ILUSTRASI Khabbab bin Arats adalah seorang sahabat Nabi SAW. | DOK WIKIPEDIA

Kisah

Kesabaran Khabbab bin Arats

Khabbab bin Arats adalah seorang sahabat Nabi yang pernah alami siksaan dahsyat dari kafir Quraisy.

Khabbab bin Arats adalah seorang pandai besi yang ahli membuat persenjataan, terutama pedang. Senjata yang dibuatnya kemudian dijual kepada penduduk Makkah. Karena keunggulan kualitas, produknya itu laku di pasaran dan namanya pun kian berkibar.

Sejak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Khabbab mendapatkan kedudukan yang tinggi di antara orang-orang yang tersiksa dan teraniaya. Walau pun miskin, dirinya berani menghadapi kesombongan dan kesewenangan kaum Quraisy.

Karena itu, banyak sejarawan memandangnya sebagai seorang perintis syiar Islam, khususnya pada fase dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah. Sya’bi berkata, "Khabbab menunjukkan ketabahannya, hingga tak sedikit pun hatinya terpengaruh oleh tindakan biadab orang-orang kafir."

Kafir Quraisy kian menggila. Suatu hari, mereka menjarah rumah Khabbab dan mengambil semua besi dari sana. Kemudian, orang-orang itu mengikat sang pemilik rumah pada sebuah tiang.

Besi-besi yang mereka jarah lantas dimasukkan ke dalam api yang menyala. Tanpa rasa perikemanusiaan sedikit pun, besi yang panas itu kemudian ditempelkan pada tubuh, tangan dan kaki Khabbab.

Kejadian itu merupakan teror baginya. Beberapa hari kemudian, ia bersama kawan-kawannya sependeritaan menemui Rasulullah SAW. Bukan lantaran kecewa atas pengorbanan, melainkan mengharapkan keselamatan.

Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, tidakkah Tuan hendak memintakan pertolongan bagi kami?"

 
Wahai Rasulullah, tidakkah Tuan hendak memintakan pertolongan bagi kami?
   

Rasulullah SAW pun duduk, mukanya jadi merah, lalu sabdanya: "Dulu sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang disiksa, tubuhnya dikubur kecuali leher ke atas. Lalu diambil sebuah gergaji untuk menggergaji kepalanya, tetapi siksaan demikian itu tidak sedikit pun dapat memalingkannya dari agamanya. Ada pula yang disikat antara daging dan tulang-tulangnya dengan sikat besi, juga tidak dapat menggoyahkan keimanannya."

Beliau juga menjanjikan, Islam akan berjaya hingga kelak suatu hari orang-orang Arab tidak akan mengganggu satu sama lainnya. Mereka hanya takut kepada Allah SWT. "Sehingga setiap pengembara yang bepergian dengan aman dari Sana'a Hadhramaut (dapat menuju Makkah)."

Khabbab dengan kawan-kawannya mendengarkan kata-kata itu, bertambahlah keimanan dan keteguhan hati mereka. Dan masing-masing berikrar akan membuktikan kepada Allah dan Rasul-Nya hal yang diharapkan dari mereka, ialah ketabahan, kesabaran dan pengorbanan.

 
Khabbab menanggung penderitaan dengan sabar, tabah dan tawakkal.
   

Demikianlah, Khabbab menanggung penderitaan dengan sabar, tabah dan tawakkal. Orang-orang Quraisy terpaksa meminta bantuan Ummi Anmar, yakni bekas majikan Khabbab yang telah membebaskannya dari perbudakan. Wanita tersebut akhirnya turun tangan dan turut mengambil bagian dalam menyiksa dan menderanya.

Dalam penyiksaan terhadap Khabbab kali ini, wanita tersebut mengambil besi panas yang menyala, lalu menaruhnya di atas kepala dan ubun-ubun orang Muslim tersebut. Tentu saja, sahabat Nabi SAW ini kesakitan, tetapi sengaja menahan nafasnya karena tidak ingin suara erangannya menjadi penyebab para algojo tersebut puas dan gembira.

Pada suatu hari Rasulullah SAW lewat di hadapannya, sedang besi yang membara di atas kepalanya membakar dan menghanguskannya. Hingga kalbu Rasulullah pun bagaikan terangkat karena pilu dan iba hati. Beliau berdoa, "Ya Allah, limpahkanlah pertolongan-Mu kepada Khabbab!"

 
Ya Allah, limpahkanlah pertolongan-Mu kepada Khabbab!
   

Dan kehendak Allah pun berlakulah, selang beberapa hari, Ummi Anmar menerima hukuman qishas. Seolah-olah hendak dijadikan peringatan oleh Yang Maha Kuasa baik bagi dirinya maupun bagi algojo-algojo lainnya. Ia diserang oleh semacam penyakit panas yang aneh dan mengerikan. Menurut keterangan ahli sejarah ia melolong seperti anjing.

Dan orang memberi nasihat bahwa satu-satunya jalan atau obat yang dapat menyembuhkannya ialah menyeterika kepalanya dengan besi menyala. Demikianlah, kepalanya yang angkuh itu menjadi sasaran besi panas, yang disetrikakan orang kepadanya tiap pagi dan petang.

Jika orang-orang Quraisy hendak mematahkan keimanan dengan siksa, maka orang-orang beriman mengatasi siksaan itu dengan pengorbanan. Dan Khabbab adalah salah seorang yang terpilih. Boleh dikata seluruh waktu dan masa hidupnya dibaktikannya untuk agama yang panji-panjinya mulai berkibar.

Dalam masa kerasnya intimidasi yang dilakukan kafir Quraisy, Muslimin tetap teguh beriman. Mereka pun terus melangsungkan majelis-majelis ilmu, termasuk membahas ayat-ayat Alquran yang turun kepada Nabi SAW. Khabbab ikut dalam halakah ini. Di antara para sahabat, ia tergolong fasih dalam mengaji. 

Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan mengenai dirinya, bahwa Rasuiullah SAW pernah bersabda, "Barangsiapa ingin membaca Alquran tepat sebagaimana diturunkan, hendaklah ia meniru bacaan Ibnu Ummi Abdin (Khabbab bin Arats)!"

Khabbab adalah sosok yang mengajarkan Alquran kepada Fatimah binti Khatthab dan suaminya Sa’id bin Zaid ketika keduanya dipergoki oleh Umar bin Khatthab. Begitu mendengar ayat-ayat Alquran dibacakan, tenanglah hati Umar dan bahkan lelaki dari Bani Adi ini bersegera menyatakan iman dan Islam di hadapan Rasulullah SAW.

Benarkah Perempuan Juga Mimpi Basah?

Ketentuan hukum akibat mimpi basah bagi perempuan sama dengan laki-laki.

SELENGKAPNYA

Alumni Tanah Suci

Capres dan cawapres biasanya alumni Tanah Suci.

SELENGKAPNYA

Keutamaan Berjalan ke Masjid

Keutamaan berjalan ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya