Relawan Gerakan Sedekah Sampah (GSS) memilah sampah sedekah warga di halaman Masjid Al Muharram, Bantul, Yogyakarta, Ahad (5/6/2022). Relawan akan mengambil dan memilah sedekah sampah dari warga sekitar setiap Ahad pertama di awal bulan. Sampah yang dised | Wihdan Hidayat / Republika

Laporan Utama

Masjid Al-Muharram, Menginspirasi Dunia Lewat Sedekah Sampah

GSS yang dipelopori oleh Masjid Al Muharram kini menginspirasi terbentuknya Gerakan Sedekah Sampah Indonesia Berbasis Masjid

Oleh IDEALISA MASYRAFINA

Sedekah sampah menjadi salah satu upaya Masjid Al Muharram untuk berkontribusi pada pelestarian lingkungan sekitar. Masjid yang berada di Kampung Brajan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, ini telah menginisiasi Gerakan Sedekah Sampah (GSS) sejak 2013 silam. Gerakan ini diinisiasi oleh Ustaz Ananto Isworo, Takmir Masjid Al Muharram tepat pada 1 Ramadhan.

Keprihatinannya mengenai masalah sampah sudah dirasakannya sejak pindah ke Brajan pada 2005 silam. Saat itu, Kampung Brajan dikenal sebagai kampung yang kumuh. Banyak anak jalanan yang menghuni kampung tersebut. Ustaz Ananto Isworo terkejut mengetahui bahwa ia pindah ke lokasi yang tidak ramah. "Kampung tempat saya tinggal ini volume sampah kan cukup besar dan tidak terkelola dengan baik. Dibuang ke kebun dan tanah, ada hujan jadi banjir, ada angin sampah jadi nggak karuan," ujarnya kepada Republika, belum lama ini.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Umat Untuk Semesta (@umatuntuksemesta)

Sebagai pendatang, ia tidak bisa serta-merta mengusulkan berbagai program bersih-bersih di sana. Selama delapan tahun, ia bergerilya mendekati anak-anak muda. Sang ustaz mengader pemuda untuk program yang sekarang menjadi sedekah sampah ini.

Awal mencetuskan program ini pun tidaklah mudah mengingat kata 'sedekah' tidak sebanding dengan 'sampah'. Warga merasa heran dengan nama program tersebut. "Jadi, saya mau menunjukkan ke orang-orang bahwa semiskin apa pun, mereka tetap bisa bersedekah, yakni dengan memberikan sampah yang bisa didaur ulang ke masjid," ujar dia.

 
Jadi, saya mau menunjukkan ke orang-orang bahwa semiskin apa pun, mereka tetap bisa bersedekah, yakni dengan memberikan sampah yang bisa didaur ulang ke masjid.
USTAZ ANANTO ISWORO Takmir Masjid Al-Muharam, Bantul
 

Dana hasil pengumpulan sampah dari gerakan tersebut kemudian dikembalikan lagi ke masyarakat. Ada tiga program yang dikelola dengan menggunakan dana gerakan ini. Pertama, santunan beasiswa pendidikan yatim piatu dan dhuafa. Ini merupakan program yang pertama kali digerakkan melalui dana GSS. Awalnya dari tidak percaya dengan gerakan ini, tetapi ketika mereka merasakan SPP anak-anak mereka dibantu, warga pun mulai ikut membesarkan GSS.

photo
Relawan Gerakan Sedekah Sampah (GSS) mengikat sampah kardus di halaman Masjid Al Muharram, Bantul, Yogyakarta, Ahad (5/6/2022). Relawan akan mengambil dan memilah sedekah sampah dari warga sekitar setiap Ahad pertama di awal bulan. Sampah yang disedekahkan biasanya berupa kemasan plastik, botol, kertas, kardus yang masih memiliki manfaat. Hasil penjualan sampah nantinya akan menjadi kas GSS yang digunakan untuk kepentingan warga. - (Wihdan Hidayat / Republika)

"Target kami waktu itu membebaskan mereka dari persoalan tidak bisa bayar SPP. Sekarang alhamdulillah rata-rata ekonominya sudah membaik, jadi tidak diutamakan lagi, kami cari yang benar-benar membutuhkan," ujar dia.

Santunan sedekah bagi janda fakir miskin, yaitu Rp 50 ribu-Rp 100 ribu setiap paket selama tiga bulan sekali. Seiring waktu program ini terkadang diselingi dengan bantuan pemerintah maupun swasta. Program santunan kesehatan untuk setiap warga kurang mampu yang opname akan mendapatkan santunan Rp 500 ribu. Melihat manfaat besar dari GSS ini, tidak hanya warga Kampung Brajan maupun remaja masjid yang ikut memilah sampah di masjid. Anak-anak muda dari luar seperti mahasiswa juga kerap ikut serta.

Aktivitas yang hanya dilakukan sendiri oleh Ustaz Ananto kemudian bertambah dengan lima remaja masjid. Kini, relawan GSS telah mencapai hampir 50 orang dari murid SD hingga lansia. Proses pemilahan sampah dilakukan setiap Ahad pekan pertama dan ketiga setiap bulannya. Tidak hanya melalui sedekah sampah, Ustaz Ananto juga mendorong agar Masjid Al Muharram sebagai eco masjid dengan membuat bangunan ramah lingkungan dengan sinar matahari sebagai penerangan utama, memanen air hujan untuk wudhu, menanam banyak pohon, hingga akan memasang panel surya dalam waktu dekat.

Masjid Al Muharram juga menjadi masjid pertama yang memberi akses disabilitas serta menjadi masjid ramah anak di Bantul. Anak-anak di sekitar diajarkan apabila hari Ahad datang bermain ke masjid harus sambil membawa sampah. "Ini untuk membangun mentalitas dan karakter ketika bermain sambil belajar. Bagaimana beradaptasi, bersosialisasi dan kepekaan terhadap lingkungan, serta bertanggung jawab terhadap sampah," kata Ananto.

photo
Relawan Gerakan Sedekah Sampah (GSS) memilah sampah sedekah warga di halaman Masjid Al Muharram, Bantul, Yogyakarta, Ahad (5/6/2022). Relawan akan mengambil dan memilah sedekah sampah dari warga sekitar setiap Ahad pertama di awal bulan. Sampah yang disedekahkan biasanya berupa kemasan plastik, botol, kertas, kardus yang masih memiliki manfaat. Hasil penjualan sampah nantinya akan menjadi kas GSS yang digunakan untuk kepentingan warga. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Kini, Kampung Brajan menjadi kampung yang bersih dan ramah lingkungan. Ekonomi warganya pun sudah membaik seiring dengan berbagai bantuan yang diberikan melalui sedekah sampah ini. Kiprah Ustaz Ananto dalam membesarkan gerakan ini rupanya membuatnya dilirik oleh sejumlah pihak. Pihak Kedubes Norwegia serta berbagai NGO luar pernah beberapa kali mengunjunginya untuk sharing mengenai gerakan lingkungan yang bermula dari masjid ini.

Ustaz Ananto juga pernah ditunjuk menjadi salah satu delegasi Indonesia pada acara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) di Paris, Prancis, pada Maret 2020. Prestasinya dalam mengembangkan GSS ini juga telah membuatnya menjadi banyak pembicara seminar serta memberikan pelatihan mengenai sedekah sampah.

Tidak hanya itu, ia bahkan menginspirasi mesjid-mesjid lainnya untuk mengembangkan program serupa. GSS yang dipelopori oleh Masjid Al Muharram kini menginspirasi terbentuknya Gerakan Sedekah Sampah Indonesia Berbasis Masjid (GRADASI) yang beranggotakan beberapa masjid dari seluruh Indonesia. "Saya ingin lebih mengembangkan lagi Al Muharram menjadi eco masjid. Insya Allah sebelum Idul Adha kami akan memasang panel surya disponsori oleh Muhammadiyah," ujar Ustaz Ananto.

Masjid Hijau demi Bumi yang Lestari

Sudah banyak masjid yang menyadari pentingnya gerakan ramah lingkungan

SELENGKAPNYA

Hadapi Perubahan Iklim Lewat Eco Masjid

Masjid berupaya untuk mencontohkan apa yang dibicarakan.

SELENGKAPNYA

Revolusi Hijau di Masjid Istiqlal

Air yang sudah diolah bersih ditampung pada satu tempat yang kemudian digunakan untuk menyiram tanaman dan pepohonan di area Istiqlal.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya