Teknisi XL Axiata melakukan pemeriksaan perangkat BTS di Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, Senin (26/8/2019). XL Axiata terus meningkatkan kenyamanan pelanggan untuk akses internet cepat dan layanan data 4G di berbagai pelosok NTB, salah | ANTARA FOTO

Inovasi

Hadirkan FMC Sebagai Solusi Konektivitas Broadband

Teknologi FMC sudah ada sejak 2005

Fixed mobile convergence (FMC) menjadi perbincangan akhir-akhir ini di industri telekomunikasi Tanah Air. FMC adalah penggabungan antara fixed broadband dan mobile broadband. 

Sejatinya, teknologi ini bukan teknologi baru karena sudah ada sejak 2005. SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengungkapkan, faktor penyebab FMC baru sekarang dilakukan di Indonesia adalah karena potensi market yang ada.

“Kalau dilihat dari data yang kami miliki, beberapa literasi juga menyatakan kalau dengan adanya pandemi ini menyebabkan paparan digital ini tujuh tahun lebih cepat. Jadi, apa yang kita rasakan saat ini mungkin harusnya dirasakan nanti 2030 mungkin, seperti itulah kurang lebih, tapi dirasa sekarang,” ujar Ahmad Reza dalam acara diskusi Babak Baru Layanan Broadband Bersama Fixed Mobile Convergence di Jakarta, Selasa (23/5/2023).

photo
Teknisi IndiHome tengah bekerja (ilustrasi) - (Dok IndiHome)

Dari situ akhirnya mau tidak mau Telkom melakukan satu strategi besar. Pertama, yakni bagaimana caranya mengambil kebutuhan masyarakat

Kedua, Telkom juga melihat potensi daripada pasar yang ada. Reza menjelaskan, beberapa riset menyatakan tingkat pertumbuhan suatu negara itu ditentukan oleh tingkat pertumbuhan digitalnya.

“Ini juga peran kami sebagai BUMN bagaimana caranya dengan penetrasi penggunaan internet yang saat ini masih dibilang agak sedikit low untuk Indonesia bisa tercakup dengan cepat,” kata Ahmad Reza.

Lebih lanjut, ia berpendapat, Indonesia memang membutuhkan solusi. Ini dikarenakan kontur alam dari daerah di Indonesia bermacam-macam. “Kalau kita ngomong Jakarta, insya Allah amanlah ya, tapi jauh ke luar dari sana, keluar sedikit, lihat kontur alamnya sudah agak berbeda. Dari bukit segala macam, sampai dengan sungai segala macam, enggak gampang untuk nyari fiber, jadi memang dibutuhkan solusi,” ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by IndiHome (@indihome)

Reza pun kemudian memberikan gambaran terkait hal tersebut. Jika di Jakarta, ada jalan yang ukurannya hanya tiga meter, empat meter. Itu menjadi tantangan untuk Telkom apabila ingin menarik kabel fiber karena mau tidak mau kabel fiber tersebut menutup jalan sesuai dengan ukuran jalan tersebut.

Solusinya adalah menggabungkan fixed broadband dengan mobile broadband. “Nah, solusinya apa? Ya ini digabungkan. Nantinya dengan penggabungan ini harapannya bandwidth-nya jauh ter-manage lagi, harganya jauh lebih affordable buat masyarakat Indonesia, dan yang pasti lebih banyak cakupan masyarakat yang bisa menggunakan internet,” kata Reza.

Selanjutnya, Reza mengatakan, kalau dari sisi teknologi, FMC mungkin tidak terlalu baru. Namun, dampaknya ke masyarakat akan baru. “Misalnya, kalau bandwidth-nya rendah, buat Zoom saja putus-putus. Tapi, kalau koneksi stabil masalahnya bukan dari kita lagi, tapi berapa banyak dari kegiatan di masyarakat yang bisa jauh lebih didorong dari FMC ini,” ujarnya.

