Asma Nadia | Republika

Resonansi

Pemimpin dengan Nurani

Sikap yang hanya melekat pada sosok pemimpin yang sejak awal berkomitmen memimpin dengan nurani.

Oleh ASMA NADIA

Seberapa siap seseorang menjadi pemimpin? Percayakah, selain wawasan, pengalaman, pencapaian yang diperolehnya, kriteria lain yang mutlak dibutuhkan adalah kesiapannya menerima masukan, berapa level pun pedasnya.

Beberapa pekan ini viral di media soal praktik kecurangan dalam rekrutmen TNI.

Akurasi kabar ini tidak diragukan karena langsung disampaikan seorang purnawirawan, Letjen (Purn) Mulyo Aji yang pernah menjabat Asisten Personalia Kepala Staf Angkatan (Aspers) Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Lebih dari itu, pernyataan ini pun disiarkan melalui akun resmi Youtube Jenderal Andika Perkasa mantan panglima TNI yang kiprah dan sepak terjangnya sering sekali dibagikan secara luas di media sosial.

 
Kecurangan dalam rekrutmen terbongkar karena saat menjabat petinggi di bidang personalia, sang perwira tinggi meminta izin pada KASAD yang saat itu dipegang Jenderal Andika Perkasa untuk memberikan nomor ponsel pribadinya untuk menerima aduan.
 
 

Kecurangan dalam rekrutmen terbongkar karena saat menjabat petinggi di bidang personalia, sang perwira tinggi meminta izin pada KASAD yang saat itu dipegang Jenderal Andika Perkasa untuk memberikan nomor ponsel pribadinya untuk menerima aduan.

“WA itu nomor saya sendiri, saya bilang ke Pak Andika, Pak biar pakai nomor saya sendiri, supaya saya yakin semua terlayani.”

Sekalipun selentingan kecurangan dalam rekrutmen cukup santer, tetap saja Mulyo Aji terkejut karena laporan yang diterima seakan tidak ada habisnya. Bahkan dalam satu hari bisa mencapai 200 laporan yang masuk. Permainan tak wajar ternyata ada di berbagai tingkatan.

“Tadinya kan kita pikir yang main tingkat tinggi, ternyata dari tingkat atas sampai tingkat bawah main semua.”

 
Tadinya kan kita pikir yang main tingkat tinggi, ternyata dari tingkat atas sampai tingkat bawah main semua
 
 

Masyarakat merespons positif atmosfer keterbukaan yang ditunjukkan bahkan setelah perwira tinggi tersebut pensiun. Rupanya, nomor Whatsapp-nya masih saja tercantum sebab telanjur dikenal luas hingga beliau masih mendapat aduan atau pertanyaan seputar rekrutmen TNI.

Inisiatif yang dilakukan sejak awal merupakan angin segar. Di saat cukup banyak institusi berlomba menyembunyikan kebobrokan yang terjadi di lembaganya, sang mantan pangdam Jaya ini justru menyediakan saluran bagi publik untuk mengadukan.

Membuka kekurangan pada ruang yang kita pimpin, hanya dilakukan pemimpin yang visioner. Keinginannya kuat untuk mengadakan perbaikan, agar lembaga yang dikelola semakin maju dan tidak mengabadikan tradisi buruk. Tidak antipati dan melindungi.

Sikap yang hanya melekat pada sosok pemimpin yang sejak awal berkomitmen memimpin dengan nurani.

 
Membuka kekurangan pada ruang yang kita pimpin, hanya dilakukan pemimpin yang visioner.
 
 

Maka sangat disayangkan jika masih banyak lembaga yang berusaha keras sibuk menutupi kekurangan. Bahkan tidak segan membungkam siapa pun yang memberikan kritik. Tidak peduli sekalipun kritik tersebut merupakan upaya korektif, atau kekurangan yang memang kasat mata.

Kasus jalan rusak di Lampung yang masih segar di ingatan kita, misalnya. Alih-alih berterima kasih, pejabat setempat malah menlakukan tekanan terhadap pihak yang mengkritik. Presiden Jokowi justru yang kemudian turun langsung ke Lampung.

Orang nomor satu ini justru memilih melalui jalan yang masih rusak parah, meski pemerintah setempat sebelumnya sibuk memperbaiki jalan yang dipersiapkan untuk dilewati kepala negara.

Fenomena mirip terjadi di Pangandaran ketika seorang guru secara anonim melaporkan adanya pungutan liar dalam kegiatan pendidikan. Setelah tindakannya, nyaris seluruh guru setempat diteror demi menemukan sosok pelapor.

 
Fenomena mirip terjadi di Pangandaran ketika seorang guru secara anonim melaporkan adanya pungutan liar dalam kegiatan pendidikan.
 
 

Husein Ali Rafsanjani akhirnya maju dan mengakui tindakannya, semata agar guru-guru lain tidak terus diintimidasi. Selanjutnya dia mengajukan pengunduran diri sebagai ASN. Para pejabat dalam level lebih rendah, yang memang antikritik, mendukung tindakan mundurnya.

Sikap berbeda justru ditunjukkan Ridwan Kamil. Gubernur Jawa Barat ini spontan memberikan dukungan kepada guru yang tertindas itu. Beliau memilih untuk tidak menutup-nutupi kekeliruan yang terjadi, dan membela pihak yang menyampaikan kebenaran.

Pemimpin yang membuka mata dan hati akan selalu siap menampung kritik dan tidak segan mengakui secara terbuka kekurangan yang ada pada lembaga yang dipimpin. Pun mengerti siapa yang harus dikoreksi dan siapa yang harus dilindungi.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, ketika terjadi masalah pada sistem BSI, secara terbuka mengakui gangguan pada sistem BSI yang disebabkan adanya serangan. Selanjutnya Dirut BSI memohon maaf atas ketidaknyamanan para nasabah.

Pilihan tindakan lain tentu saja bisa diambil. Bungkam, menutupi, menyembunyikan, menyiapkan sederet dalih, misalnya, atau menyalahkan pihak lain. Namun jelas manuver tersebut tidak menunjukkan sosok pemimpin yang hebat.

Tidak siap menerima kritik dan pengaduan? Lebih baik tidak usah menjabat. Sebab para pejabat publik memang harus siap dikritik.

 
Tidak siap menerima kritik dan pengaduan? Lebih baik tidak usah menjabat. Sebab para pejabat publik memang harus siap dikritik.
 
 

Anies Baswedan dalam akun Youtube Pemprov DKI Jakarta pernah menyatakan, "Public policy is public education, karena itu dalam public policy diizinkan berdebat. Setiap perdebatan di situ ada proses pembelajaran. Karena itu, jangan pernah matikan kritik. Kalau kita matikan kritik berarti mematikan proses pembelajaran."

Buka mata buka hati, memimpinlah dengan nurani. Terus bergerak dan mencari hal-hal baik yang bisa dilakukan dan diteruskan.

Cermati pula rapor merah yang dibisikkan berbagai pihak agar tercipta iklim perbaikan. Jangan sampai keberanian seorang pemimpin untuk ini hanya terjadi sebelum dia menjabat. Namun berangsur menguap saat tampuk kekuasaan telah berada dalam genggaman.

Khususnya jika catatan kekurangan yang dilaporkan merupakan masalah khas, telah berlangsung turun temurun, atau berakar dari masa lalu.

Lebih Dekat dengan Hanan Attaki, Sang Ustaz Gaul

Ustaz Hanan Attaki punya pendekatan berbeda terkait dakwah.

SELENGKAPNYA

Bimbel dalam Pusaran Kecurangan UTBK

USU melaporkan tujuh peserta UTBK-SNBT 2023 kepada aparat kepolisian.

SELENGKAPNYA

Kaya Masuk Surga

Kisah Abdurrahman bin Auf telah menginspirasi kita semua, sudah kaya dijamin masuk surga.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya