Presiden Iran Ebrahim Raeisi (tengah) bersama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (kanan) melaksanakan shalat dzuhur di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (24/5/2023). | Republika/Thoudy Badai

Kisah Mancanegara

Presiden Iran, Musuh Islam, dan Islamofobia di Tengah Umat

Presiden Iran memuji umat Islam Indonesia.

Oleh LINTAR SATRIA, FUJI EKA PERMANA

Presiden Republik Islam Iran Ebrahim Raisi menyambangi Masjid Istiqlal di Jakarta, Rabu (24/5/2023). Ia menyampaikan sejumlah pesan untuk umat Islam Indonesia.

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan masyarakat Indonesia sedianya sudah mengetahui siapa sahabat dan siapa "musuh" umat Islam. Raisi menambahkan kemampuan dapat menafsirkan dunia merupakan anugerah.

"Indonesia merupakan sebuah negara dimana masyarakatnya khususnya para pemuda-pemudinya dapat menafsirkan perkembangan di dunia dan tentu saja ini menjadi keunggulan dan kemampuan yang luar biasa ketika anda bisa menafsirkan siapa sahabat siapa yang musuh," kata Raisi di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Raisi mengatakan dapat menafsirkan fitnah itu berada, di mana tindakan persahabatan, bisa memahami teman siapa musuh siapa merupakan anugrah Ilahi. Ia menambahkan hal ini harus syukuri apalagi di era informasi seperti saat ini.

photo
Presiden Iran Ebrahim Raeisi menyampaikan sambutan kepada jamaah saat berkunjungMasjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (24/5/2023). - (Republika/Thoudy Badai)

Ia mengatakan "musuh" mencoba untuk menjauhkan umat Islam dari kemampuan untuk memahami situasi dan menentukan teman dan musuh bagi pihak-pihak yang memusuhi umat Islam.

"Tentu saja apabila kita ingin mempelajari formula-formula ilmiah, mereka baik-baik saja, tetapi apabila kita ingin mendapatkan dan mencapai kemampuan untuk menafsirkan berbagai perkembangan dan mengenal cara bagaimana musuh melakukan fitnah ini adalah hal yang mereka tidak senang," kata Raisi.

"Dan tekad yang besar dari pemuda-pemudi solidaritas antara berbagai golongan bangsa adalah hal yang bisa memberikan kita semua sebuah kemampuan, kemampuan untuk membaca fitnah membaca situasi dan menentukan dimana posisi teman sahabat dan posisi musuh, tentu saja hal tersebut saya Indonesia Saya melihat kemampuan pemahaman dan membaca Situasi ada di Indonesia dan untuk itu saya menyampaikan apresiasi," kata Raisi.

Raisi juga memuji ketaatan masyarakat Indonesia dalam beragama. Raisi mengatakan Indonesia punya dua modal besar; pertama ketaatan dalam beragama dan cinta pada agama dan kedua kecintaan pada keluarga Rasulullah dan Ahlul Bait.

photo
Presiden Iran Ebrahim Raeisi (keempat kiri) bersama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (tengah) saat akan melaksanakan shalat dzuhur di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (24/5/2023). - (Republika/Thoudy Badai)

"Tentu saja dua hal ini menjadi modal bangsa untuk modal ke depan tidak boleh dilupakan," kata Raisi. "Masjid adalah rumah Allah, tempat di mana kita saling mengenal satu sama lain, tidak sebatas itu tetapi mengenal berbagai persoalan yang mungkin saja sedang kita hadapi. Bukan hanya antara a kita tapi juga antar umat Islam secara keseluruhan," tambah Raisi.

Raisi mengatakan masjid tempat untuk memenuhi tanggung jawab sosial terhadap dunia dan bangsa dan komunitas lain. Ia menambahkan masjid tempat untuk memperhatikan masyarakat miskin, fakir dan anak yatim.

"Tentu saja masjid merupakan tempat untuk memperhatikan Allah tetapi tetapi ciptaan Allah dan umat manusia untuk Allah juga adalah hal yg harus kita perhatikan," kata Raisi.

