
Kabar Tanah Suci
Madinah Dilanda Hujan Angin dan Pasir, Jamaah Diminta Gunakan Masker Kain dan Berwudhu
Jamaah juga disarankan mengenakan kacamata untuk menghindari iritasi.
Oleh AGUNG SASONGKO dari MADINAH, ARAB SAUDI
MADINAH -- Angin kencang beserta pasir melanda Madinah sejak Ahad malam. Selang 20 menit kemudian, turun hujan. Hujan sempat terhenti dan turun kembali pada tengah malam.
Pantauan Republika, jamaah yang baru tiba segera mempercepat langkahnya menuju masjid. Sementara jamaah lainnya, terhenti langkahnya dan memilih untuk sejenak menepi di selasar pertokoan kawasan Masjid Nabawi.
Jamaah haji Indonesia, utamanya para lansia, dinilai perlu untuk melakukan antisipasi untuk mencegah jamaah terkena infeksi saluran penapasan. "Setiap keluar pondokan, alat pelindung diri (APD) harus lengkap, kalau sedang berihram yang dibolehkan kacamata dan masker. Untuk debu dan papar sinar matahari, ya, utamakan masker dan kacamata," ungkap petugas layanan lansia, Dr Tejo Katon, Senin (29/5/2023).

Menurut dokter Tejo, jamaah perlu melindungi diri dari debu dengan masker kain yang dibasahi air. Jamaah juga disarankan mengenakan kacamata untuk mencegah iritasi mata akibat paparan debu. "Intinya, ketika jamaah pulang haji, itu tidak akan batuk asal rajin mengenakan masker, insya Allah, tidak batuk," paparnya.
Dia menjelaskan, jamaah masih belum memahami pentingnya masker, apalagi jika belum mengalami gejala kotoran hidung menghitam dan terasa sakit. "Dengan masker, debu akan menempel pada maskernya. Kalau kain, bisa dicuci lagi," kata dia.
Dari aplikasi cuaca yang dipantau, suhu udara kota Madinah tercatat 24 derajat Celsius dengan kecepatan angin 20 km/jam. Cuaca cenderung sejuk dan berangin. Pada siang hari diperkirakan suhu mencapai 38-40 derajat Celsius dengan kecepatan angin 33,1 km/jam dan kelembapan 30 persen.
Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi dr Imran mengatakan, penggunaan masker ketika beraktivitas di luar ruangan merupakan cara efektif, apalagi jenis masker yang digunakan jenis kain. "Kalau masker kain. bisa dibasahi, jadi bisa menjaga kelembapan hidung sekaligus mencegah debu terhirup secara langsung," kata dia dalam pesan singkat, Senin (29/7/2023).
Kalau masker kain, bisa dibasahi, jadi bisa menjaga kelembapan hidung sekaligus mencegah debu terhirup secara langsungDR IMRAN Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi
Cara lain, dia menyarankan untuk memanfaatkan waktu berwudhu untuk membasahi hidung hingga batang hidung. Cara ini akan membantu melembabkan hidung dan mengeluarkan debu-debu yang menumpuk. Dengan menjaga kelembapan hidung dan mengeluarkan debu maka dapat dihindari iritasi seperti hidung terasa sakit hingga infeksi.
Selanjutnya, dr Imran menganjurkan agar jamaah banyak minum dan buah-buahan sebagai asupan mineral dan vitamin untuk tubuh selama beraktivitas seharian.
Ketua kloter KNO 8 (Medan) Bonggal Ritonga mengaku sudah mengimbau kepada jamaah rombongannya agar mengenakan masker dan alat pelindung lain untuk mengantisipasi cuaca panas, kering, dan berdebu. Kloter 8 tersebut terdiri atas 393 orang jamaah dengan 115 di antaranya merupakan lansia. "Sudah diimbau," ungkapnya.
Suwarni, 73 tahun, jamaah haji asal kloter 6 Pacitan, semringah. Sudah empat hari tiba di Madinah, akhirnya bisa merasakan seperti apa hujan di Tanah Suci. Padahal, perempuan kelahiran tahun 1947 itu sedang khusyuk berdoa seusai melaksanakan shalat Subuh di Masjid Nabawi.

Karena penuh, Mbah Warni bersama rombongannya terpaksa berada di pelataran masjid dekat pintu 309-310 Masjid Nabawi. "Air itu netes, Mas, dari payung besar itu. Basahe celana sama baju," kata mbah yang murah senyum tersebut.
Bagi Mbah Warni, merasakan hujan di Tanah Suci merupakan pengalaman yang luar biasa. "Berkah, berkah," kata Mbah Suwarni yang segera langsung berdoa karena yakin ada keutamaan berdoa ketika hujan turun. "Doanya, ya, sehat anak-cucu," katanya mantap.
Mbah Warni pun berharap bisa merasakan hujan lagi. Selain berbeda dengan hujan di Tanah Air, hujan di Tanah Suci ia sebut memiliki berkah tersendiri. "Mudah-Mudahan," kata dia.
Pengalaman serupa juga dirasakan Endang Suprapti, 65 tahun, yang juga berasal dari kloter yang sama dengan Mbah Warni. Bu Endang, sapaan akrabnya, juga tak kuasa mengungkapkan rasa syukur bisa merasakan turunnya hujan di Tanah Suci. "Basah, Mas," kata dia.
Ia punya harapan yang sama dengan Mbah Warni, yaitu bisa merasakan hujan di Tanah Suci. "Sempat takut soale ada petir, tapi kan di dalam Masjid (Nabawi)," kata dia.
Sektor Bir Ali Siapkan Lima Pos untuk Layani Miqat Jamaah
Keberangkatan perdana jamaah dari Madinah menuju Makkah dijadwalkan pada 1 Juni mendatang.
SELENGKAPNYAPemasangan Tenda Jamaah Indonesia di Arafah Capai 80 Persen
Lantai tenda di Arafah dilapisi pasir sebelum dipasang karpet dan kasur busa.
SELENGKAPNYABanyak Jamaah Tersesat Saat Pulang dari Masjid Nabawi
Jamaah juga diimbau selalu gunakan alas kaki dan kaos kaki untuk menghindari kaki melepuh.
SELENGKAPNYA