
Internasional
Rusia-Ukraina Saling Serang Ibu Kota
Amerika dilaporkan akan mengirim amunisi drone ke Ukraina.
MOSKOW -- Serangan drone alias pesawat tanpa awak kembali menerpa Moskow, pemerintah Rusia mengatakan drone yang disebut milik Ukraina itu melakukan serangan terburuk ke Ibukota sejak Perang Dunia II.
Sejak Rusia mengirim tentaranya ke Ukraina pada Februari tahun lalu, sebagian besar pertempuran terjadi di Ukraina. Meski beberapa kali Moskow melaporkan serangan di daerah perbatasan dan satu percobaan pembunuhan terhadap Presiden Vladimir Putin.
Pada Selasa (30/5/2023) dini hari serangan terjadi di beberapa daerah kaya di Moskow termasuk di zona barat dimana Putin dan elit-elit Rusia tinggal. Seorang juru bicara mengatakan Putin sedang berada di Kremlin dan sudah menerima pengarahan mengenai serangan tersebut.
Melalui saluran Telegram, Baza yang berhubungan dengan badan keamanan Rusia, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan delapan drone yang ditembakan Kiev berhasil ditembak jatuh atau dialihkan. Kementerian mengatakan serangan itu melibatkan 25 drone.

Walikota Moskow mengatakan dua orang terluka sementara beberapa blok apartemen sempat dievakuasi. Sejumlah warga mengatakan mendengar suara ledakan yang diikuti bau bensin. Beberapa merekam sebuah drone yang ditembak jatuh dan menghasilkan asap.
Anggota Parlemen Rusia Maxim Ivanov menyebut serangan ini sebagai serangan paling serius terhadap Moskow sejak Nazi Jerman. Ia mengatakan kini tidak ada warga yang dapat menghindari "realitas baru."
"Anda telah mengalahkan musuh dengan satu pukulan tanah air kita atau malu yang tidak dapat dihapuskan atas kepengecutan, kolaborasi dan pengkhianatan yang akan menelan keluarga anda," katanya.
Pada awal bulan ini Rusia juga menyalahkan Ukraina atas ledakan dua drone di atas Kremlin. Moskow yakin drone merupakan percobaan pembunuhan terhadap Putin. "Serangan teroris dan sabotase Ukraina hanya akan bertambah," kata anggota parlemen Rusia lainnya, Alexander Khinshtein. Ia mendorong militer memperkuat pertahanan secara radikal.
pic.twitter.com/vym3851T8c — Russia on fire (@russiasonfire) May 30, 2023
Staf Kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak membantah Kiev terlibat dalam serangan langsung ke Moskow. Walaupun ia mengatakan "kami sangat senang melihatnya" dan memprediksi akan semakin banyak serangan ke Rusia.
Belum diketahui bagaimana Presiden Vladimir Putin akan merespons serangan drone ke Moskow. Sementara itu penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, membantah negaranya terlibat langsung dalam serangan drone ke ibu kota Rusia. Namun dia menyambut serangan tersebut dan memperkirakan bakal ada serangan susulan.
Akhir pekan lalu Ibu Kota Ukraina, Kiev, juga menghadapi serangan drone terbesar. Serangan itu dilancarkan ketika Kiev bersiap menyambut hari ulang tahunnya. Menurut keterangan otoritas Ukraina, serangan drone ke Kiev berlangsung selama lebih dari lima jam. Pasukan Ukraina berhasil menembak jatuh sedikitnya 40 drone. Seorang warga Kiev, laki-laki berusia 41 tahun, dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.
Dalam perang yang berlangsung selama 15 bulan Rusia menduduki sejumlah wilayah Ukraina. Konflik juga telah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa jutaan lainnya mengungsi, menghancurkan kota-kota dan mengguncang perekonomian dunia. Sejauh ini belum ada tanda-tanda kedua negara bakal melakukan negosiasi damai atau gencatan senjata.

Amerika Serikat menyatakan masih mengumpulkan informasi mengenai laporan-laporan mengenai pesawat tak berawak yang menyerang Moskow pada Selasa (30/5/2023). Gedung Putih menyatakan dan menegaskan bahwa Washington tidak mendukung serangan di dalam wilayah di Rusia, khususnya di ibu kota Moskow, dan fokus untuk membantu Ukraina merebut kembali wilayahnya.
"Kami telah melihat berita tersebut dan masih mengumpulkan informasi mengenai apa yang terjadi. Secara umum, kami tidak mendukung serangan di dalam wilayah Rusia," kata seorang juru bicara Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Pada saat bersamaan, sebuah paket bantuan militer AS untuk Ukraina yang diperkirakan akan diumumkan pekan ini, berjumlah 300 juta dolar AS, yang akan mencakup amunisi tambahan untuk drone atau pesawat tak berawak, demikian ungkap para pejabat AS, Selasa (30/5/2023). Bantuan amunisi pesawat tanpa awak itu diberikan setelah berbagai serangan baru-baru ini oleh pesawat tak berawak, yang menargetkan Moskow.
Paket bantuan baru ini datang pada saat yang menegangkan dalam perang tersebut. Serangan pesawat tak berawak terbaru di Moskow terjadi setelah Rusia berhasil merebut kota Bakhmut, Ukraina timur, setelah pertempuran selama sembilan bulan yang menewaskan puluhan ribu orang.

Walaupun AS menampik tidak ada pesawat tak berawak atau amunisi buatannya yang digunakan dalam serangan baru-baru ini di Moskow. Seperti yang disampaikan para pejabat AS berulang kali, yang mengatakan Ukraina telah setuju untuk tidak menggunakan senjata apa pun yang disediakan Amerika untuk serangan di wilayah Rusia.
Namun Kremlin menyalahkan Kiev atas serangan pada Selasa (30/5/2023), tetapi para pejabat Ukraina tidak ingin memberikan komentar langsung. Sementara Ukraina menunjukkan tanda-tanda serangan balasannya musim semi yang telah lama ditunggu-tunggu mungkin sudah berlangsung.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan lima pesawat tak berawak ditembak jatuh di Moskow dan sistem tiga pesawat tak berawak lainnya macet, menyebabkan mereka berbelok arah. Presiden Vladimir Putin menyebut serangan ke Moskow itu sebagai tindakan teroris oleh Kiev.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa serangan pesawat tak berawak itu tidak akan mempengaruhi paket bantuan senjata yang diberikan AS kepada Ukraina, termasuk amunisi pesawat tak berawak. Pejabat tersebut mengatakan bahwa AS telah berkomitmen untuk mendukung Ukraina dalam upayanya untuk mempertahankan negaranya. Dan Ukraina telah berkomitmen untuk tidak menggunakan senjata bantuan itu tidak akan diarahkan langsung ke arah Rusia, sehingga AS memastikan bantuan akan tetap diberikan.

Semua pejabat AS berbicara dengan syarat anonim, karena paket bantuan terbaru ini belum diumumkan kepada publik. Para pejabat AS tidak memberikan rincian tentang amunisi pesawat tanpa awak dalam paket bantuan baru ini atau menentukan pesawat tanpa awak mana yang akan diberikan.
Departemen Pertahanan AS telah memberikan berbagai pesawat tanpa awak kepada Ukraina selama setahun terakhir, baik untuk pengawasan maupun serangan. Termasuk setidaknya dua versi Switchblade, sebuah pesawat tak berawak yang disebut sebagai drone kamikaze yang bisa mengintai di udara dan kemudian meledak di atas target.
Drone lain yang lebih canggih dapat menjatuhkan amunisi, tetapi AS enggan berbagi rincian tentang hal itu secara terbuka. Selain itu juga, termasuk dalam paket bantuan terbaru adalah amunisi untuk baterai rudal Patriot dan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), rudal Stinger untuk sistem Avenger, peralatan pembersih ranjau, peluru anti-peluru kendali, roket pesawat Zuni yang tidak dipandu, kacamata penglihatan malam, dan sekitar 30 juta amunisi senjata ringan, demikian ungkap para pejabat AS.
Bantuan ini sangat mirip dengan paket-paket bantuan AS lainnya baru-baru ini, yang berfokus untuk menyediakan lebih banyak amunisi bagi Ukraina untuk sistem persenjataan yang dimilikinya. Dan membantu Ukraina mempersiapkan serangan balasan untuk melawan keuntungan Rusia selama setahun terakhir.

Para pejabat Ukraina belum secara resmi mengumumkan peluncuran serangan balasan yang telah lama dinanti-nantikan. Meskipun beberapa pihak mengatakan bahwa hal itu telah dimulai dan laju serangan menunjukkan bahwa hal itu sedang berlangsung.
Termasuk bantuan terbaru ini, AS telah memberikan lebih dari 37,6 miliar dolar AS, dalam bentuk senjata dan peralatan lainnya kepada Ukraina sejak Rusia menyerang pada 24 Februari 2022. Paket terbaru ini akan dilakukan di bawah otoritas penarikan presiden, yang memungkinkan Pentagon untuk mengambil senjata dari stoknya sendiri dan dengan cepat mengirimkannya ke Ukraina, kata para pejabat.
Para pejabat mengatakan bahwa AS diperkirakan akan mengumumkan bantuan tersebut secepatnya pada Rabu (31/5/2023).
Kiev Digempur Serangan Drone Terbesar Rusia
Seorang warga meninggal akibat serangan tersebut.
SELENGKAPNYARusia Ancam Barat dengan Serangan Nuklir
Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 telah memicu konflik Eropa paling mematikan sejak Perang Dunia II.
SELENGKAPNYA