
Safari
Secuil Hambatan Menuju Ngagelan
Ban belakang mobil kami kempis. Apesnya, ban cadangannya pun bocor.
Saat itu jam di ponsel sudah menunjukkan pukul 14.20 WIB. Selepas dari Pancur, kami berniat melanjutkan perjalanan ke tempat penetasan telur penyu di Blok Ngagelan. Untuk itu, kami harus memutar kembali ke arah Pos Rawabendo.
Namun nahas. Sekitar dua kilometer dari Pantai Trianggulasi, ban belakang sebelah kanan mobil yang mengantar kami tiba-tiba kempis. Apesnya lagi, ban serap yang dibawa Hari Bowo ternyata juga bocor. Akhirnya, Bowo memutuskan berjalan kaki ke Pos Rawabendo untuk mencari ojek, sedangkan saya dan Prayogi menunggu di mobil.
Selama menanti pria itu kembali, saya memperhatikan keadaan sekitar. Suasana dan pemandangan di sini tak jauh berbeda dengan kawasan yang pernah kami lalui sebelumnya. Hanya pohon-pohon tinggi yang mengepung kami di tengah-tengah hutan itu. Sesekali, beberapa kera ekor panjang tampak melompat-lompat dari satu dahan ke dahan lainnya.
Menurut sumber dari Balai TN Alas Purwo, taman nasional ini disusun oleh beberapa tipe formasi vegetasi hutan. Jenis pertama adalah formasi vegetasi hutan alam dataran rendah. Hutan ini menjadi bagian yang terluas dari seluruh wilayah Alas Purwo, dan terdapat pada zona inti kawasan ini.
Jenis-jenis pohon dominan pada formasi vegetasi ini, antara lain, adalah kepuh (Sterculia feotida), bendo (Artocarpus elastica), kemiri (Aleurites moluccana), kedondong hutan (Spondias pinnata), dan beringin (Ficus benjamina).

Tipe kedua adalah formasi vegetasi hutan pantai. Formasi ini dijumpai pada bagian selatan dan utara TN Alas Purwo, membentang dengan total panjang mencapai 120 km. Yaitu, mulai dari arah Grajagan (Teluk Segoro Anak), Plengkung, Tanjung Slakah, hingga Tanjung Sembulungan. Adapun jenis tanaman yang mendominasi hutan ini adalah ketapang (Terminalia catapa), sawo kecik (Malnikora kouki), waru laut (Hisbiscus sp), bogem (Baringtonia asiatica), dan nyamplung (Calophylum inophylum).
Formasi vegetasi selanjutnya adalah hutan mangrove. Tipe ini ditemukan di sepanjang Teluk Segoro Anak, Blok Pondok Welit, Teluk Pangpang, dan Prepat. Dalam salah satu artikel pada buletin terbitan Balai TN Alas Purwo Dian Sulastini menyatakan, keberadaan tanaman mangrove punya fungsi ekologis penting bagi ekosistem di sekitarnya.
Mangrove, kata dia, mampu mencegah abrasi ataupun intrusi air laut. Bahkan, menurut hasil penelitian sejumlah institusi riset dan universitas, mangrove jenis Rhizophora sp dapat meredam tinggi gelombang tsunami hingga 50 persen. "Di samping itu, tanaman ini juga bermanfaat sebagai tempat pembenihan ikan dan udang, serta tempat bersarangnya burung-burung air," tulis Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Ahli TN Alas Purwo itu.
Selain ketiga formasi vegetasi di atas, taman nasional ini juga disusun oleh formasi vegetasi hutan bambu yang tersebar secara berkelompok dan merata pada beberapa tempat di kawasan ini. Ada juga sebagian kecil formasi savana, yakni Padang Gembala Sadengan yang sebelumnya kami sambangi.

Penetasan telur penyu
Setelah hampir dua jam kami menunggu, Bowo akhirnya kembali bersama seorang pria paruh baya dengan menggunakan sepeda motor. Kami lalu diantar oleh laki-laki itu ke Pos Rawabendo secara bergiliran. Sesampainya di pos tersebut, kami mencari ojek tambahan. Begitu dapat, saya dan Prayogi langsung bergerak menuju Ngagelan. Sementara Bowo tetap berada di pos, menanti mobil bantuan datang dari Banyuwangi.
Perjalanan kami ke Ngagelan menempuh jalan tanah di antara pepohonan yang tumbuh rimbun sepanjang sekira enam kilometer. Beberapa kali kami mendapati pohon-pohon lapuk dan tumbang merintangi jalan.
Untung saja, karena kami naik sepeda motor, jadi bisa mengambil celah lain. Ternyata bocornya ban mobil tadi ada hikmahnya juga. "Coba kalau naik mobil, mungkin kita harus berbalik arah lagi," ujar Prayogi.

Pukul 16.45 WIB, kami tiba di Ngagelan. Namun, tak ada satu pun petugas yang kami jumpai di situ. Saya melihat ada beberapa bak semen berlapis keramik di tempat ini. Hanya satu bak yang berisi air, sedangkan selebihnya kosong. Ada empat ekor penyu sisik di dalam bak berisi air itu. Sementara di dalam baskom, yang terletak tak jauh dari bak tersebut, terdapat dua ekor bayi penyu belimbing.
Menurut Anto, salah satu pemandu dari Pos Bedul yang biasa mengantar wisatawan ke Ngagelan, saat itu memang tidak ada kegiatan penetasan telur penyu. "Karena belum musimnya," katanya.
Pada Juni-September, hampir setiap malam dijumpai penyu mendarat ke pantai di kawasan ini untuk bertelur. Pada bulan-bulan tersebut, ungkap dia, petugas di Ngagelan biasanya melakukan patroli ke pantai mencari telur penyu.
Begitu terkumpul, telur-telur tersebut lalu ditetaskan di tempat penetasan tadi. "Butuh waktu sekitar dua bulan untuk menetaskannya," tambah Anto.

Ada empat jenis penyu yang biasa ditangkar di Ngagelan. Yaitu, penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coreacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas).
Ke mana di Alas Purwo?
1. Pancur
Panorama sore hari berupa sunset menjadi daya tarik utama kawasan ini. Tidak jauh dari Pancur, ada karang hitam (karang mati) yang dikenal dengan nama parang ireng, memiliki pantai dengan pasir yang besar-besar sehingga disebut pasir gotri.
Kawasan ini juga menjadi pilihan untuk kegiatan mammal watching dan jungle tracking. Dua kilometer sebelah utara Pancur, terdapat beberapa gua yang sering digunakan untuk keperluan ritual oleh kalangan tertentu.
2. Padang Sadengan
Berupa padang rumput seluas lebih kurang 80 hektare. Padang Sadengan menjadi tempat beberapa jenis mamalia hidup berkelompok dan merumput sepanjang hari. Binatang yang mudah dijumpai terutama adalah rusa, kijang, dan banteng.

Waktu terbaik untuk menyaksikan atraksi satwa di sini antara pukul 06.00-09.00 dan 15.00-18.00 WIB.
3. Ngagelan
Ngagelan menjadi salah satu lokasi pendaratan empat jenis penyu saat bertelur. Di tempat ini terdapat pusat pemeliharaan tukik-tukik alias anakan penyu yang menetas.
Sebagian besar tukik tersebut akan langsung dilepasliarkan ke pantai, sedangkan sisanya dipelihara selama beberapa bulan untuk kepentingan riset dan atraksi pelepasliaran. Kawasan konservasi reptil laut tersebut cukup menyedot wisatawan setiap tahun.
4. Mangrove Bedul
Blok Bedul menjadi unik lantaran keberadaan hutan mangrovenya yang luas. Lokasinya terletak sekitar 12 km dari Pos Rawabendo.

Dengan memilih salah satu paket ekowisata, pengunjung dapat menyusuri Teluk Segoro Anak menggunakan perahu kayu, sambil menikmati keunikan mangrove dan satwa-satwa yang mengisinya. Selain itu, aktivitas nelayan tradisional di sekitar kawasan ini juga menarik untuk diamati.
5. Pantai Plengkung
Di kalangan turis mancanegara, khususnya peselancar, Pantai Plengkung populer dengan sebutan G Land. Pantai ini menjadi terkenal karena ombaknya yang bagus untuk olahraga surfing. Rata-rata ketinggian ombaknya berkisar 6-7 kaki. Konon, ombak di Pantai Plengkung masuk tiga besar terbaik di dunia.
Untuk masuk ke kawasan ini dari Pancur, harus menumpang mobil yang disediakan oleh petugas TN Alas Purwo. Harga sewanya Rp 200 ribu dengan daya tampung hingga 15 orang per mobil. Sementara para turis asing umumnya langsung menuju Pantai Plengkung dari Bali menggunakan speed boat.

6. Pantai Trianggulasi
Salah satu pantai yang memiliki formasi hutan pantai yang masih lengkap. Tumbuhan yang mendominasi di kawasan ini, antara lain, pohon nyamplung, keben alias bogem, dan pandan laut.
Dalam rentang April-November, pantai yang punya pasir putih bersih ini digunakan sebagai tempat bertelur oleh empat jenis penyu yang ada di Alas Purwo. Potensi lain yang bisa dinikmati di antaranya adalah sunset dan animal watching.
7. Cungur
Wilayah Cungur dapat dicapai dari Bedul dengan menggunakan perahu kayu. Di tempat ini, pengunjung dapat menyaksikan atraksi burung air migran. Karenanya, kawasan ini sangat cocok untuk kegiatan fotografi dan birds watching.
Disadur dari Harian Republika edisi 6 Januari 2013. Reportase oleh Ahmad Islamy Jamil.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Israel Serang Stadion, Mana Sanksinya FIFA?
Pasukan Israel menembakkan gas air mata ke tengah pertandingan final Piala Liga Palestina.
SELENGKAPNYATeladan Buya Hamka Kala Muhammadiyah (tidak) ‘Pecah’
Pada masa rezim Orde Lama, Muhammadiyah sempat terguncang akibat dinamika politik nasional.
SELENGKAPNYA