
Kabar Tanah Suci
Dua Belas Jam Kehilangan Istri di Masjidil Haram
Kakek berusia 71 tahun ini terpisah dari istrinya yang berusia 65 tahun di tengah lautan manusia.
Oleh FUJI EKA PERMANA dari MAKKAH, ARAB SAUDI
Sabir Syam Syamsuddin Saibi (71 tahun) tidak mampu menahan tangis. Keharuan tampak dari tangan berurat yang terus mengusap air mata di wajahnya. Demikian dengan sang istri, Yusnida (65 tahun) yang juga menyeka air mata dengan jari-jari tangannya.
Kedua pasangan lansia berkursi roda tersebut masih mengenang perpisahan mereka selama 12 jam saat melaksanakan umrah di Masjidil Haram.
Ketika sedang berada di lautan manusia dalam prosesi sa'i di bukit Safa dan Marwah, Syamsuddin terpisah dari istrinya.

Dia kaget karena tiba-tiba tidak melihat istri tercintanya saat sedang sa'i di Masjidil Haram pada Selasa (6/6/2023) malam waktu Arab Saudi. Kakek berusia 71 tahun itu terpisah dari istrinya yang berusia 65 tahun di tengah lautan manusia yang sedang melaksanakan ibadah sa'i di antara bukit Safa dan Marwah.
Setelah terpisah selama 12 jam dengan istrinya, berkat bantuan petugas haji Indonesia, Syamsuddin dapat bertemu kembali dengan istrinya. Di atas kursi roda masing-masing, pasangan lansia itu saling melihat satu sama lain dengan penuh haru dan syukur.
"Iya, terpisah selama 12 jam," kata Yusnida sambil melihat suaminya yang mengusap air mata haru yang penuh rasa syukur, Selasa (6/6/2023) malam.
Petugas haji Indonesia menginformasikan bahwa pasangan lansia ini terus berusaha mencari satu sama lain. Begitu dapat bertemu dan berkumpul kembali, pasangan itu pun menahan tangis haru.
Petugas haji Indonesia tersenyum bahagia saat bisa membantu mempertemukan dua pasangan lansia yang saling setia. Mereka juga memberi semangat kepada Samsyuddin dan Yusnida untuk menjalankan proses ibadah haji di Makkah.

Menurut salah satu petugas, dua jamaah haji lansia yang harus menggunakan kursi roda itu mengalami demensia. Momentum pertemuan kembali Syamsuddin dan istrinya terjadi di depan Terminal Syieb Amir. Pada musim haji tahun ini, kasus jamaah demensia memang terbilang sering terjadi. Terlebih, jamaah lansia menyumbang 30 persen dari total jamaah haji tahun ini.
Demensia adalah kondisi menurunnya cara berpikir dan daya ingat seseorang yang biasa terjadi pada lansia. Demensia merupakan gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat, disorientasi waktu, dan disorientasi orang-orang di sekitarnya.
Pada awalnya, penderita demensia akan mudah lupa, terutama untuk kejadian-kejadian yang baru saja dialami. Mereka juga sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempat terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya ke embarkasi atau ke Arab Saudi.
Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dr Edi Supriyatna mengatakan, sampai dengan Selasa (6/6/2023), pukul 17.30 waktu Arab Saudi, ada dua orang jamaah haji yang dirawat karena demensia.
Penanganan jamaah haji yang mengalami demensia adalah memberikan stimulasi kognitif, yaitu dengan mengajak jamaah haji bercerita dan bersosialisasi. "Maka sangat dibutuhkan dukungan dari keluarga atau teman-teman sekamarnya untuk bersosialisasi," kata Edi saat dihubungi Republika di Makkah, Selasa (6/6/2023).
Edi menyampaikan, jamaah haji yang mengalami demensia sebaiknya ditangani dahulu demensianya. Jika sudah tertangani dan pulih, ia bisa beraktivitas kembali, termasuk melakukan shalat di Masjidil Haram dengan didampingi.
Menurut dia, jamaah haji lansia yang hendak menunaikan ibadah shalat di Masjidil Haram membutuhkan pendamping, baik itu oleh ketua regu, kepala rombongan, maupun teman-temannya.
E-Money Syariah Menggunakan Akad Apa?
Karena banyak pihak, apa saja akad yang diberlakukan dalam e-money?
SELENGKAPNYARusia Tuding Ukraina Sabotase Bendungan Kakhovka
Warga menyalahkan Rusia atas jebolnya bendungan Nova Kakhova.
SELENGKAPNYARudal Hipersonik Iran Sukar Dibendung Israel
Iran menyebut rudal terbarunya untuk menangkal agresi asing.
SELENGKAPNYA