Tantangan Integrasi

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by XL Satu Fiber (@xlsatufiber)

Group Head Indirect Channel Management XL Axiata Junius Khoestadi menyebutkan tantangan yang dihadapi oleh operator telekomunikasi saat menyampaikan FMC. Dia melihat tantangannya mungkin ke arah integrasi karena XL Axiata sudah mempunyai jaringan mobile dan akan membangun jaringan fixed broadband.

Even mungkin secara kita internal juga dengan partnership di luar ya kan saat ini kan semuanya masih terpisah ya. Jadi, challenge-nya mungkin lebih bagaimana kita bisa menyatukan itu dengan cepat,” kata Junius.

Selain itu, Junius juga berbagi cara mengomunikasikan istilah FMC kepada konsumen. Junius menyebutkan bahwa yang selalu mereka bagikan adalah lebih ke arah XL Satu dan manfaatnya untuk konsumen.

“Jadi, kita enggak terlalu banyak bilang apa sih FMC, enggak, tapi kita akan selalu bilang Satu Internet, ya internet untuk kebutuhan di luar, termasuk juga untuk kebutuhan di rumah. Kemudian Satu Internet itu pun bisa dilakukan untuk berbagi antara keluarga. Jadi, hal-hal yang memang sangat relate ke mereka itulah yang selalu kita komunikasiin,” ujarnya.

Ketika XL Axiata meluncurkan XL Satu, itu adalah proposisi konvergensi pertama di Indonesia yang berlandaskan tiga pilar. Yakni, proposisi modular untuk keluarga, mudah dikelola, dan perjalanan digital penuh. Fitur-fitur yang ada di XL Satu adalah single app, single bill, mobile shared quota, dan family management.

XL Satu mempunyai net promoter score (NPS) atau skor promotor bersih yang sangat tinggi, yaitu di angka 49. Skor promotor bersih adalah metrik riset pasar yang didasarkan pada satu pertanyaan survei yang meminta responden menilai kemungkinan mereka akan merekomendasikan perusahaan, produk, atau layanan kepada teman atau kolega.

photo
Pekerja mencoba jaringan 5G di XL Center Medan, Sumatra Utara, Rabu (8/9/2021). PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) memperkenalkan sekaligus sosialisasi ketersediaan jaringan 5G di Medan sebagai salah satu tahapan persiapan untuk menggelar 5G secara komersial dan masif nantinya. - (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/rwa.)

Junius mengatakan bahwa ketika XL Axiata menyimpulkan mengenai NPS, perusahaan pun melakukan survei dari beberapa cabang. Hasilnya, 77 persen tanggapan spontan lebih menyukai XL Satu karena semuanya dalam satu proposisi serta 62 persen tanggapan yang diminta menghargai kemudahan untuk mengelola.

Selanjutnya, tentu saja XL Axiata memiliki banyak hal yang sangat seru. Yaitu, XL Axiata akan meningkatkan modularitas XL Satu untuk keluarga Anda, kemampuan untuk menyesuaikan besarnya manfaat seiring pertumbuhan keluarga, dan proposisi lengkap yang melampaui konektivitas. XL Axiata juga memiliki target lebih dari 150 kota dengan home pass pada 2025.

Di sisi lain, Telkom sendiri akan ada satu program terkait dengan internet untuk paket keluarga. “Nah, kalau paket keluarga ini jauh lebih bagus, nantinya selama ini kita pakai misalnya handphone-nya sekian giga datanya, dengan ada paket keluarga itu bisa di-combine semuanya, sehingga penggunanya tergantung pemakaian yang ada,” kata Reza.

 

 
Kontur alam di Indonesia membutuhkan penggabungan anatara mobile dan fixed broadband. 
AHMAD REZA, SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom. 
 
 

Ziarah ke Masjid Nabawi

Bagi jamaah haji, Masjid Nabawi memiliki pesona tersendiri dengan segala nilai sejarah dan spiritualnya.

SELENGKAPNYA

Embarkasi Solo dan Surabaya Belum Dapat Layanan Fast Track

Jumlah jamaah haji yang mendapatkan layanan fast track sebanyak 60 ribu orang.

SELENGKAPNYA

Harga Telur tak Kunjung Turun

Penjualan telur tetap laris karena banyak orang menggelar hajatan.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya