Kota bundar Baghdad pada abad ke-10, di puncak Kekhalifahan Abbasiyah. | Ilustrasi: Jean Soutif/Science Photo Library

Liputan Khusus

Megahnya Baghdad Sebelum Perang

Baghdad merupakan kota paling maju pada masa keemasannya.

"Aku belum pernah melihat kota yang lebih tinggi, lingkaran yang lebih sempurna, lebih diberkahi dengan kelebihan yang unggul atau memiliki gerbang yang lebih luas atau pertahanan yang lebih sempurna daripada Al Zawra, yaitu kota Abu Jafar al-Mansur."

Ilmuwan abad ke-9, al-Jahiz

Sebagai sebuah negara merdeka, Al-Jumhuriyah Al-Iraqiyah atau Republik Irak lahir setelah Perang Dunia I. Tetapi, awal sejarahnya telah tercatat sejak lebih dari 8.000 tahun lalu.

Fertile Crescent atau 'Bulan Sabit Subur' telah menjadi sebutan populer untuk wilayah yang membentang antara aliran Sungai Eufrat dan Sungai Tigris. Wilayah subur itu telah banyak menyumbang pada dinamika peristiwa dan peradaban dunia.

Sekitar 3500 SM (sebelum Masehi) di wilayah Irak telah berdiri beberapa kerajaan besar yang ikut membangun peradaban dunia paling awal. Di sana telah tumbuh dan berkembang kerajaan Sumeria, Akkadia, Assyria, dan Babylonia.

Sekitar 539 SM, Kerajaan Persia pernah menguasai wilayah Sungai Tigris. Iskandar Zulkarnain, tahun 331 SM, mengusir bangsa Persia dan Yunani kemudian berkuasa. Tahun 115 SM, wilayah ini menjadi bagian dari Kekaisaran Roma selama 500 tahun.

Sebagian kemudian diambil alih Persia, sebagian lain tetap dikuasai Roma sampai kemudian datangnya Islam. Sekitar tahun 633-637, pasukan Islam menaklukkan Irak. Mereka membawa bahasa Arab dan ajaran Islam ke wilayah seluas 435.052 km2.

Penaklukan Irak tahap pertama berlangsung pada masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq. Waktu itu, ekspedisi yang dipimpin Musanna bin Harisah berhasil merebut wilayah bagian barat Sungai Eufrat.

photo
Denah kota bundar Baghdad. - (Public Domains)

Ekspedisi berikutnya, dipimpin Panglima Khalid bin Walid, berhasil menguasai kota Hirah dan pelabuhan Al-Ubullah di Teluk Arab. Baghdad dan kota-kota penting lain di Irak seperti Ard As-Sawad, Ard Al-Jazirah, Ar Raqqah, Harran, dan Ar-Ruha, terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khaththab.

Selain Musanna, nama-nama pahlawan Islam yang berperan adalah Abu Ubaidah bin Umar As-Saqafi, Jabir bin Abdullah, Sa'ad bin Abi Waqqas, Mughirah bin Syu'bah, Qais bin Habirah dan Thulaihah bin Khuwailid.

Wilayah penaklukan kian luas, termasuk kota kembar Basra dan Kufah. tatkala pasukan dipimpin oleh Syuraih bin Amir, Utbah bin Ghazwan, Iyadh bin Ganam. Daerah-daerah yang dikuasai Roma, Persia, dan Armenia juga berhasil ditaklukan. Penyebaran dan dakwah Islam dipusatkan di Basra dan Kufah.

Khalifah Umar mengirim Abu Musa Al-Asy'ari ke Basra, serta Abdullah bin Mas'ud ke Kufah. Ulama-ulama dari Madinah berdatangan ke kota kembar itu. Juga ke kota Mosul yang terletak di jalur perdagangan antara Timur dan Barat.

Walau Khalifah Umar menerapkan kebebasan beragama, Islam dan bahasa Arab cepat diterima masyarakat sehingga penganut Islam menjadi mayoritas. Menjelang akhir masa kekhalifahan Utsman bin Affan, di kota Basrah dan Kufah muncul gerakan oposisi. Kelompok oposisi itu memberontak ke Madinah dan membunuh Khalifah Utsman.

Pusat pemerintahan kemudian pindah ke Kufah saat Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah. Tetapi pada masa Dinasti Umayyah, Basra dan Kufah menjadi pusat gerakan oposisi dari Bani Hasyimiah, Abbasiyah, Syiah dan Khawarij.

photo
Gerbang terakhir yang tersisa dari tembok yang dulu mengelilingi Baghdad. - (Mohammed Jalil/EPA)

Pasca Bani Umayyah jatuh, Dinasti Abbasiyah (750-1258) tampil dan membangun Baghdad sebagai pusat pemerintahan. Dan sejak kepemimpinan Abu Ja'far Al-Mansyur, khalifah kedua Dinasti Abbasiyah, Baghdad merupakan pusat kegiatan politik, ekonomi, perdagangan, peradaban dan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Puncak kejayaan dinasti ini dicapai pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809) dan Khalifah Al-Makmun (813-833).

Dalam kurun waktu itu Dinasti Abbasiyah mengalami kemajuan amat pesat di bidang ekonomi, perkembangan ilmu pengetahuan, konstruksi dan teknologi, kesenian, sastra dan politik. Irak stabil dan maju untuk masa yang cukup lama. Baghdad atau Madinatus Salam, menurut Ira M Lapidus (A History of Islamic Societies) awalnya terdiri tiba bagian: pemukiman tentara di Al Harbiya, kompleks pekerja di Al-Karkh, dan kompleks administratif pemerintahan.

Dalam perkembangannya, Baghdad tumbuh menjadi kota metropolitan terbesar di Timur Tengah. Pada Abad ke-9, kota seluas 40 km2 sudah berpenduduk 300 ribu sampai 500 ribu.

Baghdad jauh lebih besar dibanding kota besar lainnya yang pernah ada seperti Cresiphon, Diyala, Konstantinopel dan Istanbul. Pada masa Abbasiyah, Baghdad tumbuh menjadi pusat kegiatan ekonomi, basis perdagangan internasional, sangat produktif dan kosmopolitan untuk ukuran saat itu.

photo
Ilsutrasi saintis Muslim. - (Wikimedia Commons)

Baghdad maju, kata Lapidus, antara lain karena mulai menerapkan pemerintahan yang efektif, menerapkan universalisme dan egalitarian di kalangan sesama pemeluk Islam, serta menyediakan berbagai fasilitas untuk kebebasan intelektual. Dinasti ini berusaha menghilangkan privilese dan supremasi kasta Arab dibanding bangsa lainnya.

Pengembangan iptek dilakukan dengan berbagai cara. Mula-mula penerjemahan buku-buku Yunani, Persia, Suriah, India dan koptik ke dalam bahasa Arab.

Ribuan buku diambil dari perpustakaan-perpustakaan, dibawa ke Irak untuk diterjemahkan, kemudian perpustakaan-perpustakaan baru didirikan. Karya terjemahan dianalisis, diberi komentar dan penjelasan. Lembaga pendidikan dan penelitian dibangun, dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi seperti Baitul Hikmah, Majlis Al-Munazharah dan Madrasah Nizamiyah.

Masjid-masjid, istana dan rumah para ulama dan sarjana difungsikan sebagai tempat belajar. Maka dalam waktu tidak lama Baghdad, Basra, Kufah dan Mosul berkembang menjadi pusat pengembangan berbagai cabang ilmu. Keempat kota ini banyak melahirkan ulama dan tokoh pemikir serta ribuan intelektual yang siap menyebar dan ke berbagai negeri Islam.

photo
Penyerangan yang dilakukan balatentara Mongol di bawah Hulagu Khan terhadap Baghdad. - (Wikimedia Commons)

Sayang, kejayaan Dinasti Abbasiyah yang telah mengukir Irak menjadi 'negeri 1001 malam' itu kemudian luntur bersama menguatnya konflik perebutan kekuasaan dan akhirnya dihancurleburkan oleh Hulagu Khan dari Modul pada 1258.

Baghdad dan kekayaan intelektualnya dihancurkan tanpa prikemanusiaan. Tahun 1401, Irak dikuasai bangsa Mongol pimpinan Timur Lenk; kemudian dikuasai oleh Ismail Safawi (Persia); dan tahun 1683 oleh Turki Usmani. Melalui Perang Dunia I, Inggris mempengaruhi Irak hingga lepas dari ikatan kekhalifahan Turki Usmani.

Setelah menguasai industri minyak, Tahun 1920 Inggris mulai menjajah dan mengatur pemerintahan Irak. Faisal bin Husein bin Ali dari Mekkah didudukkan sebagai Raja Irak Pertama. Raja Faisal terbunuh tahun 1933 dan digantikan anaknya, Ghazi.

Faisal II, anak Ghazi baru berusia 3 tahun,dijadikan raja dengan pelaksana Pangeran Abdullah, pamannya. Tahun 1958 kelompok militer mengambil alih kekuasaan dan menyatakan Irak sebagai negara berbentuk republik (14 Juli 1958).

Sejak itu Irak diperintah secara militeristik dan dipuncaki oleh tampilnya Saddam Hussein, pemimpin Partai Ba'ath, sebagai Presiden Irak sampai sekarang. Tampilnya Saddam di pucuk pimpinan nasional Irak saat itu bersamaan dengan bergulirnya Revolusi Islam di Iran di bawah pimpinan Ayatullah Khomeini.

Sejak di bawah masa kekhalifahan sampai sekarang, mayoritas warga Iran beragama Islam. Pada tahun 2000, dari sekitar 23 juta penduduk Irak sekitar 95 persen diantaranya beragama Islam (Sunni dan Syiah). Lainnya beragama Kristen dan Yahudi. Arab sendiri adalah etnis mayoritas (sekitar 80 persen), dan sisanya adalah beretnis Kurdi, Persia, Turki dan lainnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

AS: Rusia Berbohong Soal Drone

Rusia mengeklaim drone AS secara sengaja dan provokatif bergerak menuju wilayah Rusia.

SELENGKAPNYA

Bung Karno Kontra Amerika

Presiden Sukarno kala itu sering dikecam sebagai trouble maker.

SELENGKAPNYA

Perdamaian di Yaman Makin Dekat?

Iran menghentikan bantuan senjata ke pemberontak Houthi.

SELENGKAPNYA