ILUSTRASI Turunnya surah al-Maidah berkaitan dengan kisah umat Nabi Isa yang meminta mukjizat berupa hidangan. | DOK PXHERE

Kisah

Turunnya Hidangan dari Langit untuk Umat Nabi Isa

Sebagian umat Nabi Isa, al-Hawariyyun, meminta mukjizat turunnya hidangan dari langit.

Nabi Isa AS merupakan salah seorang utusan Allah SWT. Ia diutus kepada Bani Israil, beberapa masa sebelum Rasulullah Muhammad SAW. Kepadanya, kitab Injil pun diturunkan.

Seperti halnya keadaan para rasul Allah, putra Maryam itu pun menghadapi adanya kalangan pengikut dan penentang dakwahnya. Di antara umat beliau, terdapat golongan yang dinamakan al-Hawariyyun. Itu terdiri atas 12 murid Nabi Isa. Alquran surah Ali Imran ayat ke-52 dan 53 menyebutkan perihal mereka.

Alquran pun menceritakan perihal suatu mukjizat Nabi Isa yang ditunjukkan kepada al-Hawariyyun. Keajaiban yang dimaksud ialah, turunnya hidangan yang terdiri atas roti, ikan, delima, buah-buahan, serta beragam lainnya dari langit.

 
Alquran pun menceritakan perihal suatu mukjizat Nabi Isa yang ditunjukkan kepada al-Hawariyyun.
 
 

Sebelumnya, para al-Hawariyyun mengajukan permohonan kepada sang putra Maryam. “Wahai Isa putra Maryam, dapatkah Tuhanmu mengirimkan kepada kami sebuah hidangan dari surga?” pinta mereka.

Tentu saja, permintaan tersebut sangat mengejutkan sang nabiyullah. Jika bukan untuk menguji kenabiannya, maka para pengikutnya ingin menguji kebesaran Allah.

"Takutlah kalian kepada Allah jika kalian memang beriman,” jawab Isa.

Sampainya pikiran mereka pada permintaan itu didasari ibadah yang sudah dilakukannya. Allah telah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya itu agar mengerjakan puasa selama 30 hari.

Nabi Isa kemudian menyampaikan instruksi itu kepada para muridnya. Maka berpuasalah mereka selama 30 hari. Pada ujung bulan, para pengikut beliau ini pun meminta “hadiah”.

Tak tanggung-tanggung, mereka meminta sesuatu yang sangat besar. Mereka menginginkan sebuah hidangan diturunkan dari langit untuk mereka berbuka puasa.

 
Mereka menginginkan sebuah hidangan diturunkan dari langit untuk mereka berbuka puasa.
 
 

Mendengar permintaan pengikutnya, Isa tak habis pikir. Telah banyak mukjizat yang Allah berikan padanya, tapi pengikutnya tak kunjung juga merasa puas.

Putra Maryam pun kemudian takut pengikutnya akan seperti umat terdahulu yang meminta sesuatu besar kepada Allah tapi berujung pada kekafiran. Dia enggan menyetujui permintaan pengikutnya tersebut.

Namun, para al-Hawariyyun terus membujuk Nabi Isa. Mereka menginginkan hari raya atas puasa yang telah mereka lakukan dengan turunnya hidangan dari langit.

Mereka pun beralasan kepada Isa, “Kami meminta hidangan itu karena kami ingin memakannya dan agar tenteram hati kami, agar keimanan kami menjadi lebih kuat dan supaya kami mengetahui bahwa kau memang menyampaikan hal yang benar dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu,” ujar mereka.

Pengikutnya terus bersikeras, Nabi Isa pun tak sanggup menolak. Dia kemudian bersiap menuju tempat peribadatannya. Mengenakan pakaian bagus, Nabiyullah memohon kepada Allah agar permintaan umatnya dikabulkan.

“Ya Rabb kami, turunkanlah kepada kami sebuah hidangan dari langit, yang hari turunnya akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau. Beri rezekilah kami, dan Engkaulah sang Maha Pemberi rezeki,” pinta Al Masih.

