Yuichi Kamiya, executive director of the Japan Alliance for LGBT Legislation, speaks during a press conference Tuesday, Feb. 7, 2023, in Tokyo. Japanese LGBTQ people and rights groups hold a news conference to protest what they say are discriminatory rema | AP Photo/Eugene Hoshiko

Khazanah

Pencarian LGBTQ di Google Meningkat

Pencarian Google yang terkait dengan identitas gender telah meroket sejak 2004.

Oleh MUHYIDDIN, RATNA AJENG TEJOMUKTI

JAKARTA -- Pencarian Google yang terkait dengan orientasi seksual pribadi dan identitas gender telah meroket sejak 2004 atau telah 19 tahun lamanya. Hal itu berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan Cultural Currents Institute di Amerika Serikat.

Cultural Currents Institute telah merilis analisis yang mengeksplorasi pencarian Google dari tahun 2004 hingga Mei 2023. Hal itu mencakup pencarian untuk pertanyaan seperti "apakah saya gay", "apakah saya lesbian", "apakah saya transgender" dan "bagaimana cara come out" serta penelusuran untuk "nonbiner"

"Analisis baru menemukan bahwa penelusuran untuk frasa itu melonjak lebih dari 1.300 persen selama periode tersebut," ungkap lembaga itu, dikutip dari dcnewsnow, Senin (29/5/2023).

 
Penelusuran untuk frasa itu melonjak lebih dari 1.300 persen selama periode tersebut.
CULTURAL CURRENTS INSTITUTE
 

Analisis menunjukkan bahwa negara bagian yang cenderung lebih konservatif adalah yang "paling tertutup". Utah tercatat sebagai negara bagian paling tinggi dalam penelusuran "apakah saya gay", "apakah saya lesbian", dan "apakah saya trans".

Kemudian disusul oleh Iowa, Indiana, West Virginia, dan New Hampshire dalam penelusuran untuk "apakah saya gay". Sedangkan, Negara Bagian Connecticut, Kentucky, Washington, dan Colorado mengikutinya untuk penelusuran "apakah saya lesbian".

photo
An LGBT activist wearing a costume in the likeness of an electronic voting machine gathers with others after the reading of two manifestos defending the nations democratic institutions and electronic voting system outside the Faculty of Law at Sao Paulo University in Sao Paulo, Brazil, Thursday, Aug. 11, 2022. The two documents are inspired by the original Letter to the Brazilians from 1977 denouncing the brutal military dictatorship and calling for a prompt return of the rule of law. - (AP/Andre Penner)

“Perbedaan regional yang disorot di bawah ini signifikan, menawarkan lanskap geografis untuk mempertanyakan diri sendiri dan penemuan di seluruh Amerika,” demikian bunyi analisis tersebut.

“Utah, negara bagian dengan nilai sosial tradisional konservatif, secara mengejutkan menduduki posisi teratas dalam tiga dari lima kategori istilah penelusuran. Ini mungkin menunjukkan pertanyaan mendasar yang signifikan tentang identitas di antara para pengguna internetnya, kemungkinan didorong oleh konflik antara perasaan pribadi dan ekspektasi masyarakat."

Negara-negara bagian yang mengikuti Utah untuk penelusuran dalam "apakah saya transgender" termasuk Kentucky, Colorado, Michigan, dan Washington. Oklahoma memimpin negara dengan pertanyaan "bagaimana cara come out", diikuti oleh Virginia Barat, Mississippi, Louisiana, dan Kentucky. Sedangkan, Vermont memimpin dalam pencarian istilah "nonbiner".

Analisis ini muncul karena banyak negara bagian yang dipimpin pejabat dari partai konservatif mengejar undang-undang yang menargetkan anggota-anggota LGBTQ, terutama komunitas trans muda.

Menurut American Civil Liberties Union, sebanyak 490 RUU yang menargetkan hak LGBTQ telah diperkenalkan tahun ini di setidaknya 45 negara bagian. Sebanyak 57 dari mereka telah menjadi hukum.

Suara Muslim

Lebih dari 130 cendekiawan Muslim terkemuka dari Amerika Utara telah mengeluarkan pernyataan yang membela hak komunitas Muslim untuk mempertahankan posisi normatif Islam terhadap LGBTQ tanpa dituduh fanatik atau menyebar kebencian.

Dilansir dari 5 Pillars, Ahad (28/5/2023), para ulama yang meliputi Imam Siraj Wahaj, Imam Suhaib Webb, Syekh Shadee Elmasry, Syekh Yasir Qadhi, Imam Omar Suleiman, dan Dewan Imam Kanada mengatakan bahwa etika seksual dan gender Islam bertentangan dengan pandangan masyarakat umum. Hal itu menimbulkan ketegangan bagi umat Islam, antara keyakinan agama mereka dan harapan masyarakat.

photo
Riset Drone Emprit tentang kampanye LGBT di media sosial - (Drone Emprit)

Mereka mengatakan, posisi normatif Islam tentang LGBTQ, yang bersumber dari Alquran, sudah tetap dan tidak bisa diubah. “Sebagai minoritas agama yang sering mengalami kefanatikan dan pengucilan, kami menolak anggapan bahwa perselisihan moral sama dengan intoleransi atau hasutan untuk melakukan kekerasan. Kami menegaskan hak kami untuk mengekspresikan keyakinan kami sekaligus mengakui kewajiban konstitusional kami untuk hidup damai dengan mereka yang keyakinannya berbeda dengan kami," bunyi pernyataan mereka.

 
Kami menegaskan hak kami untuk mengekspresikan keyakinan kami sekaligus mengakui kewajiban konstitusional kami untuk hidup damai dengan mereka yang keyakinannya berbeda dengan kami.
 
 

Para ulama juga menolak segala upaya untuk menafsirkan kembali atau merevisi doktrin agama agar inklusif terhadap ideologi LGBTQ. Komunitas Muslim tidak kebal terhadap tekanan semacam itu. Memang ada yang mencoba menginterpretasikan ulang teks-teks Islam demi mendukung penegasan LGBTQ.

"Kami dengan tegas menolak upaya seperti itu karena secara teologis tidak dapat dipertahankan karena aspek etika seksual ini sesuai dengan kategori prinsip yang tidak dapat diubah dan oleh karena itu tidak dapat direvisi," demikian isi pernyataan itu.

Mereka berkomitmen untuk hidup berdampingan secara damai dengan mereka yang berbeda pendapat di Amerika Utara. Hidup berdampingan secara damai tidak memerlukan kesepakatan, penerimaan, penegasan, promosi, atau perayaan.

"Kami menolak pilihan yang salah antara menyerah pada tekanan sosial untuk mengadopsi pandangan yang bertentangan dengan keyakinan kami atau menghadapi tuduhan fanatisme yang tidak berdasar. Ultimatum koersif seperti itu merusak prospek untuk hidup berdampingan secara harmonis."

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kisah Hijrah Eks LGBT, Berjuang Kembali ke Fitrah

Karim juga memutus seluruh komunikasinya dengan teman-temannya sesama gay.

SELENGKAPNYA

Lawan Propaganda LGBT Lewat Konten Tiktok

Shumirun Nessa mendapatkan serangan karena kritis terhadap LGBT.

SELENGKAPNYA