
Kisah Mancanegara
Nelangsa Penyintas Kecelakaan Kereta India
Masih ada korban yang hilang dari kecelakaan di Odisha.
Sabtu (3/6/2023) itu Mohammad Afzal (19 tahun) menelusuri satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya di negara bagian timur Odisha. Ia penyintas salah satu kecelakaan kereta api terburuk dalam sejarah India. Namun, Afzal masih cemas karena tidak dapat menemukan temannya yang berada di gerbong yang sama.
Ia menelusuri rumah sakit untuk mencari temannya, Mohammad Mazhar (19 tahun), yang naik kereta bersamanya. Keluarga Mazhar, termasuk orang tua, paman, dan bibinya yang tinggal dari Kolkata, melakukan pencarian dengan panik.
Namun, keberadaan Mazhar tidak diketahui, bahkan setelah lebih dari 20 jam sejak kecelakaan terjadi pada Jumat (2/6/2023). “Kami naik ke kompartemen umum kereta. Kereta benar-benar penuh. Kami tidak punya tempat duduk, jadi kami berdiri,” kata Afzal.
“Tiga puluh menit setelah naik kereta, kecelakaan itu terjadi. Kami bisa merasakan kompartemen terbalik setidaknya tiga kali," ujar Afzal, dilaporkan Aljazirah, Sabtu (3/6/2023).
Afzal bisa keluar dari gerbong, tapi dia tidak dapat menemukan Mazhar. “Saya mencarinya setidaknya selama empat jam, tapi tidak ada tanda-tanda. Saya baru merasa tenang setelah saya menemukannya,” kata Afzal.

Bibi Afzal, Amna Begum, berharap Mazhar bisa segera ditemukan. “Kami hanya ingin tahu apakah dia masih hidup. Kami tiba di sini segera setelah kami mendengar berita itu. Sudah hampir sehari, tapi kami tidak punya kabar tentang dia," kata Begum.
Penyintas lainnya, Manoranjan Malik (42), mengalami patah kaki kiri. Dia ditarik keluar dari sisa-sisa kompartemen kereta yang hancur lebih dari 12 jam setelah kecelakaan itu. “Saya ingat ada suara berderak yang sangat besar. Kepala saya terbentur dan kemudian saya tidak ingat apa-apa," ujar Malik.
“Saya kehilangan kesadaran. Hal berikutnya yang saya ingat adalah seseorang menarik saya keluar. Ketika saya melihat ke langit terbuka, saya tidak mengerti di mana saya berada. Ini terasa seperti kesempatan hidup kedua,” kata Malik.
Kecelakaan itu melibatkan tiga kereta, yaitu dua kereta penumpang ekspres dan satu kereta barang. Kecelakaan terjadi di dekat Stasiun Bahanaga Bazaar di Distrik Balasore yang berjarak sekitar 250 kilometer di selatan Kolkata dan 170 kilometer di utara ibu kota Odisha, Bhubaneswar.
Seorang warga Bahanaga yang tinggal sekitar 200 meter dari lokasi kecelakaan mengatakan, kecelakaan berlangsung cepat. “Kami mendengar suara keras, sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya. Ketika kami bergegas ke tempat itu, tidak ada yang terlihat, tetapi kami bisa mendengar jeritan. Kami mengikuti jeritan dan berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin orang,” ujar warga setempat, Ganbhyan Behera.

Menteri Perkeretaapian India Ashwini Vaishnav mengatakan, kecelakaan fatal yang melibatkan dua kereta itu disebabkan oleh kesalahan dalam sistem sinyal elektronik yang membuat kereta api salah berpindah jalur. Kecelakaan yang terjadi di India timur itu telah menewaskan lebih dari 300 orang dan melukai ratusan lainnya.
''Siapa yang melakukannya dan apa alasannya akan keluar dalam penyelidikan,'' kata Vaishnav dalam wawancara dengan jaringan televisi New Delhi, kemarin.
Pihak berwenang berupaya untuk membersihkan puing-puing dari dua kereta penumpang yang anjlok pada Jumat (2/6/2023) malam di Distrik Balasore di Negara Bagian Odisha timur. Ini adalah salah satu kecelakaan kereta api paling mematikan di India dalam beberapa dekade.
Kantor berita Press Trust of India sebelumnya melaporkan, penyelidikan awal mengungkapkan, sebuah sinyal telah diberikan kepada Coromandel Express untuk memasuki jalur utama, tetapi sinyal tersebut kemudian dicabut.
Kereta memasuki jalur lain, yang dikenal sebagai jalur lingkar, dan menabrak kereta barang yang sedang parkir. Kecelakaan itu terjadi pada saat Perdana Menteri Narendra Modi berfokus pada modernisasi jaringan kereta api peninggalan era kolonial Inggris.
Terlepas dari upaya pemerintah untuk meningkatkan keselamatan kereta api, India mengalami ratusan kecelakaan kereta api setiap tahun. Pada Sabtu (3/6/2023), Modi mengunjungi lokasi kecelakaan untuk memeriksa upaya bantuan yang berlangsung dan berbicara dengan petugas penyelamat.

Dia juga mengunjungi rumah sakit dan berbicara kepada dokter, menanyakan tentang perawatan yang diberikan kepada korban luka-luka. Modi juga berbicara dengan beberapa pasien.
Modi mengatakan, pemerintah akan melakukan yang terbaik untuk membantu para korban. Modi juga berjanji akan menghukum dengan tegas pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan fatal itu.
Sepuluh hingga 12 gerbong dari satu kereta tergelincir dan puing-puing dari beberapa gerbong yang hancur jatuh ke rel terdekat. Juru Bicara Kementerian Kereta Api Amitabh Sharma mengatakan, puing-puing itu ditabrak oleh kereta penumpang lain yang datang dari arah berlawanan dan menyebabkan tiga gerbong dari kereta kedua juga tergelincir.

Indi mengalami beberapa kecelakaan kereta api yang fatal. Pada 1995, dua kereta bertabrakan di dekat New Delhi. Kecelakaan itu menewaskan 358 orang dan menjadi salah satu kecelakaan kereta terburuk di India.
Kemudian, pada 2016, sebuah kereta penumpang tergelincir dan keluar dari rel dalam perjalanan antara Kota Indore dan Patna. Insiden itu menewaskan 146 orang.
Sebagian besar kecelakaan kereta api di India disebabkan oleh kesalahan manusia atau peralatan sinyal yang sudah ketinggalan zaman. Lebih dari 12 juta orang naik 14 ribu kereta yang melintasi India setiap hari dengan jarak yang mencapai 64 ribu kilometer.
PSSI Targetkan Pakai VAR Februari 2024
Persiapan penggunaan VAR akan dikebut selama enam bulan ke depan.
SELENGKAPNYASepertiga Malam Terakhir
Sungguh, sepertiga malam terakhir begitu agung untuk dilewatkan.
SELENGKAPNYASampai (Juga) di Ujung Kulon
Ujung Kulon dikenal sebagai kampungnya badak jawa, tapi sang penghuni kampung tak selalu menunjukkan diri.
SELENGKAPNYA