuat dari tanah." Sebelum insan pertama itu diciptakan, sudah ada para malaikat. Mereka pun diberi tahu oleh Allah mengenai rencana penciptaan makhluk ini.

"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, 'Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya'" (QS Shad: 71-72).

Abu al-Fida Ibnu Katsir dalam Qashash al-Anbiya' menuturkan, setelah menciptakan Adam, Allah SWT menciptakan Hawa. Itu jenis manusia lain, yakni berkelamin perempuan dan berperan sebagai teman Adam. Keduanya diciptakan sebagai pasangan selama di surga hingga lalu turun ke bumi.

"Dan Kami berfirman, 'Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!' 

Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman, 'Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan'." (QS al-Baqarah: 35-36).

Adam dan Hawa pun diusir dari surga dan diturunkan ke bumi akibat melanggar larangan memakan khuldi. Hukuman ini pun bertambah berat. Sebab, keduanya sesampainya di bumi terpisah satu sama lain.

Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di sebuah gunung yang kini disebut dengan Puncak Adam atau al-Rohun. Lanskap itu berada di wilayah Sri Lanka atau India. Adapun Hawa menjejakkan kakinya di bumi Arab.

Allah memerintahkan Adam untuk pergi ke Tanah Arab. Keterangan ini disebutkan dalam kitab Ara'is al-Majlis karya at-Tsa'alabi, yang menukil hadis Ibnu Jarir. Disebutkan hadis qudsi riwayat dari Ibnu Abbas, bahwa Allah SWT berfirman, “Wahai Adam, Aku memiliki Tanah Haram (terhormat) yang berhadapan dengan singgasana-Ku (Arsy). Pergilah ke sana dana bangunlah sebuah rumah untuk-Ku di sana. Lalu berthawaflah kamu di rumah tersebut, sebagaimana halnya para malaikat. Di sanalah Aku memperkenankan doamu.”

Dengan bimbingan malaikat, Adam pun memulai perjalannya dari al-Rohun menuju ke Makkah. Malaikat tersebut juga membimbingnya untuk melakukan manasik. Di jalur perjalanan tersebut, disebutkan akan menjadi peradaban manusia yang besar nantinya.

photo
Jabal Rahmah di Makkah, Arab Saudi. - (Republika/Prayogi)

Imam at-Thabari meriwayatkan, dari India Adam berangkat menuju Makkah. Kemudian, ia mencari Hawa. Keduanya mendekat di daerah yang kini bernama Muzdalifah (harfiah: mendekat). Namun, barulah ketika di Arafah keduanya saling berpapasan dan mengenali, sehingga berkumpul di Jama'i.

Tempat bertemunya Adam dan Hawa setelah terpisah puluhan tahun ini dikenal sebagai Jabal Rahmah, yang berarti bukit atau gunung kasih sayang. Adam kemudian mengajak Hawa kembali ke daerah India untuk hidup dan berketurunan di sana.

Keluarga Nabi Adam dan Hawa melahirkan 20 pasang kembar putra-putri. Anak cucunya itu terus meregenerasi, menghasilkan banyak keturunan. Tiap kelompok (keluarga) mereka kemudian berpindah dan menyebar ke pelbagai penjuru bumi.

 
Keluarga Nabi Adam dan Hawa melahirkan 20 pasang kembar putra-putri.
   

Atas bimbingan malaikat lagi, Adam kemudian belajar bercocok tanam dan hasilnya bisa dimakan. Adam dan Hawa juga belajar untuk membuat pakaian dari kulit domba yang ditenun.

Pandangan dari kitab suci agama yang lain juga mengisahkan cerita yang serupa. Bahkan, bukti-bukti otentik dari para ilmuwan pun sepakat dengan pemikiran ini. Artikel terbaru dari Dailymail menyatakan bahwa sang manusia pertama di bumi, yaitu Adam, telah menjejakkan kakinya sejak 209 ribu tahun yang lalu.

“Ini 9.000 tahun lebih awal dari perkiraan ilmuwan sebelumnya,” ujar peneliti Inggris dari Universitas Sheffield, Dr Eran Elhaik.

Bukti-bukti arkeologis menurutnya telah meruncingkan kesimpulan bahwa Adam dan Hawa hidup dalam waktu yang tempo yang sama di daratan Afrika.

Artikel lain yang didapatkan dari Nature World News menyatakan, berdasarkan penelitian genetika, diketahui Kromosom Y (laki-laki) dari Adam atau yang disebut Y-MRCA menyebutkan telah ada manusia modern di bumi ini sejak 237 ribu hingga 581 ribu tahun yang lalu.

Hasil penelitian ini didasarkan pada penemuan fosil manusia yang ditemukan di Sungai Omo, di Ethiopia, Afrika, dan penelitian pada Mitochondrial Eve yang berusia sekitar 200 ribu tahun yang lalu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Deg-degan karena Kalah War Tiket? Hati-Hati Gejala Aritmia

Kecemasan penyebab palpitasi paling umum yang tidak terkait dengan masalah jantung.

SELENGKAPNYA

Sidang Lanjutan Penganiayaan David Ozora

Kesaksian ayah korban, David menerima berbagai ancaman melalui pesan whatsapp.

SELENGKAPNYA

Peluang UMKM Hijau Buka Gerbang Ekspor

UMKM yang menerapkan prinsip keberlanjutan akan memiliki nilai jual ekspor yang lebih baik

SELENGKAPNYA