"Maka dari itu memperhatikan bangsa-bangsa yang sedang dizolimi di dunia. Seperti Palestina, seperti negara lain yang mengalami persoalan lain yang sedang dizalimi menjadi tanggung jawab sosial bersama kita semua dan tentu saja hal yang penting ini tidak bisa dilupakan dan mestinya terus ditingkatkan," tambah Raisi.

photo
Presiden Iran Ebrahim Raeisi menyapa jamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (24/5/2023). - (Republika/Thoudy Badai)

Ia juga membahas soal ISIS dan Islamophobia di masjid Istiqlal, Jakarta. Raisi mengatakan ISIS menggunakan lambang-lambang Islam tetapi menjadi ancaman bagi Muslim di dunia.

"ISIS datang dari sebuah slogan lailahaillah, benderanya adalah bendera islam dengan kata suci syahadat," kata Raisi di Masjid Istiqlal. "Tetapi ISIS dengan kelompok (radikal) yang sama, dengan slogan Islam kita melihat (mereka) dapat menarik sekian banyak pemuda-pemudi yang ditipu dan berbagai pembunuhan brutal dilaksanakan oleh kelompok yang keluar dari agama ini," kata Raisi.

Raisi mengatakan umat Islam harus memahami radikalisme ISIS agar masyarakat muslim mampu membedakan mana ajaran yang salah maupun benar. "Tentu saja lebih tidak memiliki mata di kepala adalah hal yang sulit, tetapi lebih sulit lagi adalah ketika kita tidak memiliki mata hati yang bisa membaca jalan nilai-nilai yang menentukan semuanya," katanya.

Raisi juga menyinggung isu Islamophobia yang semakin intensif. Banyak dari yang tengah mengkampanyekan agar Islam terlihat menakutkan. "Pihak musuh ingin menyebarkan Islamophobia di dunia, tiap musuh juga ingin meluaskan Islamphobia di tengah-tengah umat islam," kata Raisi.

Islamofobia di Eropa - (Republika)  ​

"Maka dari itu semua doa yang bangsa muslim sampaikan setelah mereka melaksanakan shalat adalah agar Allah yang maha kuasa memberikan mata hati agar bisa membaca segala sesuatu, agar bisa diberikan kesadaran untuk menentukan jalan ke depan," tambahnya.

Raisi juga mengatakan Indonesia memilih modal untuk untuk mencapai kemajuan. "Saya juga hadir di masjid ini Masjid Istiqlal di tengah komunitas Islam yang luar biasa. Cinta dengan Republik Islam Iran, pemimpin agung Iran (Ayatullah Khomaeini), saya berterima kasih kepada panitia dan pengurus masjid Istiqlal atas perkumpulan dan kesempatan ini," sambungnya.

Raisi juga menyampaikan rasa bangganya melihat solidaritas komunitas Islam Indonesia yang luar biasa. "Solidaritas dan persatuan yang luar biasa yang strategis bagi bangsa Indonesia. Indonesia punya dua modal yang besar. Yang pertama cinta kepada agama dan cinta kepada keluarga Rasul dan Ahlul Bait. Dua hal ini menjadi modal bangsa untuk kemajuan ke depan tak boleh dilupakan," katanya.

Belakangan, Iran ikut dalam gelombang rekonsiliasidi Timur Tengah. Hal itu setelah Maret lalu mereka mendeklarasikan perdamaian dan pemulihan hubungan diplomatik dengan Saudi. Presiden Ebrahim Raisi sebelumnya mengatakan, negaranya tak pernah menganggap Arab Saudi sebagai musuh.

photo
Menuju damai di Timur Tengah - (Republika)

“Kami tidak pernah menganggap Arab Saudi sebagai musuh kami. Berdasarkan kebijakan berprinsip Republik Islam Iran, kami menganggap rezim Zionis (Israel) sebagai musuh bersama dunia Islam,” kata Raisi dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Kamis (18/5/2023), dikutip laman Al Arabiya.

Pernyataan Raisi tersebut seolah mempertegas keinginan Iran untuk membangun kembali hubungan dengan Saudi. Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amirabdollahian mengungkapkan, Saudi sudah memperkenalkan duta besar barunya untuk Iran. Dia mengatakan, Iran pun akan segera menunjuk duta besar baru untuk Riyadh.

Pada 6 April lalu, Amirabdollahian bertemu dengan Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan di Beijing, Cina. Itu merupakan pertemuan perdana mereka sejak Saudi-Iran sepakat melakukan rekonsiliasi. Perjanjian rekonsiliasi yang dimediasi Cina itu dikenal sebagai Beijing Agreement.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menyambut kedatangan Ebrahim Raisi di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (23/5/2023), dalam kunjungan kenegaraan di Indonesia. Tiba sekitar pukul 10.40 WIB, kedatangan Presiden Ebrahim Raisi di Istana Kepresidenan Bogor ini diiringi oleh pasukan Nusantara, pasukan berkuda, dan korps musik Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

photo
Presiden Iran Ebrahim Raisi (kanan) berjalan memeriksa pasukan kehormatan bersama Presiden Indonesia Joko Widodo setibanya di Istana Kepresidenan di Bogor, Selasa (23/5/2023). - ( EPA-EFE/ADI WEDA)

Setibanya di halaman Istana Kepresidenan Bogor, Presiden Jokowi langsung menyalami Presiden Ebrahim Raisi. Prosesi penyambutan kemudian dilanjutkan dengan upacara penyambutan kenegaraan dengan diperdengarkannya lagu kebangsaan kedua negara dan diiringi dentuman meriam sebanyak 21 kali.

Setelah dentuman meriam selesai, kedua pemimpin kemudian melakukan inspeksi pasukan kehormatan. Selanjutnya, kedua pemimpin memperkenalkan delegasi dari masing-masing negara yang turut hadir mengikuti upacara.

Selepas pertemuan keduanya sepakat untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina. "Kami sepakat untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina dan mengatasi krisis kemanusiaan di Afganistan," kata Jokowi.

Dukungan kedua pemimpin negara tersebut dilakukan dengan terus menyuarakan akses pendidikan bagi perempuan di Afganistan dan terus memberikan bantuan kemanusiaan.

Selain itu, kedua pemimpin negara juga membahas kerja sama bilateral. Di antaranya terkait kesehatan, pilot project untuk telerobotic surgery, pilot project untuk telemedicine, dan kolaborasi alat telemedicine di 11 puskesmas yang telah berjalan.

"Saya juga tadi menyampaikan terkait alih teknologi dan produksi bersama dengan BUMN Indonesia dan kerja sama bioteknologi dan nano teknologi untuk kesehatan, energi pertanian dan lingkungan," ujarnya.

Sedangkan terkait teknologi sinyal perkeretaapian, Jokowi berharap adanya kerja sama riset bersama, serta alih teknologi dan assembly. Terkait bidang ekonomi, kedua negara telah menandatangani preferencial trade agreement (PTA).

photo
Presiden Iran Ebrahim Raisi (kiri) berbincang dengan Presiden Indonesia Joko Widodo setibanya di Istana Kepresidenan di Bogor, Selasa (23/5/2023). - ( EPA-EFE/ADI WEDA)

Semoga dapat makin meningkatkan perdagangan Indonesia dan Iran. Saya dan Presiden Raisi juga menjajaki pembentukan kesepakatan B to B kemudian investasi pembangunan Ibu Kota Nusantara dan solusi untuk investasi sektor migas," jelasnya.

Selain itu, dalam pertemuan ini Jokowi dan Ebrahim Raisi juga membahas mengenai situasi geopolitik dunia dan penguatan kerja sama bilateral.

Israel Lukai Kejiwaan Anak-Anak Gaza

Setengah anak muda di Gazamembutuhkan dukungan psikologis.

SELENGKAPNYA

Ziarah ke Masjid Nabawi

Bagi jamaah haji, Masjid Nabawi memiliki pesona tersendiri dengan segala nilai sejarah dan spiritualnya.

SELENGKAPNYA

Embarkasi Solo dan Surabaya Belum Dapat Layanan Fast Track

Jumlah jamaah haji yang mendapatkan layanan fast track sebanyak 60 ribu orang.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya