Pengamat Timur Tengah Smith Al Hadar. | Republika/Wihdan Hidayat

Liputan Khusus

Invasi AS Sisakan Instabilitas

Dampak invasi AS ke Irak merombak geopolitik dunia.

Seperti mayoritas penduduk bumi, pengamat perpolitikan Timur Tengah Smith Alhadar menyuarakan juga penolakan terhadap rencana invasi Amerika Serikat (AS) ke Irak.

Dalam artikel yang ia kirimkan ke Republika pada Maret 2003 lalu, ia sudah mewanti-wanti soal potensi timbulnya gejolak hebat di Dunia Islam. Kelompok Islam garis keras akan mendapat angin, yang akan menyuburkan terorisme internasional.

Agresi itu akan dilihat umat islam sebagai aksi terbaru dari sekian pama intervensi Barat ke dunia Muslim. Alhadar menekankan, penentangan Dunia Islam adalah juga ekspresi akumulasi kekecewaan mereka atas kebijakan-kebijakan tidak bersahabat Washington.

“Tak usah heran bila kemudian sebagian umat Islam memandang serangan AS sebagai terorisme negara, yang tentunya patut mendapat pembalasan teror juga. Kita berharap Bush dan kelompok hawkish mau menggunakan akal sehatnya agar perdamaian, ketertiban, dan keamanan dunia tetap terpelihara. Hubungan antarbangsa pun bisa tetap berjalan dengan damai,” tulis Alhadar kala itu.

Pada 2014, prediksi itu mewujud. Invasi AS memicu lahirnya Negara Islam Irak dan Syam, (ISIS), kelompok ekstrem yang menyapu Timur Tengah dengan teror-teror pembunuhan yang menelan ribuan nyawa. Kondisi kawasan juga makin tak stabil sejak munculnya Musim Semi Arab pada 2011 yang juga memicu perang sipil di Libya, Suriah, Yaman.

Pada 2023, wartawati Republika Rizky Jaramaya mewawancarai kembali Smith Alhadar terkait dampak panjang perang AS-Irak. Berikut petikan wawancaranya.

Setelah 20 tahun invasi AS, situasi Irak masih tidak stabil, bagaimana ini bisa terjadi?

Pertama kita mesti ingat bahwa invasi AS ke Irak menimbulkan pergolakan politik dan sosial yang luar biasa. Invasi itu menjatuhkan Saddam Hussein yang merupakan representasi dari Muslim Sunni. Jatuhnya Saddam Hussein membuat pemerintahan Syiah berkuasa. Namun berkuasanya pemerintahan Syiah juga tidak membuat politik Irak stabil, karena ada pertentangan antar kelompok Syiah. 

 
Pertama kita mesti ingat bahwa invasi AS ke Irak menimbulkan pergolakan politik dan sosial yang luar biasa.
 
 

Kemudian pada 2014, dengan memanfaatkan kekacauan kelompok ISIS memproklamirkan berdirinya negara kekhalifahan di Irak dan Suriah timur laut. Kemudian karena Pemerintah Irak tidak stabil, berlangsung perang antara Irak yang dibantu dengan pasukan AS melawan ISIS. Selama masa perang itu, Irak tidak punya sumber daya alam untuk mensejahterakan rakyatnya.

Apa yang menyebabkan ketidakstabilan politik Irak?

Stabilitas politik di Iran tidak bisa tercapai karena ada faksi-faksi yang berseteru di dalam kubu Syiah. Misalnya antara faksi Syiah pendukung Iran melawan faksi-faksi Syiah yang mendukung Muqtada Al Sadr. Perkembangan terakhir, faksi Al Sadr memenangkan kursi parlemen tapi tidak memiliki cukup dukungan untuk memimpin Irak, akibatnya terjadi bentrok antara pendukung Al Sadr dengan pendukung faksi Syiah lainnya.

Selain itu, di Irak ada pangkalan AS. Mereka itu berkonflik dengan milisi Syiah dukungan Iran yang bersenjata, dan kadang Iran terlibat konflik langsung dengan (pasukan) AS di Irak, sehingga timbul perang skala kecil dan bersifat sementara.

Bagaimana dampak invasi AS ke Irak terhadap kawasan Timur Tengah?

Kekuatan negara Arab melemah. Ketika Saddam Hussein berjaya, Irak terdepan dalam membendung pengaruh Iran ke dunia Arab. Tapi ketika Irak jatuh dan berada dalam kekuasaan Iran, kemudian Iran bangun koalisi dengan Suriah dan Lebanon, terutama ketika perang saudara pecah di yaman, maka negara-negara Arab kehilangan kekuatannya dalam menghadapi Iran. Iran secara militer memang jauh lebih unggul. 

 
Ketika Saddam Hussein berjaya, Irak terdepan dalam membendung pengaruh Iran ke dunia Arab.
 
 

Dampak lainnya yaitu kekuatan negara Arab menghadapi Israel lemah. Di bawah pemerintahan Saddam Hussein, militer Irak sangat terkemuka. Bahkan Irak bisa membangun rudal sendiri. Banyak akademisi dan ilmuwan Irak yang bekerja untuk kepentingan militer Irak, melarikan diri ke luar negeri ketika perang, sehingga Irak tidak punya sumber daya manusia yang mumpuni untuk membangun negaranya.

Selain itu, apakah ada dampak lainnya?

Turki juga kena dampak. Ketika Saddam Hussein jatuh, suku Kurdi menjadi independen dan punya wilayah otonomi. Mereka kemudian membentuk kelompok Partai Pekerja Kurdi (PKK) dan angkat senjata untuk lawan pemerintah Turki. Kurdi menyebar ke Irak utara hingga Suriah timur laut, sehingga membuat Turki sulit melakukan perlawanan. Turki punya pangkalan di Irak dan Suriah. Tapi mereka tidak bisa melawan Kurdi karena menimbulkan masalah internasional. Turki bisa dituduh melanggar hukum internasional karena berkaitan dengan kedaulatan suatu negara.

Iran juga mendapat masalah karena Israel manfaatkan Kurdi. Israel bangun markas di wilayah Kurdi memata-matai Irak dan melatih orang-orang Kurdi untuk bertempur. Suku Kurdi ini menyebar di Irak, Iran, Turki, dan Suriah. Suku kurdi dimanfaatkan oleh kekuatan luar sebagai proksi untuk mengejar kepentingan sendiri. 

Bagaimana dampak invasi AS ke Irak terhadap situasi global?

Irak adalah produsen minyak dan gas terbesar di dunia. Sebelum perang Irak merupakan eksportir minyak terbesar kedua setelah Saudi. Perang Ukraina  menimbulkan krisis energi, karena NATO dan sekutu membatasi suplai migas Rusia ke Eropa untuk melemahkan kemampuan Rusia.

Menipisnya pasokan energi Rusia ke Eropa menyebabkan krisis. Eropa ingin mendapatkan suplai migas dari negara Teluk. Irak mendapatkan manfaat dari kenaikan harga migas, tapi kapasitasnya tidak maksimal karena infrastruktur yang rusak akibat perang, sehingga kapasitas maksimal tidak bisa dipenuhi untuk kebutuhan minyak eropa dan negara lain. 

 
Irak adalah produsen minyak dan gas terbesar di dunia. Sebelum perang Irak merupakan eksportir minyak terbesar kedua setelah Saudi.
 
 

Hal itu menyebabkan ketergantungan negara di luar Teluk terutama Eropa kepada negara Teluk yaitu Saudi, Qatar, UEA, dan Bahrain. Iran punya cadangan energi yang besar. Tapi karena sanksi AS, Iran tidak bisa menjual minyak secara bebas ke Barat. Jika kemampuan ekspor minyak Iran dan Irak tidak terbatas maka akan terjadi diversifikasi pasokan minyak ke Eropa.

Secara ekonomi, sejauh mana invasi AS ini merugikan Irak?

Irak sampai sekarang ini menghadapi kesulitan ekonomi dan politik. Irak tidak bisa menjual minyak karena infrastrukturnya banyak yang rusak, sehingga kemiskinan meningkat, pengangguran juga meningkat, dan pelayanan publik lemah. 

Irak terkena embargo total pada 1990 karena invasi ke Kuwait. Kemudian terjadi perang antara Irak melawan tentara multinasional pimpinan AS. Irak kalah dan dijatuhi sanksi ekonomi dengan tujuan menjatuhkan Saddam Hussein. Sementara dampak politik dan sosial sangat besar karena Irak tidak bisa mengekspor minyak.

 
Setelah Saddam Hussein jatuh, Irak merasa seperti bangsa yang diinjak-injak. 
 
 

Terkait dengan pemulihan hubungan Iran dan Saudi, apa keuntungannya bagi Irak?

Setelah Saddam Hussein jatuh, Irak merasa seperti bangsa yang diinjak-injak. Jika permusuhan Iran dan Saudi terus berlangsung, maka Irak akan semakin tidak stabil. Dengan pemulihan hubungan Saudi dan Iran, maka keinginan Irak untuk masuk sepenuhnya ke kubu Arab akan terpenuhi. Selain itu, suplai listrik Irak juga bergantung kepada Iran. 

AS: Rusia Berbohong Soal Drone

Rusia mengeklaim drone AS secara sengaja dan provokatif bergerak menuju wilayah Rusia.

SELENGKAPNYA

Kala Paman Nabi Meminta Hujan

Paman Nabi Muhammad SAW, Abbas, berdoa meminta hujan kala paceklik melanda era Khalifah Umar.

SELENGKAPNYA

Shumirun Nessa, Komika Tiktok Lawan Propaganda LGBT

Shumirun Nessa mendapatkan serangan karena kritis terhadap LGBT.

SELENGKAPNYA