
Laporan Utama
Masjid Hijau demi Bumi yang Lestari
Sudah banyak masjid yang menyadari pentingnya gerakan ramah lingkungan
Oleh RATNA AJENG TEJOMUKTI, DEA ALVI SORAYA
"Masjid yang sangat nyaman, cuma waktu pas wudhu airnya kecil sekali ya?" ulasan warganet lewat mesin pencari Google usai mengunjungi sebuah masjid yang dikenal sebagai Masjid Ramah Lingkungan di perumahan Talaga Sakinah, Cikarang Barat, Bekasi.
Admin Masjid Baitul Makmur pun dengan sigap memberikan penjelasan terkait keluhan jamaah tersebut. Kucuran air wudhu yang kecil memang sengaja dibuat demikian sebagai salah satu program hemat air eco masjid.
"Alhamdulillah, air wudhunya memang sengaja dirancang keluarnya kecil pakai keran hemat air, eco masjid, masjid ramah lingkungan," tulis admin akun Masjid Baitul Makmur.
Gaung tentang masjid ramah lingkungan memang masih minim di kalangan umat Islam di Indonesia. Ketua DKM Masjid Baitul Makmur, Muhammad Suhapli, menjelaskan butuh waktu agar jamaah ataupun warga di lingkungan masjid punya kesadaran lingkungan sejak diterapkannya eco masjid di Baitul Makmur.
Kini kepedulian dan kesadaran jamaah serta warga permukiman semakin tinggi mendukung penuh program sedekah sampah yang kami inisiasi.MUHAMMAD SUHAPLI Ketua DKM Masjid Baitul Makmur
Menurut Suhapli, tidak sedikit warga bahkan jamaah yang berpikir negatif karena banyaknya tong sampah berisi rongsokan di area masjid.
"Kini kepedulian dan kesadaran jamaah serta warga permukiman semakin tinggi mendukung penuh program sedekah sampah yang kami inisiasi," ujar Suhapli.

Sejak 2019, MUI telah melakukan sosialisasi kepada masjid yang memiliki sarana dan prasarana yang mendukung untuk menerapkan eco masjid. Masjid Baitul Makmur pun menjadi salah satu percontohan hingga skala nasional dan mendapat penghargaan dari MUI sebagai Masjid Ramah Lingkungan pada tahun 2020 untuk kategori tumbuh.
Program pertama yang dicanangkan oleh masjid ini adalah program sedekah sampah. Hingga saat ini, Masjid Baitul Makmur telah bergabung bersama 50 masjid lainnya sebagai masjid penggerak dalam jaringan Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (Gradasi).
Belum lama ini, kegiatan terbesar masjid, yakni Gradasi Akbar yang dihelat pada September 2022. Event tersebut diselenggarakan di lingkungan sekitar masjid dengan mengumpulkan sampah bernilai ekonomi, seperti kertas, plastik, logam, kaleng, minyak jelantah, elektronik, sepeda, sepeda motor, rongsok, dan sejenisnya.
Tak hanya kegiatan insidental, Masjid Baitul Makmur membuka sedekah sampah rutin setiap hari. Tong sampah untuk sedekah juga tersedia di sudut-sudut masjid sesuai dengan jenis sampahnya.
Setiap tahun, masjid ini mampu mengumpulkan sampah bernilai ekonomi hingga empat ton senilai 20 hingga 25 juta rupiah. Uang tersebut dimanfaatkan untuk kas masjid dan fasilitas pengajian anak-anak.
View this post on Instagram
Bagi warga yang memiliki volume sampah atau rongsok dalam jumlah banyak dan berukuran besar, masjid juga memiliki program Pajero (Pasukan Jemput Rongsok). Untuk program ini, masjid hanya memiliki dua kendaraan, yakni bak roda tiga dan mobil bak terbuka.
Suhapli menjelaskan, alur pengelolaan sedekah sampah. Pertama, pembersihan dan pemilahan sampah, yakni warga memilah dan membersihkan sampah dari rumah. Sampah yang sudah bersih disetor ke masjid dengan memasukkan sampah ke tempat sampah sesuai kategorinya.
Berikutnya, penjualan sampah dengan pemisahan sampah berdasarkan kategorinya kemudian dijual ke pengepul maupun bank sampah terdekat. Keempat, pemanfaatan dan penyaluran keuntungan penjualan sampah.
Dana yang tersimpan akan disalurkan melalui program yang sudah dirancang, seperti santunan untuk fakir miskin, yatim piatu, dan janda di sekitar lingkungan Masjid. Kelima, pencatatan hasil penjualan sampah. Hasil keuntungan penjualan sampah dicatat dan disimpan oleh dewan pengurus masjid (DKM).
Selain sedekah sampah, program lain yang dilakukan Masjid Baitul Makmur, yakni hemat energi, baik listrik maupun air. Untuk program hemat air, bekas air wudhu ditampung agar tidak terbuang percuma ke selokan.
Dari penampungan air bekas air wudhu digunakan untuk menyiram tanaman dan memelihara ikan. "Kalau tangki air penampungan penuh kita alirkan ke sumur resapan di sekitar masjid," kata Suhapli.
Masjid ini juga menyediakan tempat khusus untuk sisa makanan dapur. Sisa makanan ini tidak dibuang dan dicampur dengan sampah lain, dan bisa menjadi pupuk. Di masjid tersedia lobang biopori atau losada untuk menampung sisa makanan.
Kemudian untuk menjadi pupuk sampah dikomposkan pada komposter bata terawang. Untuk obat pembersih toilet juga menggunakan ecoenzim. Ecoenzim ini produksi jamaah sendiri yang dibuat dari campuran kulit buah yang difermentasikan.
