ILUSTRASI Abdullah bin Unais adalah seorang sahabat Nabi SAW yang sukses menjalankan misi penting. | DOK WIKIPEDIA

Kisah

Keberhasilan Misi Abdullah bin Unais

Abdullah bin Unais sukses menjalankan sebuah misi penting yang diinstruksikan Rasulullah SAW.

Salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW dari kalangan Anshar adalah Abdullah bin Unais. Sejarah mencatat namanya sebagai seorang yang piawai dalam menjalankan misi khusus dari Rasulullah SAW.

Waktu itu, kaum Muslimin mengalami kesulitan usai kekalahan dalam Perang Uhud. Banyak suku Arab yang mulai berani menentang Nabi SAW secara terang-terangan. Posisi Madinah pun kian rentan secara politik keamanan.

Salah satu kabilah yang terdeteksi menimbulkan masalah besar adalah Bani Lihyan. Rasulullah SAW mendengar kabar bahwa pemimpin mereka, Khalid bin Sufyan, berencana menyusun kekuatan orang-orang Arab untuk menyerang Madinah. Yang mengkhawatirkan bila agitasi orang itu sampai mempengaruhi suku-suku yang lebih besar.

Terlebih lagi, Bani Lihyan secara nasab termasuk keluarga besar Bani Hudhail, yakni salah satu kelompok etnis Arab yang terhormat di seluruh Hijaz. Bila sampai Bani Hudhail terprovokasi untuk menyerang Madinah, posisi kaum Muslimin akan menjadi amat kritis. Akan lebih gawat lagi bila kabilah tersebut memutuskan untuk bersekutu dengan Quraisy Makkah.

Untuk mengatasi hal itu, Rasulullah SAW menyusun strategi. Beliau memutuskan untuk tidak langsung mengirim pasukan, melainkan mengutus seorang sahabatnya saja. Sosok ini terkenal lihai dalam menjalankan taktik penetrasi ke wilayah musuh. Dialah Abdullah bin Unais.

Sosok ini terkenal lihai dalam menjalankan taktik penetrasi ke wilayah musuh.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Unais mengenai misi rahasia untuk meredam pengaruh si provokator, Khalid bin Sufyan, pada tahun 625 Masehi. Ibnu Unais menuturkan, “Rasulullah SAW pada hari itu memanggilku. Kemudian, beliau menerangkan kepadaku, ‘Sesungguhnya telah sampai informasi kepadaku bahwa Khalid bin Sufyan bin Nubaih al-Hudzali (pemimpin Bani Lihyan) telah mengumpulkan banyak orang untuk menyerang Madinah. Mereka ada di Uranah (dekat Arafah), maka pergilah ke sana untuk membunuhnya.’

Aku pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku ciri-ciri orang itu agar aku dapat mengenalinya.’

Rasulullah SAW bersabda, ‘Apabila kamu melihatnya, kamu akan menggigil karenanya.’

Pada hari itu juga, aku berangkat. Maka sampailah aku di lokasi yang disebut sebagai rumah Khalid bin Sufyan.”

Abdullah bin Unais dengan cerdik memutuskan untuk menunggu waktu yang tepat. Yakni, ketika tidak banyak orang berada di sekitar rumah targetnya. Saat suasana sudah mulai sepi, ia pun mengetuk pintu rumah tersebut.

“Siapa kamu?” tegur Khalid bin Sufyan dengan nada curiga.

“Saya dari golongan Arab juga,” jawab Abdullah bin Unais tanpa berbohong, “Saya mendengar Tuan mengumpulkan orang hendak menyerang Muhammad. Karena itulah, saya datang kemari.”

Mendengar jawaban itu, air muka Khalid berubah cerah. Musuh Allah ini memang sedang membutuhkan banyak orang untuk menyusun kekuatan serangan ke Muslimin. Disangkanya, sang tamu datang dari daerah yang jauh hanya untuk mengonsolidasi kekuatan sukunya dalam aliansi anti-Islam ini.

“Benar, aku sedang menyusun kekuatan pasukan untuk membunuh Muhammad,” kata Khalid tegas.

Perkataan itu menjadi bukti nyata bagi Abdullah bin Unais bahwa orang di hadapannya adalah Khalid.

Perkataan itu menjadi bukti nyata bagi Abdullah bin Unais bahwa orang di hadapannya adalah Khalid bin Sufyan. Bagaimanapun, sang sahabat Nabi SAW tetap bersikap biasa. Ia terus berpura-pura dan mengajaknya bicara.

Khalid menjadi benar-benar percaya bahwa Abdullah akan bergabung dengannya. Ibnu Unais kemudian mengajaknya berjalan bersama sambil terus berunding. Ketika di luar rumah, secepat kilat sahabat Rasulullah SAW itu mencabut pedangnya dan menghantam Khalid sampai meninggal.

Abdullah pun bergegas pulang. Sesampainya di Madinah, ia melaporkan keberhasilan tugasnya kepada Rasulullah SAW.

“Ketika aku tiba di hadapan Rasulullah,” tutur Abdullah, sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad, “beliau melihat kedatanganku dan bersabda, ‘Wajah inilah yang mendapatkan kemenangan.’”

 

Beliau melihat kedatanganku dan bersabda, ‘Wajah inilah yang mendapatkan kemenangan.'

Aku pun berkata kepada beliau, “Ya Rasulullah, aku telah membunuh orang yang engkau maksud (Khalid bin Sufyan).”

Kemudian, Rasulullah SAW mengajak sahabatnya itu masuk ke dalam rumahnya. Beliau lantas memberikan kepada Abdullah sebatang tongkat. “Simpanlah tongkat ini, wahai Abdullah bin Unais,” sabdanya.

Dengan suka cita, Abdullah bin Unais keluar dari rumah Nabi SAW. Orang-orang melihatnya keheranan karena ia membawa tongkat. “Benda apakah itu yang engkau dapat dari rumah beliau?” tanya seorang.

“Rasulullah telah memberikannya kepadaku. Beliau memerintahkan kepadaku untuk menyimpannya.”

“Mengapa demikian?”

Abdullah terdiam sejenak, dan berkata, “Aku tidak tahu. Aku hanya melaksanakan apa yang beliau katakan.”

“Mengapa engkau tidak kembali saja menemui Rasulullah dan menanyakan kepada beliau, mengapa memberikan tongkat ini?”

Maka ia pun kembali menemui Rasulullah SAW untuk menanyakan persoalan ini. “Wahai Rasulullah, mengapa engkau memberikan tongkat ini kepadaku?” tanya Abdullah.

Rasulullah menjawab, “Ini sebagai tanda antara diriku dan kamu pada hari kiamat. Sebab, sedikit sekali orang yang datang pada hari itu dengan membawa amal saleh.”

 

Ini sebagai tanda antara diriku dan kamu pada hari kiamat. Sebab, sedikit sekali orang yang datang pada hari itu dengan membawa amal saleh.
Rasulullah SAW

Jawaban Nabi SAW itu sangat melegakannya. Sejak hari itu, tongkat pemberian Nabi SAW selalu bersamanya. Abdullah menyatukan benda tersebut dengan pedangnya sendiri. Pada hari-hari menjelang wafat, Abdullah bin Unais berwasiat bahwa tongkat itu dikafani bersama dengan jenazahnya dan dikuburkan bersama-sama.

Abdurrahman bin Abu Bakar, Mujahid Hingga Ujung Usia

Putra Abu Bakar ash-Shiddiq ini semula memusuhi Islam, baik di kancah Badar hingga Uhud.

SELENGKAPNYA

Ziarah Terakhir Pak Maja

Kecelakaan bus di Guci menyisakan kengerian.

SELENGKAPNYA

Tanda Tersirat Anda Kurang Tidur

Sistem kekebalan menciptakan antibodi baru dan sel darah putih yang bertanggung jawab melawan infeksi saat tidur.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya