
Olahraga
Tembok Kokoh Inter Membuat Guardiola Cemas
Manchester City akan bermain lebih sabar di final Liga Champions.
JAKARTA -- Juru taktik Manchester City Pep Guardiola punya satu kekhawatiran tersendiri menjelang laga final Liga Champions antara City melawan Inter Milan, Ahad (11/6/2023). Kekhawatiran itu adalah kokohnya tembok pertahanan I Nerazzurri.
Mantan pelatih Barcelona itu bahkan menilai akan sangat sulit bagi para penggawa the Citizens untuk bisa membongkar pertahanan I Nerazzurri dalam laga yang bakal digelar di Stadion Attaturk Olympic, Istanbul, Turki, tersebut.
"Apa yang kami harus lakukan adalah memahami sistem permainan mereka dengan berbagai kesulitan yang menyertainya. Rasanya akan sulit untuk bisa menembus pertahanan Inter Milan," tutur Guardiola, seperti dikutip Reuters, Rabu (7/6/2023).
Upaya menembus pertahanan I Nerazzurri, ujar Guardiola, tidak akan selesai dengan hanya empat atau tiga operan kunci. Karena itu, pelatih berusia 52 tahun itu menuntut anak-anak asuhnya untuk bisa bermain lebih sabar, menanti momen yang tepat, dan cerdik mengatur tempo permainan untuk bisa menembus pertahanan La Beneamata.

Kekhawatiran Guardiola bukan tanpa alasan. Kendati City menjadi tim paling produktif di pentas Liga Champions musim ini, Inter Milan merupakan tim dengan pertahanan terbaik, setidaknya dalam torehan catatan clean sheet. Dari 12 laga dalam perjalanan menuju final Liga Champions, I Nerazzurri menorehkan delapan kali clean sheet.
Tidak hanya itu, Lautaro Martinez dan kawan-kawan juga hanya kebobolan tiga gol di enam laga terakhir Liga Champions musim ini. Selain soal performa solid sektor pertahanan, Guardiola juga tidak menutup mata soal kemampuan para penggawa I Nerazzurri dalam melancarkan serangan yang efektif.
''Mereka memiliki organisasi permainan yang baik, tidak hanya saat bertahan, tapi juga menyerang. Transisi permainan mereka juga begitu bagus. Jadi, akan sangat sulit bagi kami untuk bisa menerapkan pressing tinggi,'' tutur mantan pelatih Bayern Muenchen tersebut.
Kendati begitu, the Citizens memiliki motivasi besar kala menatap laga kontra Inter Milan. Setelah mengamankan titel Liga Primer Inggris dan titel Piala FA, City berpeluang besar mengakhiri musim ini dengan raihan tiga trofi atau kerap disebut treble winners.
Laga itu sekaligus menjadi peluang terbaik bagi City untuk merengkuh titel Liga Champions pertama dalam sejarah klub. Itu juga untuk membayar kekecewaan karena dibekap Chelsea, 0-1, di partai final Liga Champions musim 2020/2021 silam.
Namun, Guardiola menegaskan, City harus bisa berfokus sepenuhnya untuk bisa tampil maksimal di laga kali ini daripada memikirkan soal potensi raihan tiga gelar sekaligus ataupun membalas kekecewaan pada dua musim lalu.
"Kami akan melakukan yang terbaik. Partai final adalah soal bagaimana Anda bereaksi di atas lapangan selama 90 menit. Ini bukan soal sejarah. Ini soal bagaimana tampil lebih baik dari lawan Anda. Apa yang telah kami raih di fase grup, Liga Primer Inggris, dan Piala FA tidak ada artinya di laga ini," ujar Guardiola.

Guardiola mengakui, timnya tidak memiliki persiapan khusus untuk meraih hasil maksimal dalam laga melawan Inter Milan. City berpeluang memecahkan rekor anyar apabila sukses melewati adangan I Nerazzurri di laga tersebut. Tidak hanya soal raihan trofi Liga Champions pertama, City juga memiliki peluang menjadi tim asal Inggris kedua yang mampu menyabet status sebagai treble winners.
Keberhasilan meraih titel Liga Champions itu akan melengkapi torehan trofi Liga Primer Inggris dan gelar juara Piala FA pada musim ini. City pun bakal mengikuti jejak Manchester United yang meraih tiga gelar sekaligus pada akhir musim 1998/1999. Sederet potensi torehan prestasi itu dinilai bakal memberikan tekanan tersendiri bagi the Citizens menjelang laga kontra Inter Milan.
Guardiola pun mencoba meredam tekanan tersebut dengan bersikap lebih tenang dalam menatap laga menghadapi I Nerazzurri tersebut. Ia belajar dari kegagalan City merengkuh trofi Liga Champions setelah dibekap Chelsea, 0-1, di partai final musim 2020/2021. Begitu juga kala City harus rela mengakhiri Liga Champions musim lalu di babak semifinal, tepatnya setelah disingkirkan Real Madrid.
''Saya belajar, antusiasme dan tekanan berlebihan tidak cocok untuk kami. Kami akan datang ke laga itu dengan harapan mewujudkan mimpi, tampil maksimal, dan meraih kemenangan,'' kata Guardiola, seperti dilansir laman resmi UEFA, Selasa (6/6/2023).
Dia menegaskan, the Citizens tidak akan melakukan sesi latihan khusus ataupun strategi khusus guna menghadapi laga kontra La Beneamata tersebut. Rutinitas para penggawa the Citizens akan berjalan seperti layaknya saat masih melakoni kompetisi Liga Primer Inggris.
''Kami akan melakukan pendekatan yang sama seperti setiap tengah pekan di Liga Primer Inggris. Kami akan memastikan semua pemain terfokus dan tahu apa yang harus mereka lakukan, tidak lebih dari itu,'' tutur eks pelatih Bayern Muenchen tersebut.
Kendati begitu, Guardiola memahami, salah satu faktor penting bagi City agar bisa dianggap sebagai klub besar di Eropa adalah dengan menjuarai Liga Champions. Selama ini, terutama sejak akuisisi kepemilikan City oleh perusahaan asal Abu Dhabi pada 2008, City terus berusaha untuk bisa meraih kesuksesan di kompetisi Eropa.
Meski terus mendominasi kompetisi domestik, the Citizens terus gagal mewujudkan ambisi tersebut. Kini, kesempatan itu kembali datang pada musim ini. "Kami harus menerima, apabila kami ingin mengambil langkah besar sebagai klub besar, kami harus menjuarai Liga Champions. Namun, menurut saya, hal terpenting adalah konsistensi untuk bisa terus bersaing di kompetisi ini. Dua tahun lalu, kami berada di partai final. Kini, kami masih bisa bersaing dan berada di posisi ini," kata Guardiola.

Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi mengaku tidak gentar untuk menghadapi Manchester City. Melihat permainan City musim ini, tim tersebut difavoritkan untuk meraih trofi Liga Champions pertama kalinya dalam sejarah klub. Ini adalah kedua kalinya City mencapai final di bawah asuhan Pep Guardiola dalam tiga musim terakhir.
City menghancurkan juara bertahan Real Madrid di babak semifinal dengan agregat 5-1. Adapun di final Piala FA, mereka mengalahkan Manchester United dengan skor 2-1. Kendati demikian, Inzaghi tak takut dengan catatan mentereng the Citizens tersebut.
“Kami sangat menghormati, tapi kami bangga memainkan final ini karena kami menginginkannya dengan segenap kekuatan kami,” ujar Inzaghi, dilansir dari Firstpost, Selasa (6/6).
Inzaghi harus memikirkan cara menghentikan laju serangan City yang dipimpin oleh Erling Haaland. Pemain internasional Norwegia itu mencetak 12 gol di kompetisi Eropa musim ini sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak Liga Champions.
Inzaghi harus benar-benar memilih bek tengah yang tangguh untuk mengawasi pergerakan Haaland, salah satunya adalah Alessandro Bastoni. Dia satu dari tiga bek tengah yang dipersiapkan Inzaghi untuk menjaga Haaland.

Inzaghi meminta mereka tidak takut untuk menghadapi Haaland karena ini adalah permainan sepak bola. Ia menegaskan, final nanti merupakan pertandingan antara Inter melawan City, bukan individu melawan tim.
“Tidak ada rasa takut, hanya tingkat ketegangan yang tepat. Lebih dari segalanya, ada kebahagiaan. Saya tidak sabar untuk keluar ke lapangan,” katanya.
Mantan pelatih Lazio itu mengaku belum memutuskan pemain yang akan menemani Lautaro Martinez di lini depan. Ia masih mempertimbangkan Edin Dzeko atau Romelu Lukaku yang performanya tengah menanjak.
Striker asal Belgia itu menakjubkan sejak April hingga mendapatkan banyak pujian dari penggemar. Lukaku mencetak tujuh gol dan lima assist dalam 11 pertandingan terakhirnya. Itu akan memberi ia peluang untuk dipasang sebagai starter.
“Saya belum memutuskan menyerang, di lini tengah, atau bertahan karena saat ini, seperti dalam dua bulan terakhir, saya memiliki kemungkinan untuk memilih. Itu hal terbaik sebagai pelatih,” kata Inzaghi.
Adab Sebelum Ilmu
Adab yang baik menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan keberkahan ilmu.
SELENGKAPNYATidak Profesional, Kemenag Minta Saudi Airlines Diperiksa
Tingkat perubahan dan keterlambatan jadwal penerbangan jamaah haji Indonesia 2023 cukup tinggi
SELENGKAPNYACara Menyenangkan untuk Tekan Risiko Diabetes
Lebih dari satu jam olahraga ringan hingga berat, memiliki risiko 74 persen lebih rendah terhadap diabetes tipe dua.
SELENGKAPNYA