
Internasional
Krisis Dana Bantuan untuk Palestina
Negara-negara mengurangi sumbangan mereka untuk Palestina.
NEW YORK -- Dana bantuan internasional yang selama ini sangat krusial untuk warga Palestina dilaporkan berada di titik kritis. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah memperingatkan, janji keuangan yang mereka terima selama konferensi donor yang diadakan di New York pada Jumat (9/6/2023) tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keuangan badan tersebut dari bulan September dan untuk seterusnya.
Badan itu mengatakan, negara-negara donor awalnya telah berkomitmen akan menyumbangkan senilai 812,3 juta dolar AS. Namun, kenyataannya, jumlah yang terkumpul hanya 107 juta dolar AS dari pengumpulan kontribusi terbaru.
Jumlah itu, jauh di bawah 300 juta dolar AS yang dibutuhkan untuk terus membantu jutaan orang warga di wilayah Palestina yang diduduki Israel dan kamp-kamp pengungsi di negara-negara tetangga.
Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan, meskipun badan tersebut berterima kasih atas sumbangan tersebut, jumlah tersebut masih di bawah dana yang dibutuhkan. Masih banyak dana yang dibutuhkan untuk mempertahankan lebih dari 700 sekolah UNRWA dan 140 klinik untuk terus bisa dibuka pada bulan September dan seterusnya.
"Kami akan terus bekerja tanpa lelah dengan para mitra kami, termasuk negara-negara tuan rumah, pendukung utama para pengungsi, untuk menggalang dana yang dibutuhkan," ujarnya, seperti dilansir Middle East Monitor, kemarin.
"Sepuluh tahun kekurangan dana kronis telah sangat berdampak pada kualitas beberapa layanan UNRWA yang saat ini diterjemahkan ke dalam ruang kelas yang lebih besar, peningkatan ketergantungan pada pekerja harian (termasuk untuk layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan), menipisnya aset, dan ketidakmampuan untuk memperluas program bantuan tunai," kata UNRWA.
UNRWA didirikan pada tahun 1949 dengan mandat PBB untuk melayani para pengungsi Palestina di Yordania, Lebanon, Suriah, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem. Badan itu membantu dengan memberi dukungan kepada sekitar 5,9 juta warga pengungsi Palestina.

Selama bertahun-tahun, Israel telah melakukan lobi keras kepada negara pendonor agar UNRWA ditutup. Itu karena UNRWA merupakan satu-satunya badan PBB yang memiliki mandat khusus untuk mengurus kebutuhan dasar para pengungsi warga Palestina.
Jika badan tersebut tidak ada lagi, menurut Israel, masalah pengungsi seharusnya tidak ada lagi. Dan bagi Israel, yang penting, hak yang sah bagi para pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah air mereka tidak diperlukan lagi.
Israel telah menolak hak warga pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah air mereka sejak akhir tahun 1940-an. Padahal, keanggotaan Israel di PBB selama ini dibuat dengan syarat para pengungsi Palestina diizinkan untuk kembali ke rumah dan tanah mereka.
UNRWA hampir sepenuhnya bergantung pada sumbangan sukarela dari negara-negara anggota PBB. Lembaga itu sangat rentan terhadap kelompok-kelompok lobi pro Israel yang berpengaruh di berbagai ibu kota negara.
Badan itu juga menghadapi kesulitan keuangan yang parah ketika Presiden AS Donald Trump berkuasa karena pemerintahannya menghentikan sumbangan sama sekali pada tahun 2018. Meskipun beberapa dari dana tersebut kemudian dikembalikan, nilainya gagal mengisi kesenjangan pendanaan yang telah besar.
Uni Emirat Arab (UEA) kemudian secara tajam mengurangi pendanaannya untuk badan tersebut pada 2020. Juru Bicara UNRWA Sami Mshasha mengatakan, UEA menyumbangkan 51,8 juta dolar AS kepada UNRWA pada 2018 dan sekali lagi pada tahun 2019. Namun, pada 2020 UEA, UEA hanya memberikan 1 juta dolar AS kepada badan tersebut.
Hal itu terjadi ketika UEA mulai menormalkan hubungan dengan otoritas pendudukan Israel dengan menandatangani apa yang disebut "Kesepakatan Abraham" pada bulan September tahun yang sama. Tidak hanya UEA, Inggris juga mengurangi lebih dari separuh sumbangan dananya untuk UNRWA.
Inggris mengurangi sumbangannya dari 42,5 juta pounds (57,2 juta dolar AS) pada tahun 2020 menjadi 20,8 juta pounds (28 juta dolar AS) pada tahun 2021. Padahal, Inggris merupakan pendonor terbesar ketiga untuk UNRWA pada tahun 2020. Namun, pemotongan tersebut menempatkannya di tingkat kedua sebagai kontributor.
Misi Kemanusiaan di Laga Indonesia Vs Palestina
Sebanyak 10 persen hasil penjualan tiket akan disumbangkan untuk rakya Palestina.
SELENGKAPNYAIsrael Bunuh Bocah Palestina Usia 2,5 Tahun
Pemukim ilegal Israel menyerang penduduk Palestina di Desa Burqa
SELENGKAPNYAPalestina di Tubir Bencana Kemanusiaan
Lembaga-lembaga bantuan di Palestina mengalami krisis pendanaan.
SELENGKAPNYA