Tak hanya jamaah, masjid ini juga terbuka untuk masyarakat umum, baik untuk ibadah maupun sewa tempat. Agar disiplin menjaga lingkungan tetap terjaga, DKM masjid menempelkan stiker dan mading informatif bagi pengunjung.
Selain itu, masjid juga menyediakan wastafel untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah masuk toilet. Memakai gentong keramik dan gayung batok kelapa yang ramah lingkungan.
Masjid kini menggunakan lampu LED yang hemat energi. Menempatkan beberapa tanaman indoor yang bisa menetralisasi racun atau toksin, seperti tanaman sansivera juga pengharum alami untuk menambah aroma segar di sekitar ruangan.
Program terbaru dari masjid ini adalah Taman Edukasi Lingkungan. Melihat kesuksesan berbagai program peduli lingkungan yang dicanangkan, menarik pengembang perumahan Talaga Sakinah untuk menyerahkan pemanfaatan lahan kosong seluas dua ribu meter sebagai taman edukasi lingkungan.
"Kami menanam berbagai tanaman untuk dikonsumsi secara hidroponik dengan berbagai teknik, nantinya pengunjung tidak hanya melihat hasil tanam, tetapi juga bisa berlatih cara menanam dan membawa pulang bibit dan hasil panennya,"ujar dia.
Tak hanya runag hidroponik, edupark ini juga akan menyediakan green house yang dapat dimanfaatkan untuk pengunjung terutama anak-anak sekolah untuk belajar tentang tanaman. Selain hidroponik, green house juga akan tersedia ruang briefing, gazebo, rumah kompos untuk praktik belajar membuat kompos, taman anggur, taman anggrek, taman toga (tanaman obat keluarga), kapulaga, palawija, dan lengkuas.
Di Bandung, Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) tidak ketinggalan dalam gerakan masjid ramah lingkungan. Direktur Masjid Salman ITB, Salim Rusli, mengatakan program eco masjid sudah diterapkan di Masjid Salman sejak 2017, mulai dari peluncuran program pemilahan dan pengolahan sampah melalui teknik kompos, pengolahan dan penampungan air hujan melalui Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH), penggunaan panel surya, hingga urban farming.
Salim menerangkan, visi utama penerapan Salman Green Mosque adalah untuk menjadi masjid kampus mandiri pelopor pembangunan peradapan Islami, yang dibarengi dengan misi untuk mewujudkan konsep keadilan.
Keadilan sendiri, dijelaskan Salim, terdiri atas keadilan intergenerasi dan antargenerasi. Intergenerasi, merupakan keadilan sosial antarsesama, yang biasanya diwujudkan dengan pengentasan kemiskinan dan ketimpangan, jelasnya.
"Sedangkan yang antargenerasi lebih kepada alam, jadi kita concern bagaimana menjaga alam agar tetap dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya, bagaimana kita bisa bersikap adil terhadap alam dan lingkungan agar generasi mendatang bisa memiliki porsi yang sama dalam menikmati keindahan alam," kata Salim kepada Republika.id, Senin (5/6/2023).

Salim mengatakan, sejauh ini Masjid Salman memang selalu fokus untuk membumikan isu-isu lingkungan, dengan selalu menyelipkan edukasi tentang pemilahan dan pengolahan sampah di setiap kegiatan yang diselenggarakan Masjid Salman, terutama momen-momen hari besar Islam.
Hingga kini, Masjid Salman masih konsisten melangsungkan program sedekah sampah. Jamaah dapat membawa sampah anorganik yang dapat didaur ulang sebagai alat pengganti bersedekah. "Nantinya kita akan olah atau jual yang nantinya diperuntukkan sebagai infak masjid," katanya.
Nantinya kita akan olah atau jual yang nantinya diperuntukkan sebagai infak masjidSALIM RUSLI Direktur Masjid Salman ITB
Salim juga berkomitmen akan terus mengoptimalkan program-program lain agar status Masjid Salman sebagai masjid hijau dapat lebih terasa dan membawa manfaat yang besar bagi lingkungan.
Menurut dia, saat ini sudah banyak masjid yang mulai menyadari pentingnya gerakan ramah lingkungan. Dia juga menegaskan, sebagai area publik, sudah sepatutnya masjid dapat menjadi wadah edukasi untuk menanamkan pemahaman terkait bagaimana menjaga alam.
Lebih lanjut, dia menerangkan, setiap Muslim memliki tugas sebagai khalifah yang salah satunya diamanatkan untuk memelihara bumi, sehingga sudah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk menjaga dan melestarikan keindahan bumi.
Masjid, menurut dia, dapat menjadi ruang aktivitas, penyebaran informasi, dan edukasi, juga wadah kolaborasi agar tugas untuk menjaga kelestarian bumi dapat tersalurkan dengan baik.
"Kita perlu optimalkan agar masjid dapat berperan dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan, dengan berbagai upaya yang mungkin dapat dikembangkan dalam aktivitas beribadah di masjid," kata dia.
Hadapi Perubahan Iklim Lewat Eco Masjid
Masjid berupaya untuk mencontohkan apa yang dibicarakan.
SELENGKAPNYARevolusi Hijau di Masjid Istiqlal
Air yang sudah diolah bersih ditampung pada satu tempat yang kemudian digunakan untuk menyiram tanaman dan pepohonan di area Istiqlal.
SELENGKAPNYAMengawal Gadis Belia Korban Perkosaan Menuntut Keadilan
Ada guru, kepala desa, hingga polisi yang memperkosa R.
SELENGKAPNYA