
Safari
Berakhir Kesultanan di Keraton Kaibon
Keraton tersebut merupakan tempat kediaman Ratu Aisyah, ibunda Sultan Syaifudin
Bila ke kawasan Banten Lama belum “sah” jika melewatkan kesempatan ke kompleks Keraton Kaibon. Hari telah senja saat kami menyambangi keraton yang ada di sebelah Keraton Surosowan ini. Keraton yang diambil dari nama “keibuan” itu masih menyisakan bangunan yang sebagian utuh meski yang lainnya sudah rata dengan tanah.
Kompleks Keraton Kaibon terletak di Kampung Kroya, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kaseman, Kabupaten Serang. Jaraknya dua kilometer dari Keraton Surosowan. Bangunan keraton ini merupakan bangunan pertama jika memasuki kawasan Banten Lama. Meski berada di lokasi terdepan, Kaibon merupakan babak akhir dari perjalanan Kesultanan Banten.
Seperti dari asal namanya, keraton tersebut merupakan tempat kediaman Ratu Aisyah, ibunda Sultan Syaifudin yang sempat memegang pemerintahan sementara kesultanan Banten. Ratu Aisyah memegang roda pemerintahan lantaran Sultan Syafiudin masih berusia delapan tahun saat takhta Kesultanan Banten diberikan kepadanya.

“Kesultanan Banten sempat pindah ke Kaibon,” kata juru pelihara Keraton Kaibon Mulangkara. Pemindahan dilakukan mengingat Surosowan sudah tak lagi dapat difungsikan sebagai pusat pemerintahan.
Cerita Mulangkara akhirnya bermuara pada kondisi Keraton Kaibon yang kami datangi saat ini. Keraton sebagian besar hanya menyisakan pondasi bangunan, tembok besar sepanjang 80 meter di sebelah barat, dan hanya terlihat pintu gerbang yang kini masih kokoh. Kendati demikian, sisa-sisa pilar yang masih terlihat kokoh menjadi nilai plus keraton ini menjadi lokasi wisata paling favorit di Banten Lama.
Kosongnya Keraton Kaibon berawal pada 1816 saat Belanda di bawah pimpinan Gubernur van der Capellen datang ke Banten dan mengambil alih kekuasaan Banten dari Sultan Muhammad Rafiudin. Atas pengambilalihan itu, sebenarnya Kesultanan Banten telah berakhir lantaran Belanda membagi wilayah Banten menjadi tiga bagian (kabupaten), yaitu Banten Lor (Serang), Banten Kidul (Lebak), dan Banten Kulon (Caringin) dengan kepala negerinya disebut regent (bupati).

Keraton Kaibon dipegang putra kesultanan Pangeran Arya Adisantika yang menjabat sebagai regent Banten Lor (1816- 1827). Sedangkan, untuk Lebak, Pangeran Jamil Senjaya (1816-1830) diangkat sebagai regent. Dan, untuk wilayah Caringin, Mandura Raja Jayanegara (1827-1840) diangkat menjadi regent.
Tak ada cerita mendetail tentang perjalanan Kaibon. Hanya saja, catatan pemerintah Kabupaten Serang menyatakan proses penghancuran dilakukan berkala hingga mencapai puncaknya pada 1832. Konon, sisa reruntuhan keraton dibawa ke Serang untuk membangun gedung-gedung Belanda. Di antaranya, yang saat ini menjadi Pendopo Kegubernuran Banten dan Pendopo Kabupaten Serang.
Disadur dari Harian Republika edisi 8 September 2013 dengan reportase Angga Indrawan dan foto-foto Agung Supriyanto
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.