Allah pun kemudian mengabulkan utusan-Nya. Allah kemudian berfirman, “Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu. Barang siapa yang kafir sesudah turun hidangan itu maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia,” firman Allah.

Maka sebuah meja suci berisi banyak makanan atau disebut dengan al-Maidah turun dari langit. Dua buah awan mengapitnya dan membawanya turun menuju Nabi Isa.

Sementara, al-Hawariyun menyaksikan peristiwa menakjubkan tersebut. Nabi Isa terus berdoa agar hidangan tersebut menjadi rahmat dan bukan azab.

 
Maka sebuah meja suci berisi banyak makanan atau disebut dengan al-Maidah turun dari langit. Dua buah awan mengapitnya dan membawanya turun menuju Nabi Isa.
 
 

Saat menerimanya, Nabi Isa pun membuka kain penutup hidangan tersebut seraya berkata, “Dengan nama Allah sebaik-baik pemberi rezeki,” ujarnya.

Dikabarkan, hidangan tersebut terdiri atas roti, ikan, delima dan buah-buahan, dan beragam lainnya. Aromanya pun sangat harum semerbak.

Menerima kasih sayang Allah, Nabi Isa pun kemudian bersujud yang kemudian diikuti para pengikutnya. Lalu para pengikut Isa bertanya, “Wahai Roh Allah, apakah ini makanan dari dunia ataukah dari surga?”

Nabi Isa dengan sabar menjawab, “Bukankah Allah telah melarang kalian mengajukan pertanyaan macam ini. Hidangan ini dari Ilahi, Allah Maha Berkuasa hanya mengatakan 'jadilah', maka jadilah hidangan ini. Ini adalah tanda dari Allah sekaligus peringatan manusia agar beriman,” ujar Nabi Isa.

Tibalah saat menyantap hidangan. Namun, bukan bersegera memakannya, para pengikut Isa menyuruh nabi mereka memakannya terlebih dahulu. “Kami tidak akan makan sebelum engkau memakannya,” ujar mereka.

Nabi Isa pun menjawab, “Bukankah kalian yang meminta ini sejak awal?” ujarnya.

Namun, mereka tetap enggan menyentuh hidangan tersebut. Maka Nabi Isa pun memanggil para fakir miskin dan orang sakit. Mereka diberikan kesempatan menyantap hidangan luar biasa tersebut.

Setelah memakannya, tiba-tiba mereka yang sakit menjadi sembuh, yang cacat menjadi normal, yang sekarat menjadi sehat. Melihatnya, para pengikut Isa yang meminta hidangan sejak awal itu pun menyesal tak menyantapnya pertama kali.

Kisah ihwal hidangan ini terdapat dalam Alquran surah al-Maidah. Bahkan, nama surat itu pun merepresentasikan kejadian yang berlangsung pada zaman Nabi Isa tersebut. Kata maidah berarti 'hidangan'.

 
Meski ribuan orang memakannya, hidangan tersebut tak kunjung habis. Setiap yang memakannya mendapatkan kebaikan yang banyak. Inilah salah satu mukjizat Nabi Isa AS yang terjadi dengan izin Allah.
 
 

Keajaiban al-Maidah pun masih terlihat saat disantap. Meski ribuan orang memakannya, hidangan tersebut tak kunjung habis. Setiap yang memakannya mendapatkan kebaikan yang banyak. Inilah salah satu mukjizat Nabi Isa AS yang terjadi dengan izin Allah.

Sayangnya, mukjizat itu lalu disalahartikan sebagian pengikutnya. Mereka kemudian melupakan esensi mukjizat nabi Allah dan justru menganggap Isa sebagai putra Allah, dan bahkan kemudian menyembahnya.

Shalat Jumat Pertama di Bulan Ramadhan

Jamaah Shalat Jumat memenuhi area Masjid At Tiin.

SELENGKAPNYA

Berburu Takjil di Masjid Jogokariyan

Masakan yang disiapkan untuk berbuka puasa di masjid ini bahkan disiapkan dari pagi.

SELENGKAPNYA

Muslim Ukraina Sambut Ramadhan

Muslim Ukraina berjumlah sekitar 2 juta penduduk dari keseluruhan 43 juta jiwa populasi Ukraina.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya