Infotainment berbau LGBT | Youtube

Kabar Utama

KPI: Masih Ada Tayangan LGBT di Infotainment

Jika tidak bisa dibina maka KPI akan memberikan sanksi.

Oleh MUHYIDDIN, ZAINUR MAHSIR RAMADHAN

JAKARTA – Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat bidang pengawasan isi siaran, Aliyah, mengungkapkan, masih banyak Televisi di Indonesia yang menayangkan program yang memiliki unsur lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Menurut dia, unsur LGBT itu banyak ditemukan dalam program infotainment.

“Terkait LGBT, banyak TV-TV yang masih menyayangkan itu infotainment. Trans TV banyak sekali temuan, yang Trans TV biasanya,” ujar Aliyah saat ditanya dalam acara “Peta Moderasi Beragama di Kelompok Media” di Jakarta, Senin (29/5/2023).

 
Terkait LGBT, banyak TV-TV yang masih menyayangkan itu infotainment. Trans TV banyak sekali temuan, yang Trans TV biasanya
ALIYAH Anggota KPI Pusat Bidang Pengawasan
 

Menurut dia, pihaknya sudah melakukan pembinaan dan melakukan pemanggilan kepada lembaga penyiaran tersebut. Jika kemudian tidak bisa dibina, kata dia, maka KPI akan memberikan sanksi. “Termasuk aduan terbaru, misalnya terkait dengan program TV Brownis atau Pagi-Pagi Ambyar, masih banyak menghadirkan talent yang agak gemulai. Kita emang strict sebenarnya di hal tersebut, termasuk adu-aduan masyarakat banyak terkait itu,” ucap Aliyah.

Aliyah pun tak menampik adanya aduan terhadap tayangan di salah satu stasiun televisi swasta tentang lelaki gemulai berpakaian perempuan dan mengajak atlet disabilitas untuk senam. Menurut dia, pihaknya sudah merencanakan pemanggilan meski belum memberikan sanksi.

“Kita akan panggil terlebih dahulu, ini lho ada fenomena bahwa tayangan ini tidak layak, tolong diperbaiki lagi host atau talent nya,” ujar dia.

photo
Yuichi Kamiya, Executive Director of the Japan Alliance for LGBT Legislation, speaks during a press conference Tuesday, Feb. 7, 2023, in Tokyo. Japanese LGBTQ people and rights groups hold a news conference to protest what they say are discriminatory remarks made by top aides of Prime Minister Fumio Kishida. They demand his government enact an equality law before G-7 summit. - (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Dia menjelaskan, pemanggilan KPI terhadap televisi terkait bisa digunakan untuk memberikan saran kepada program agar tidak menggunakan talent tersebut kembali ataupun meminta talent dan host berpenampilan layaknya kodrat yang sesuai. “Jangan kemudian lemah gemulai. Kalau lelaki, ya, berpenampilan laki-laki,” ujar dia.

Sejauh ini, dia menjelaskan, hanya stasiun televisi swasta tersebut yang masih banyak menghadirkan talenta gemulai. Menurut dia, lembaga penyiaran lainnya sudah mulai bagus.

“Ini juga menjadi PR juga. Tapi, sebenarnya kita sudah melakukan pembinaan kepada TV tersebut. Buktinya banyak kok TV-TV yang tadinya begitu sudah berkurang, tinggal ini Trans TV yang memang masih terus kita bina, terus kita klarifikasi, kita panggil,” kata dia.

Tayangan yang menampilkan unsur LGBT ini, menurut dia, memang membuat banyak masyarakat risau. Karena itu, dia pun heran dengan lembaga penyiaran yang masih menampilkan talenta yang lemah gemulai tersebut.

“Banyak kok talent. Kenapa sih yang dipanggil si A, misalnya? Kemudian, ada lagi pelatih senam yang lagi viral di Brownis itu. Kenapa harus mereka yang dipanggil?” ujar Aliyah.

Meski penindakan menjadi ranah KPI, Aliyah menyarankan masyarakat untuk terus ikut mengawasi program-program televisi. “Kalaupun masih ada, kita menganjurkan masyarakat untuk terus mengawasi mana nih tayangan yang dianggap tidak memberikan edukasi kepada penonton,” kata dia.

Tayangan yang menampilkan unsur LGBT dinilai membuat banyak masyarakat risau. Karena itu, dia pun heran dengan lembaga penyiaran yang masih menampilkan talenta yang lemah gemulai tersebut.

“Karena mereka punya komunitas-komunitas tersebut. Nah, ini juga meresahkan masyarakat. Ini KPI sudah melakukan teguran,” katanya.

Anggota Komisi I DPR, Dave Laksono, mengatakan, konten-konten yang berbau lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) lebih mudah untuk ditemukan di platform media digital. Dia mengingatkan, di dunia maya, konten bermuatan materi LGBT berada di bermacam platform dan sama sekali tak ada filter.

"Di dunia online, materi-materi tersebut dapat lebih mudah untuk didapatkan dan sama sekali tidak ada filter," ujar Dave kepada Republika, Selasa (30/5/2023).

 
Sebenarnya kan sangat banyak yang membuat konten-konten yang dianggap berbau LGBT di macam-macam platform di media digital
DAVE LAKSONO Anggota Komisi I DPR
 

Dia mengatakan hal itu untuk merespons kabar dari KPI mengenai adanya konten berbau LGBT di televisi. Dave mengatakan, ada sangat banyak pengguna internet yang membuat konten-konten yang dianggap berbau LGBT di berbagai platform media digital.

"Sebenarnya kan sangat banyak yang membuat konten-konten yang dianggap berbau LGBT di macam-macam platform di media digital," ujar dia.

Dave menyebutkan, untuk mengatasi konten-konten berbau LGBT di televisi dan dunia digital, pihak terkait harus melakukan sosialisasi yang lebih luas mengenai hal itu. Pada prosesnya pun harus melibatkan semua elemen masyarakat, terlebih orang-orang yang berada di dunia pendidikan.

"Tentunya harus ada sosialisasi yang lebih luas dan ini melibatkan semua elemen masyarakat, khususnya mereka yang di dunia pendidikan," ungkap Dave.

Kecaman untuk Kaum LGBT

Tanqih al-Qaul karya Syekh Nawawi al-Bantani cukup populer di pesantren-pesantren.

SELENGKAPNYA

Asal Usul Bendera Pelangi Simbol LGBT

Bendera pelangi awalnya dibuat pada 1978 oleh seniman, desainer, bernama Gilbert Baker.

SELENGKAPNYA

Pencarian LGBTQ di Google Meningkat

Pencarian Google yang terkait dengan identitas gender telah meroket sejak 2004.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya