Palestinian volunteers clean the ground outside the Dome of Rock Mosque at the Al-Aqsa Mosque compound ahead of the Muslims holy month of Ramadan, in Jerusalem | AP Photo/Mahmoud Illean

Kabar Utama

Pemuda Palestina Dilarang Jumatan di Masjid Al-Aqsa

Ratusan orang dihentikan pasukan Israel di Pos Pemeriksaan Qalandia.

Oleh ZAHROTUL OKTAVIANI, ROSSI HANDAYANI

Jumat pertama Ramadhan 1444H/2023 di Masjid Al-Aqsha, Yarussalem, Palestina, tampak kontras pada hari-hari sebelumnya. Pasukan Israel terlihat memblokir jalan menuju tempat suci ketiga umat Islam ini. Padahal, ada lebih dari 100 ribu jamaah datang untuk berdoa.

Drone dan helikopter berputar-putar di langit, di atas Dome of the Rock. Di jalan-jalan sempit dan pasar Kota Tua menuju Al-Aqsha, pasukan Israel yang dilengkapi dengan tabung gas air mata beberapa kali menghentikan para pemuda yang ingin masuk.

Wanita dari segala usia dan pria di atas usia 55 tahun diizinkan memasuki Al-Aqsha. Namun, semua pria muda dengan tujuan yang sama dihentikan di gerbang. Mereka digeledah petugas.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by AL Quds - جريدة القدس (@alqudsnewspaper)

Di pos pemeriksaan Qalandia, pasukan Israel menghentikan ratusan orang yang ingin memasuki situs suci. Hal ini bahkan menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Di sekitar gerbang Al-Aqsa, beberapa pasukan Israel terlihat menyamar. Mereka juga merekam jamaah dan menggunakan teropong untuk pengawasan.

Seorang warga Palestina dari Abu Dis, Farah Erakat, mengatakan pasukan Israel mempersulit orang untuk mencapai lokasi tersebut. Penghalang jalan terlihat dimana-mana, yang membuat umat Islam tidak merasakan kebebasan.

"Ada penghalang jalan di mana-mana dan orang tidak merasakan kebebasan di sini. Kelonggaran bagi perempuan untuk masuk hanya untuk shalat Jumat. Biasanya sangat sulit bagi semua orang dari Tepi Barat untuk datang,” kata dia dikutip di Middle East Eye, Ahad (26/3/2023).

 
Polisi telah mengepung toko kami dan menghentikan semua orang yang lewat. Biasanya anak-anak muda yang mampir ke sini.
NADIA Pemilik Toko di Jalan al-Wad, Palestina.
 

Ia menyebut sang kakak termasuk yang dihentikan dan diinterogasi oleh pasukan ini. Setiap kali seseorang dihentikan, tindakan itu akan merusak hari mereka. Bus yang membawa umat Muslim juga dihentikan untuk mencapai titik-titik tertentu. Ramadhan adalah bulan paling suci dalam kalender Islam.

Tanpa gentar, warga Palestina mengalir melalui berbagai pintu masuk Al-Aqsha dan berbaris untuk berdoa. "Polisi telah mengepung toko kami dan menghentikan semua orang yang lewat. Biasanya anak-anak muda yang mampir ke sini,” ujar pemilik toko di Jalan al-Wad, Kota Tua dekat Al-Aqsha, Nadia.

Dalam kesempatan Ramadhan kali ini, jalan-jalan di sekitar Al-Aqsha dihiasi dengan lentera dan lampu tali. Hiasan ini dibuat untuk menyambut bulan suci yang diperingati oleh umat Islam seluruh dunia.

Seorang warga asal Nablus dan bekerja di sebuah toko dekat Al-Aqsha, Khadija, mengatakan tidak ada pengalaman di dunia seperti Ramadhan di Al-Aqsha. Momentum seperti ini merupakan sesuatu yang spesial.

Di jalan-jalan Kota Tua, antrean terbentuk di luar toko yang menjual segala sesuatu, mulai acar hingga roti segar dan manisan yang direndam sirop. Lentera Ramadhan juga berjejer di jalanan menambah warna pasar.

Erakat menyebut Al-Aqsha adalah tempat yang unik di bulan Ramadhan. Hal ini disebabkan oleh kreativitas anak muda setempat. "Sebelum awal Ramadhan, wanita dari seluruh Palestina datang untuk membersihkan halaman, yang menunjukkan betapa pentingnya bulan ini bagi kami," kata dia.

 
Sebelum awal Ramadhan, wanita dari seluruh Palestina datang untuk membersihkan halaman, yang menunjukkan betapa pentingnya bulan ini bagi kami.
FARAH ERAKAT, Warga Palestina
 

Sebelum awal bulan suci, pohon-pohon di sekitar taman diberi cat putih dan lantainya dibersihkan. Adapun selama shalat Jumat, pasukan pramuka Palestina dikerahkan untuk membantu orang-orang dan mengatur kerumunan.

Setelah jamaah berbuka puasa, ratusan orang berbondong-bondong ke Gerbang Damaskus yang telah didekorasi untuk bulan suci. Situs tersebut telah menjadi titik fokus utama bagi warga Palestina untuk berkumpul dan bersosialisasi setelah shalat Isya.

Gerobak makanan jalanan yang menjual segala sesuatu, mulai dari kacang fava hingga jagung rebus terlihat berjejer di jalan, sementara orang berlarian mencari tempat. Teh mengalir dan musik menggelegar dari segala arah, dengan orang-orang bernyanyi dengan gembira.

Pada Kamis (23/3/2023), perayaan Ramadhan ini dihentikan setelah pasukan Israel menyerbu kerumunan orang pada pukul 12.30 waktu setempat. Seorang wanita, yang tidak mau disebutkan namanya, menyebut pembubaran dilakukan dengan alasan penggunaan ruang umum oleh Palestina.

Erakay menyebut pasukan Israel menyerang orang-orang di Gerbang Damaskus tanpa alasan. Padahal, mereka hanya bernyanyi dan menikmati waktu. Namun, bagi Israel kehadiran mereka sudah mengganggu.

Video yang dibagikan secara daring menunjukkan orang-orang dipukuli dan gerobak ditendang dan dibongkar. Pada saat bersamaan, orang-orang berlarian untuk mencari kerabat yang mereka cintai. Sepanjang malam, pasukan Israel ditempatkan di sekitar tangga menuju Gerbang Damaskus, dengan beberapa di antaranya menyamar. Pasukan lain dikerahkan di menara pengawas.

Menyusul penyerbuan ini, setiap keluarga berebut untuk mencari keselamatan dan bersatu kembali dengan teman dan keluarga mereka. Direktur Jenderal Departemen Wakaf Islam di Yerussalem, Sheikh Azzam Al-Khatib, dilansir dari laman Anadolu Agency pada Ahad (26/3/2023), mengungkapkan, polisi Israel telah dikerahkan semenjak pagi di jalan-jalan kota, terutama Kota Tua dan gang-gangnya, serta di sekitar Masjid Al-Aqsha.

Polisi Israel mengatakan, pihaknya mengerahkan lebih dari 2.300 petugas polisi Distrik Yerusalem, petugas polisi perbatasan, dan bala bantuan lainnya di Yerusalem Timur. Disebutkan bahwa itu akan memungkinkan sejumlah kecil warga Gaza yang memperoleh izin untuk memasuki Yerusalem Timur selama bulan Ramadhan. Israel mengeluarkan keputusan Senin (20/3/2023), mengenai masuknya warga Tepi Barat ke Yerusalem Timur untuk menunaikan salat Jumat di Masjid Al-Aqsha.

Wanita dari segala usia, anak laki-laki hingga usia 12 tahun dan pria di atas 55 tahun akan diizinkan memasuki Masjid Al-Aqsha selama Ramadhan tanpa izin. Israel, bagaimanapun, memberlakukan izin pada pria berusia 45-55 tahun. Adapun ketegangan meningkat di Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa bulan terakhir di tengah serangan militer Israel berulang kali ke kota-kota Palestina.

Lampion Perdana di Gaza

Warga Palestina masih dibayangi ancaman Israel.

SELENGKAPNYA

Shalat Tahajud Berjamaah, Benarkah Makruh?

Riwayat lain dari Imam Ahmad memberi sinyal bahwa hukum shalat Tahajud berjamaah boleh dilakukan.

SELENGKAPNYA

Memahami Makna Shalat Tarawih, Qiyamulail, dan Tahajud

Shalat pada malam hari dinamakan qiyamulail sekaligus juga tahajud

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya