
Kisah
Perjalanan Panjang Menemukan Kebenaran
Inilah perjalanan panjang seorang sahabat Nabi SAW dalam menemukan kebenaran.
Di Persia pada zaman Nabi Muhammad SAW hidup, terdapat seorang remaja yang bertugas sebagai penjaga api. Ia melakukannya sehari-hari di tempat ritual kaum Majusi.
Lelaki muda tersebut merupakan putra seorang pejabat negeri Isfahan. Agak berbeda dengan kebanyakan anak pejabat, dirinya memiliki minat yang tinggi pada hal-hal spiritual. Karena itu, ia menikmati pekerjaannya sebagai penjaga api di kuil.
Namun, pada suatu hari ayahnya dipindahtugaskan. Terpaksa, keluarga ini bertempat tinggal di wilayah baru yang banyak kawasan pertanian. Atas saran ayahnya, remaja ini pun mencoba belajar bertani, untuk menimba pengalaman sebelum datang masa dewasa.
Pemuda ini pun menuju lahan yang telah ditunjuk ayahnya. Inilah pertama kalinya ia keluar dari kuil seharian.
Di tengah perjalanan, remaja yang penuh rasa ingin tahu ini melewati sebuah gereja Nasrani. Di tempat itu, jamaat sedang menjalankan ritual. Karena tertarik mengamati lebih dekat, ia pun memasukinya.
Usai berbincang-bincang dengan seorang pendeta senior di sana, lelaki muda ini terkagum-kagum dengan ajaran Nabi Isa AS. Ia pun bertanya lagi pada sang imam gereja, "Dari mana asal usul agama ini?"
"Dari Syam," jawab pendeta itu.
"Jika rombongan dari Syam beragama Nasrani datang ke sini untuk berdagang, dapatkah kalian mengabarkanku?" pinta si pemuda.
Permintaan itu disanggupi pihak gereja. Beberapa pekan kemudian, hal yang dijanjikan terwujud. Tugas mengurus lahan, sebagaimana pesan ayahnya, terlupakan begitu saja oleh si pemuda.
Maka, bapaknya pun menjadi khawatir. Seseorang diutusnya untuk mencari putranya yang tak ditemui di lahan. Sang pemuda pun mencoba mengabarkan agama baru yang ia dapatkan ilmunya.
"Ayah," katanya, "aku melewati suatu kaum yang tengah beribadah di gereja. Aku kemudian kagum dengan ajaran mereka. Tidak beranjak dari tempat itu hingga matahari terbenam," ujarnya.
Mendengarnya, sang ayah langsung geram. Melihat kebulatan tekad anaknya pada agama Nasrani, bapak ini lalu memenjarakan si pemuda di rumahnya. Kaki anak muda ini dirantai agar tak bisa pergi ke mana-mana.
Melihat kebulatan tekad anaknya pada agama Nasrani, bapak ini lalu memenjarakan si pemuda di rumahnya. Kaki anak muda ini dirantai agar tak bisa pergi ke mana-mana.
Hingga sekian lama, si pemuda kemudian mendapat kabar bahwa rombongan dari Syam datang. Mereka bahkan akan segera berangkat pulang.
Usai berusaha keras, si pemuda berhasil melepaskan rantai yang mengikat kakinya selama ini. Ia pun kabur dan pergi menemui rombongan tersebut untuk ikut menempuh perjalanan bersama mereka.
Setiba di Syam, ia mencari ahli agama yang menjadi tuntunan warga. Ia pun ditunjukkan kepada seorang uskup di sebuah gereja. Sang pemuda pun bermaksud mengabdikan diri di sana; menuntut ilmu dan menjadi hamba Allah yang taat.
"Aku sangat mencintai agama ini. Bolehkah saya tinggal bersama Anda agar saya dapat belajar dan sembahyang bersama? Aku akan membantumu mengurus gereja," pinta si pemuda. Sang uskup pun mempersilakannya.
Setelah si uskup meninggal, berangkatlah pemuda itu ke Irak. Ia pun segera menemui Fulan yang disebut dalam wasiat uskup sebelum meninggal. Si pemuda kemudian hidup bersama Fulan.
Tak berapa lama, Fulan meninggal dunia. Dia berwasiat agar si pemuda menemui seorang di Kota Nashibin (Aljazair). Singkat cerita, si pemuda berangkat ke kota tersebut dan akhirnya tinggal bersama orang yang dimaksud.
Di sana, ia bekerja hingga memiliki beberapa ternak sapi dan kambing. Namun, takdir Allah kembali mengujinya. Orang saleh itu meninggal dunia.
Namun, sebelum ajal menjemput, dia sempat berwasiat, "Aku tak mengenal seorang pun yang masih memiliki keyakinan ini. Namun, telah dekat waktu kemunculan nabi terakhir. Dia akan membawa ajaran Nabi Ibrahim yang hanif. Nabi itu akan muncul di tanah Arab, kemudian akan hijrah ke tempat di antara dua bukit yang banyak tumbuh pohon kurma."
Ia lanjutkan wasiatnya, "Nabi itu memiliki tanda yang tampak terang. Ia menerima hadiah, namun enggan menerima sedekah. Di bahunya juga terdapat tanda kenabian yang berbentuk seperti cincin. Demikian cirinya dan ciri daerah itu. Jika kau mampu, maka berangkatlah dan carilah ia."
Di bahunya juga terdapat tanda kenabian yang berbentuk seperti cincin. Demikian cirinya dan ciri daerah itu. Jika kau mampu, maka berangkatlah dan carilah ia.
Si pemuda pun bertekad akan ke tanah Arab menemui sang nabi. Di tengah jalan, dia bertemu rombongan pedagang Arab yang akhirnya menjual dirinya sebagai budak. Dia akhirnya dibeli oleh seseorang dari Bani Quraidzah asal Madinah dan dibawa ke sana.
Hingga kemudian tibalah saat hijrah nabi. Warga Madinah diliputi kabar kedatangan Nabi Muhammad SAW. Namun, saat itu Rasulullah SAW masih berada di Quba.
Tak sabar menunggu, si pemuda pergi ke Quba setelah pekerjaannya selesai. Ia amat ingin memastikan ciri seperti yang diwasiatkan seorang saleh di Romawi. Semua ciri tersebut akhirnya terbukti ada pada diri beliau.
Ia --yang sesungguhnya kini tak layak lagi disebut pemuda-- segera tersungkur di hadapan Rasulullah SAW. Tak kuasa menahan air mata. Ia telah menghabiskan banyak usia untuk mencari kebenaran, hingga bertemu sang nabi.
Ia pun memeluk Rasulullah. Nabiyullah dengan lemah lembut pun memintanya menceritakan keadaannya. Si pemuda pun mengisahkan perjalanan panjangnya itu. Para sahabat yang juga ikut mendengarnya merasa takjub dan terharu.
Si pemuda ini merupakan salah seorang sahabat Rasul yang terkenal, yaitu Salman al-Farisi. Kisah tersebut dikabarkan oleh Ibnu Abbas, riwayat Imam Ahmad, ath-Thabrani, Ibnu Sa'ad, dan al-Baihaqi.
Status budaknya dibebaskan dengan bantuan Rasulullah dan para sahabat. Ia tak pernah luput dalam pasukan Muslimin. Kiprahnya yang terkenal di antaranya saat Perang Khandak. Ide penggalian parit merupakan usulan Salman.
Virus Negara Pancasila
Banyak perilaku anak bangsa yang sejatinya mengandung virus menggerogoti eksistensi negara Pancasila.
SELENGKAPNYARamadhan, Puasa, dan Takwa
Seorang hamba tidak akan pernah mancapai derajat takwa sampai ia berhasil mengambil jarak dari yang halal.
SELENGKAPNYATurunnya Hidangan dari Langit untuk Umat Nabi Isa
Sebagian umat Nabi Isa, al-Hawariyyun, meminta mukjizat turunnya hidangan dari langit.
SELENGKAPNYA