ILUSTRASI Majzaah bin Tsaur berperan penting dalam penaklukan daulah Islam atas Persia. | DOK WIKIPEDIA

Kabar Utama

Pahlawan Muslim di Pembebasan Kota Tutsar

Majzaah dikenang sebagai salah seorang pahlawan Muslim dalam penaklukan Persia.

Tustar acap kali dijuluki sebagai "Mutiara Persia." Kota tua yang memiliki benteng kokoh ini terletak di pegunungan dekat Sungai Dujal. Terkenal pula dengan bendungan besarnya yang dibangun Raja Sabur. Air sungai yang telah dibendung itu dialirkan melalui terowongan yang menempel pada lereng perbukitan.

Bendungan Tutsar bahkan dipandang sebagai salah satu keajaiban dunia buatan manusia. Konstruksinya terbuat dari batu-batuan gunung berkualitas tinggi, dengan tiang-tiang yang kuat, dan berlantai marmer.

Sejarah mencatat, Tustar yang indah dan megah ini menjadi benteng terakhir para prajurit Persia saat menghadapi pasukan Muslimin. Panglima Muslim, Abu Musa al-Asy'ari, sebelum mencapai kota ini, telah diperintahkan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Instruksinya adalah, untuk membawa seorang penunggang kuda yang cekatan dan sekaligus tokoh Bani Bakar. Sosok yang dimaksud adalah Majzaah bin Tsaur as-Sadusi.

Seperti dikisahkan dalam buku 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa, Majzaah bin Tsaur adalah seorang mujahid yang berhati teguh. Panglima Abu Musa menempatkan pemuka Bani Bakar itu pada sayap kiri pasukan tempurnya. Syahdan, mereka bergerak untuk menyerang tentara Persia di Ahwaz, sebuah distrik dekat Teluk. Musuh ketika itu dipimpin oleh Panglima Hurmuzan.

Setiap melalui sebuah kota, pasukan Majzaah membebaskan penduduk dari penindasan pemerintahan Persia yang zalim. Mereka membersihkan seluruh benteng yang ditinggalkan musuh. Akhirnya, mereka menghadapi Panglima Hurmuzan dan pasukannya yang mundur ke Tutsar dengan sisa-sisa tenaga.

Konon, dinding tembok Benteng Tutsar adalah yang pertama terbesar dibangun manusia di muka bumi. Sesampainya di sana, Hurmuzan memerintahkan pasukannya untuk menggali parit yang dalam dan lebar di sekeliling pagar luar tembok benteng ini. Tujuannya, menghalangi musuh menerobos masuk Tutsar. Di belakang parit, juga ditempatkan pasukan tempur pilihan sang komandan Persia.

Tentara Muslimin mengepung Tutsar, yang kini telah ditambahi parit sebagai perlindungan ekstra. Pengepungan itu berlangsung sekurang-kurangnya 18 bulan. Dalam periode itu, telah terjadi 83 kali pertempuran antara kedua belah pihak.

Biasanya, setiap baku senjata dimulai dengan perang tanding atau duel satu lawan satu. Yang kerap tampil ialah prajurit berkuda dari masing-masing pihak. Kemudian, berkecamuk pertempuran yang lebih besar. Tidak sedikit korban jatuh dari tiap kubu.

Dalam duel tersebut, Majzaah bin Tsaur memperlihatkan keberanian dan kemampuannya yang luar biasa. Ketangkasan dan keperkasaannya membuat lawan kewalahan. Ia dengan mudah dapat menewaskan tidak kurang dari 100 orang musuh. Reputasinya pun kian berkibar, baik di kalangan lawan maupun sesama pasukan Muslimin.

Orang yang mula-mula belum mengenalnya, akhirnya mulai mengerti mengapa Khalifah Umar bin Khattab mendesak panglima mereka supaya menempatkan Majzaah di barisan terdepan. Ia memang sosok yang ksatria dan brilian. 

Pengepungan terhadap Benteng Tustar kian menyulitkan pasukan Islam. Bahkan, semua gerbang benteng itu semakin diperkuat oleh penjagaan ketat bala tentara Persia.

Panglima Abu Musa al-As’ari kemudin memanggil Majzzah dan memerintahkan, “Beri saya orang-orangmu yang pintar, berani, dan tangkas berenang.”

“Tunjuklah saya, panglima!,” jawab Majzaah.

Setelah menerima perintah, Majzaah kemudian berangkat bersama orang Persia yang ingin menunjukkan jalan rahasia kepada pasukan muslim. Mereka memasuki terowongan bawah tanah lewat sungai. Hingga akhirnya mereka bertemu sebuah lubang yang langsung tembus sampai ke kota.

Ketika Majzaah melihat Hurmuzan, timbul niatnya untuk memanah batang lehernya. Namun, Majzaah segera menyadari perintah Panglima Abu Musa agar jangan bertindak di luar perintah. Sebab, hal itu dapat menggagalkan rencana. Majzaah segera mengendalikan diri dan kembali ke pos komando sebelum fajar.

Abu Musa kemudian menyiapkan 300 tentara muslimin yang paling berani, tangguh, dan tangkas berenang. Kemudian, diangkatlah Majzaah menjadi komandan mereka. Setelah melewati waktu sepertiga malam, berangkatlah Majzaah bersama pasukannya melewati terowongan berbahaya itu.

Saat mereka sampai ke muka gerbang utama yang langsung menuju pusat kota Tustar, jumlah pasukannya tinggal 80 orang saja. Sedangkan 220 orang meninggal dalam terowongan.

Setelah berhasil memasuki Kota Tutsar, Majzaah bersama pasukannya pun segera menghunus pedang. Para prajurit Persia sangat tidak menduga kehadiran mereka. Alhasil, musuh-musuh itu pun lekas binasa. Saat pertempuran berkecamuk, bertemulah Majzaah dengan Panglima Hurmuzan.

Secepat kilat, ia pun langsung menyerang Hurmuzan. Pedang mereka saling memukul. Namun, sayang bagi Majzaah, pedangnya meleset, sedangkan pedang Hurmuzan tepat mengenai sasaran. Majzaah bin Tsaur, pahlawan yang gagah berani itu pun jatuh. Ia syahid dalam pertempuran yang sangat diidamkannya. Sedangkan pasukan muslimin yang lain terus bertempur sampai kemenangan berhasil diraih.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Penjualan Buku Islam Selama Ramadhan Meningkat

Minat membaca literarur Islam pada bulan Puasa meningka.

SELENGKAPNYA

Mengenal Sang Mufasir, Imam Jalaluddin al-Mahalli

Imam Jalaluddin al-Mahalli masyhur sebagai mufasir penulis Tafsir Jalalain.

SELENGKAPNYA

Menyesal ‘Telat’ Masuk Islam

Hakim bin Hazam masuk Islam baru belakangan, yakni saat Fath Makkah.

SELENGKAPNYA