Asap mengepul dari lingkungan pusat Khartoum, Sudan, Ahad (16/4/2023). Puluhan orang meninggal dalam pertempuran sengit selama dua hari antara militer Sudan dan kelompok paramiliter. | AP Photo/Marwan Ali)

Internasional

Mahasiswa Indonesia di Sudan Terancam

Puluhan warga sipil meninggal dalammkonflik di Sudan.

Oleh RIZKY JARAMAYA

KHARTOUM -- Kondisi keamanan di Sudan yang sempat mendingin beberapa waktu belakangan kembali terusik. Perebutan kekuasaan antara faksi militer yang memuncak akhir pekan ini menimbulkan puluhan korban jiwa.

Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muhammadiyah Sudan mengatakan, suara tembakan dari pesawat tempur terdengar melintasi atap rumah pada Ahad (16/4/2023) pagi. "Saat ini sedang terjadi penembakan di atas rumah melalui pesawat tempurnya," ujar Hanief Arkaan dari Lazizmu Sudan, kepada Republika.

Pasukan keamanan wilayah Khartoum menyerukan untuk meliburkan semua aktivitas warga pada Ahad karena situasi belum kondusif. Terpantau dari belakang asrama mahasiswa di Universitas Internasional Afrika (IUA) beberapa pasukan bersenjata terlihat berjaga-jaga pada persimpangan jalan sekitaran area  Khartoum.

PPI Sudan dan IMI Sudan membuka peluang gerakan lumbung pangan dalam rangka untuk membantu penyediaan bahan bahan pokok logistik bagi WNI Sudan. Sekitar pukul 06.00 pagi waktu Sudan terdengar beberapa letupan suara senjata peluru kaliber yang cukup dekat dengan berkumpulnya titik WNI. 

photo
Asap mengepul dari lingkungan pusat Khartoum, Sudan, Ahad (16/4/2023). Puluhan orang meninggal dalam pertempuran sengit selama dua hari antara militer Sudan dan kelompok paramiliter. - (AP Photo/Marwan Ali))

Suara tembakan terpantau terdengar di daerah Pasar Sinia, Stadion, pangkalan paramiliter RSF dan beberapa lokasi dekat dengan IUA. "Kondisi untuk saat ini semua WNI khususnya Kader berlindung di kediamannya masing-masing," ujar pernyataan PCI Muhammadiyah Sudan.

PCI Muhammadiyah Sudan mengatakan, terdapat beberapa kelompok pasukan berseragam yang membawa senjata, senapan, dan basoka di gedung fakultas bahasa kampus IUA dekat dengan titik perlindungan Mahasiswa di asrama IUA. PCI Muhammadiyah Sudan menambahkan, ada kemungkin internet dimatikan dalam beberapa waktu kedepan.

Angkatan bersenjata merebut semua markas paramiliter pasukan Pendukung cepat (RSF) di Omdurman dengan semua peralatan, kendaraan dan senjata yang ditinggalkan paramiliter saat melarikan diri dari lokasi tersebut. Dentuman keras senjata dan penggunaan artileri berat mengakibatkan getaran di beberapa bangunan wilayah sekitar. 

Pada Sabtu (15/4/2023) malam sejumlah rudal berterbangan di beberapa titik lokasi strategis seperti Bandara Khartoum, dan Solah Omdurman. Beberapa pasukan militer Sudan tambahan dikerahkan di wilayah jabroh. 

photo
Asap mengepul dari lingkungan pusat Khartoum, Sudan, Ahad (16/4/2023). Puluhan orang meninggal dalam pertempuran sengit selama dua hari antara militer Sudan dan kelompok paramiliter. - (AP Photo/Marwan Ali))

Militer Sudan melancarkan serangan udara di pangkalan pasukan paramiliter di dekat ibu kota dalam upaya untuk menegaskan kembali kendali atas negara itu pada Ahad (16/4/2023). Serangan berlangsung menyusul bentrokan yang menewaskan puluhan pejuang dan sedikitnya 56 warga sipil.

Militer Sudan menyerang pangkalan milik paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Kota Omdurman, yang berbatasan dengan Ibu Kota Khartoum pada Sabtu (15/4/2023) malam.  Militer dan RSF telah bersaing memperebutkan kekuasaan ketika faksi-faksi politik bernegosiasi untuk membentuk pemerintahan transisi setelah kudeta militer pada 2021.

Pada Ahad dini hari, saksi mata mendengar suara tembakan artileri berat melintasi Khartoum, Omdurman dan Bahri di dekatnya. Tembakan juga terdengar di Kota Laut Merah Port Sudan. Persatuan Dokter Sudan melaporkan sedikitnya 56 warga sipil meninggal dan 595 orang, termasuk prajurit, terluka sejak pertempuran meletus pada Sabtu.

photo
Asap mengepul dari lingkungan pusat Khartoum, Sudan, Ahad (16/4/2023). Puluhan orang meninggal dalam pertempuran sengit selama dua hari antara militer Sudan dan kelompok paramiliter. - (AP Photo/Marwan Ali))

Persatuan Dokter Sudan mengatakan, puluhan personel militer juga gugur. Namun mereka tidak memberikan jumlah spesifik karena kurangnya informasi langsung dari banyak rumah sakit tempat para korban dirawat. Kelompok dokter itu sebelumnya mencatat kematian di bandara Khartoum dan Omdurman, serta di barat Khartoum di Kota Nyala, El Obeid dan El Fasher.

RSF mengklaim telah menyita istana kepresidenan, kediaman panglima militer, stasiun televisi negara dan bandara di Khartoum, Kota Merowe, El Fasher dan negara bagian Darfur Barat.  

Angkatan udara Sudan menyerukan kepada warga sipil untuk tinggal di dalam rumah. Sementara hari libur diumumkan di negara bagian Khartoum pada Ahad. Sekolah, bank, dan kantor pemerintah ditutup akibat serangan itu.

Tembakan dan ledakan terdengar di seluruh ibu kota. Tayangan televisi menunjukkan asap mengepul dari beberapa distrik dan video media sosial menunjukkan jet militer terbang rendah di atas kota.

photo
Asap mengepul dari lingkungan pusat Khartoum, Sudan, Ahad (16/4/2023). Puluhan orang meninggal dalam pertempuran sengit selama dua hari antara militer Sudan dan kelompok paramiliter. - (AP Photo/Marwan Ali))

Seorang jurnalis Reuters melihat meriam dan kendaraan lapis baja di jalanan dan mendengar tembakan senjata berat di dekat markas tentara dan RSF. Kepala Angkatan Darat Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan mengatakan kepada Aljazirah bahwa RSF harus mundur.

"Kami pikir jika mereka bijak, mereka akan mengembalikan pasukan mereka yang datang ke Khartoum. Tetapi jika terus berlanjut, kami harus mengerahkan pasukan ke Khartoum dari negara lain.  daerah," ujar Al-Burhan.

Angkatan bersenjata mengatakan tidak akan bernegosiasi dengan RSF kecuali pasukan dibubarkan. Pemimpin RSF, Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo, lebih dikenal sebagai Hemedti, menyebut Burhan sebagai penjahat dan pembohong.

"Kami tahu di mana Anda bersembunyi dan kami akan menangkap Anda dan menyerahkan Anda ke pengadilan, atau Anda mati seperti anjing lainnya," kata Hemedti.

photo
Juru bicara Brigjen Angkatan Bersenjata Sudan. Nabil Abdullah membacakan pernyataan peringatan konflik setelah pengerahan paramiliter Sudan baru-baru ini di ibu kota dan kota-kota lain. - (SUNA via AP)

Konfrontasi yang berkepanjangan dapat menjerumuskan Sudan ke dalam konflik yang meluas saat negara itu berjuang dengan kehancuran ekonomi dan kekerasan suku, menggagalkan upaya untuk bergerak menuju pemilu.

Bentrokan itu menyusul meningkatnya ketegangan atas integrasi RSF ke dalam militer.  Ketidaksepakatan tersebut telah menunda penandatanganan perjanjian yang didukung secara internasional dengan partai politik tentang transisi menuju demokrasi. Koalisi kelompok sipil yang menandatangani draf perjanjian itu pada Desember menyerukan kepada kedua pihak untuk menghentikan permusuhan.

"Ini adalah momen penting dalam sejarah negara kita. Ini adalah perang yang tidak akan dimenangkan oleh siapa pun, dan itu akan menghancurkan negara kita selamanya," ujar pernyataan koalisi kelompok sipil.

Kondisi di Sudan menghangat sejak pertengahan pekan lalu. Militer Sudan memperingatkan pada Kamis (13/4/2023), tentang potensi bentrokan dengan pasukan paramiliter RSF dari pemerintah Sudan, yang disebut telah mengerahkan pasukan paramiliter di ibukota Khartoum dan daerah lain tanpa persetujuan tentara.

photo
Warga melakukan aksi unjuk rasa menentang kudeta militer di Khartoum, Sudan, Ahad (2/1/2022). Polisi menembakkan gas air mata dalam aksi yang diikuti ribuan orang tersebut. - (AP Photo/Marwan Ali)

Ketegangan antara militer dan paramiliter telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi itu memaksa penundaan penandatanganan kesepakatan yang didukung internasional dengan partai-partai politik untuk menghidupkan kembali transisi demokrasi di negara itu.

Dalam sebuah pernyataan, militer mengatakan bahwa pembentukan RSF di Khartoum dan di tempat lain di negara itu dilakukan tanpa persetujuan atau koordinasi dengan pimpinan angkatan bersenjata dan merupakan pelanggaran hukum yang jelas.

Paramiliter baru-baru ini mengerahkan pasukannya di dekat kota Merowe, Sudan utara. Selain itu, video yang beredar di media sosial pada Kamis menunjukkan apa yang tampak seperti kendaraan bersenjata RSF yang diangkut ke Khartoum.

Ketegangan terbaru antara tentara dan paramiliter berasal dari ketidaksepakatan tentang bagaimana RSF harus diintegrasikan ke dalam militer dan otoritas apa yang harus mengawasi proses tersebut. Penggabungan ini merupakan syarat utama dari perjanjian transisi Sudan yang belum ditandatangani.

photo
Warga melakukan aksi unjuk rasa menentang kudeta militer di Khartoum, Sudan, Ahad (2/1/2022). Polisi menembakkan gas air mata dalam aksi yang diikuti ribuan orang tersebut. - (AP Photo/Marwan Ali)

Persaingan antara tentara dan RSF sudah ada sejak masa pemerintahan otokratis Presiden Omar al-Bashir, yang digulingkan pada tahun 2019. Di bawah Presiden Sudan al-Bashir, pasukan paramiliter, yang dipimpin oleh Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo yang kuat, tumbuh dari mantan milisi yang dikenal sebagai Janjaweed yang melakukan penumpasan brutal di wilayah Darfur, Sudan, selama beberapa dekade konflik di sana.

Meskipun tentara dan RSF bersama-sama melakukan kudeta pada Oktober 2021 yang menjungkirbalikkan transisi Sudan menuju demokrasi, esekan di antara mereka semakin terlihat dalam beberapa bulan terakhir.  Diantaranya melalui pernyataan publik yang saling bertentangan, kehadiran militer yang besar di Khartoum, dan perjalanan ke luar negeri yang dilakukan secara paralel oleh para pemimpin militer dan RSF.

RSF mengatakan pada Rabu (12/4/2023) bahwa kehadirannya di Sudan utara dan di tempat lain bertujuan untuk "mencapai keamanan dan stabilitas serta memerangi perdagangan manusia dan migrasi ilegal." Pasukan paramiliter yang kaya raya ini diperkirakan memiliki puluhan ribu pejuang.

Menurut Kholood Khair, pendiri dan direktur Confluence Advisory, sebuah wadah pemikir di Khartoum, ketegangan antara tentara dan RSF berada pada titik tertinggi sepanjang masa.

photo
Warga melakukan aksi unjuk rasa menentang kudeta militer di Khartoum, Sudan, Ahad (2/1/2022). Polisi menembakkan gas air mata dalam aksi yang diikuti ribuan orang tersebut. - (AP Photo/Marwan Ali)

Kecaman internasional

Komunitas internasional mengutuk eskalasi kekerasan di Ibu Kota Sudan, Khartoum. Tembakan dan ledakan hebat meletus setelah beberapa hari ketegangan antara angkatan bersenjata dan kelompok paramiliter RSF.

Dilaporkan Aljazirah, Sabtu (15/4/2023), komunitas internasional mengecam kekerasan dan menyerukan ketenangan. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan situasi di Sudan rapuh. Tetapi dia menegaskan masih ada kesempatan untuk menyelesaikan transisi ke pemerintahan yang dipimpin sipil.

“Kami mendesak semua aktor untuk segera menghentikan kekerasan dan menghindari eskalasi lebih lanjut atau mobilisasi pasukan dan melanjutkan pembicaraan untuk menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan,” kata Blinken.

Sebelumnya, Duta Besar AS untuk Sudan John Godfrey mengatakan, dia berlindung di tempat yang aman. “Eskalasi ketegangan dalam komponen militer untuk pertempuran langsung sangat berbahaya. Saya mendesak para pemimpin militer senior untuk menghentikan pertempuran," ujarnya.

photo
Warga melakukan aksi unjuk rasa menentang kudeta militer di Khartoum, Sudan, Ahad (2/1/2022). Polisi menembakkan gas air mata dalam aksi yang diikuti ribuan orang tersebut. - (AP Photo/Marwan Ali)

Uni Emirat Arab (UEA) juga mendesak semua pihak di Sudan untuk menahan diri, mengurangi ketegangan, dan bekerja untuk mengakhiri krisis melalui dialog. Kantor berita negara WAM, melaporkan, Kedutaan Besar UEA di Khartoum mengikuti menegaskan kembali posisi UEA tentang pentingnya deeskalasi, dan berupaya menemukan solusi damai untuk atasi krisis.

Prancis menyuarakan keprihatinan mendalam atas pecahnya pertempuran di Sudan. Prancis meminta faksi militer yang bertikai di Khartoum melakukan segala upaya untuk menghentikan kekerasan.

Sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk pecahnya pertempuran dan menyerukan ketenangan. Juru bicara Guterres, Stephane Dujarric mengatakan, peningkatan eskalasi akan berdampak buruk bagi warga sipil.

“Sekretaris Jenderal meminta para pemimpin Rapid Support Forces dan Angkatan Bersenjata Sudan untuk segera menghentikan permusuhan, memulihkan ketenangan dan memulai dialog untuk menyelesaikan krisis saat ini. Setiap eskalasi lebih lanjut dalam pertempuran akan berdampak buruk pada warga sipil dan semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah genting di negara ini,” ujar Dujarric.

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly meminta para pemimpin militer untuk menahan pasukan mereka dan mengurangi ketegangan. Inggris menyerukan kepemimpinan Sudan untuk mengurangi ketegangan agar mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

Senada dengan Inggris, Qatar mendesak semua pihak untuk mengakhiri pertempuran dan menyelesaikan perbedaan melalui dialog. Kementerian Luar Negeri Qatar meminta semua pihak untuk segera menghentikan pertempuran, menahan diri secara maksimal, mengutamakan kepentingan publik, dan menghindarkan warga sipil dari konsekuensi pertempuran.

Kedutaan Rusia di Sudan mengatakan prihatin dengan peningkatan kekerasan di Sudan. Rusia menyerukan gencatan senjata dan negosiasi. Kedutaan mengatakan suasana di Khartoum tegang tetapi para diplomat Rusia aman.

Sementara Mesir menyatakan keprihatinan mendalam atas bentrokan yang sedang berlangsung di Sudan dan meminta semua pihak untuk menahan diri. Sedangkan  Pemerintah Saudi meminta faksi yang bertikai untuk mengedepankan dialog ketimbang konflik.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat