Khoirul Hikmah Faqih | Dokpri

Uswah

Khoirul Hikmah Faqih, Bangkit Lewat Energi Baru Alquran

Anggota MQA telah tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

Oleh MABRUROH

Komunitas Madrasah Qur'an Aswaja (MQA) menjadi wadah bagi Muslimah untuk menimbah ilmu agama. Lewat komunitas ini, kaum hawa bersama-sama belajar Alquran, fikih, dan Ahlusunah Waljamaah (Aswaja).

Waktu belajar yang fleksibel, memudahkan para Muslimah untuk belajar sambil tetap berkegiatan dan tidak meninggalkan kewajibannya, baik sebagai pelajar, pekerja, maupun ibu rumah tangga.

Anggota MQA tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, seperti di Cirebon, Kuningan, Indramayu, Demak, Yogya, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, hingga Sulawesi. Didirikan pada Mei 2021, MQA telah memiliki anggota hingga lebih dari 80 orang.

Khoirul Hikmah Faqih atau yang akrab disapa Nok Imah oleh keluarganya mendirikan MQA karena kecintaannya kepada Alquran. Nok Imah tumbuh besar dalam pengasuhan keluarganya yang amat mencintai Alquran dan membuatnya tumbuh sebagai anak yang juga gemar mempelajari ilmu Alquran.

 
Kita boleh bersedih, tapi tidak boleh berlarut-larut. MQA ini memberikan energi baru, khususnya untuk saya yang sedang mengalami masa transisi
KHOIRUL HIKMAH FAQIH
 

MQA lahir setelah wafatnya ibunda tercinta. Di tengah guncangan dan kesedihan yang dahsyat itu, MQA membuatnya kembali bangkit berdiri.

"Kita boleh bersedih, tapi tidak boleh berlarut-larut. MQA ini memberikan energi baru, khususnya untuk saya yang sedang mengalami masa transisi, yang tadinya selalu bersama ibu dan sekarang tidak ada, aduh, luar biasanya, MQA ini lahir saat saya mencoba berdamai dengan kehilangan ibu," ujar gadis asal Jagapura, Cirebon, itu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Madrasah Qur'an Aswaja (@mqa.id)

Menurut dia, MQA bisa juga disebut sebagai sekolah bagi para pemula yang hendak kembali mempelajari Alquran. Apa yang diajarkan di MQA tidak lepas dari ilmu yang didapatkannya dari para ustazah di pesantrennya di Lirboyo.

“Jadi, nanti di sana ada materi tahsin, kita belajar ilmu tajwidnya, belajar membaca Alqurannya. Nah, yang sudah punya hafalan Alquran kita juga bisa bareng-bareng murajaah,” ujar Imah, bungsu dari enam bersaudara ini.

“Pokoknya di MQA pertama itu belajar makhrajul huruf dulu, baru nanti lainnya, sifat huruf, seperti iqlab-ikhfa, baru dipelajari setelah itu. Jadi, MQA dari awal makhrajul huruf, sifat huruf, dan bacaan-bacaan yang sulit di Alquran kita juga bahas di sana,” tuturnya.

Imah mengaku tidak sembarangan dalam memilih guru yang akan menjadi pemateri dalam komunitasnya. Guru komunitas tersebut haruslah seorang penghafal Alquran yang sanadnya muttashil sampai ke Rasulullah.

Begitu juga dengan materi-materi yang lain, seperti materi fikih yang juga menjadi materi penting di MQA. Fiqih yang diangkat adalah fikih ubudiyah atau ilmu fikih yang sering dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti taharah atau bersuci, bab shalat, hingga perkara haid yang sangat dia tekankan untuk para anggota MQA.

photo
Madrasah Quran Aswaja - (Ist)

“Di fikih, kita dimulai dari cara bersuci yang benar. Bagaimana kita melihat najis? Bagaimana kita harus membersihkan najis? Ini termasuk najis apa? Bagaimana caranya kita tahu ini najis atau bukan? Itu kan hal yang paling dasar dan penting untuk ke-sah-an kita dalam shalat, dalam beribadah. Jadi, kalau taharahnya sudah benar, baru ke bab shalat. Dan karena MQA ini komunitas belajar perempuan, ya, jadi saya ingin juga mengangkat ilmu haid, dikupas secara tuntas, insya Allah,” ujar gadis kelahiran 1996 ini.

Selain mempelajari Alquran dan ilmu fikih, MQA juga menyajikan materi lain, seperti psikologi dan Aswaja (Ahlusunah Waljamaah). Materi-materi ini diberikan setiap satu pekan. Dalam satu bulan, anggota akan menerima empat materi yang berbeda setiap pertemuan.

Santri lulusan pondok pesantren Murottilil Qur’an Lirboyo ini berharap MQA bisa menjadi wadah belajar yang bisa menebarkan manfaat bagi para anggotanya pada usia yang baru dua tahun.

MQA pun diharapkan bisa memberikan energi baru kepada para Muslimah yang ingin meng-upgrade diri untuk terus belajar dan belajar, termasuk juga untuk menyampaikan ilmu-ilmu dari pendiri dan pengasuh MMQ Lirboyo Kediri, Jawa Timur, Kiai Muhammad Maftuh Basthul Birri.

“Semoga adanya MQA sebagai wadah untuk menyampaikan ilmu-ilmu Abah Yai Maftuh tentang pentingnya belajar Alquran dan ilmu yang terkandung di dalamnya. Karena beliau, Abah Yai, betul-betul memperjuangkan ilmu Alquran sampai pada penulisan Alquran dengan metode rasm Utsmani,” ujar Imah yang sedang dalam tahap akhir untuk tes hafalan 30 juznya.

Imah lahir dari orang tua yang memang gemar mengaji dan mempelajari Alquran. Bahkan, ibundanya semasa hidup selalu istiqamah mengkhatamkan Alquran setiap satu pekan.

Kecintaannya pada dunia pendidikan dan Alquran memang telah mendarah daging. Karena itu, komunitas belajar ini Alquran menjadi mimpi Imah sejak belia yang bahkan tidak pernah dibayangkan akan terwujud secepat ini.

Menghapus Stigma 'Si Tangan Panas' dalam Urusan Berkebun

Kunci dari berkebun hanyalah belajar dan mencari tahu.

SELENGKAPNYA

Mendampingi Anak Melalui Masa Pubertas dengan Optimal

Pendidikan seks dapat diberikan, bahkan sejak usia balita.

SELENGKAPNYA

Pro dan Kontra Makan Nasi Putih Setiap Hari

Namun, apakah nasi putih sehat?

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya