Hikmah
Ajaran Kasih Sayang
Islam menerapkan prinsip kuat untuk menebarkan ajaran kasih sayang.
Oleh MUHAMMAD RAJAB
Allah SWT berfirman, “Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad SAW) melainkan untuk menebarkan rahmat untuk seluruh alam.” (QS al-Ankabut: 107).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi manusia semuanya. Siapa yang menerima rahmat dan mensyukuri nikmat ini, ia akan bahagia dunia dan akhirat. Dan siapa yang menolak dan mengingkarinya, ia akan merugi dunia akhirat.
Islam telah menerapkan prinsip-prinsip yang kuat untuk menebarkan ajaran kasih sayang di tengah-tengah manusia.
Prinsip pertama adalah persaudaraan dan rasa cinta di antara sesama Muslim (al-Hujurat: 10). Hal ini telah ditegaskan dalam hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak dikatakan beriman salah seorang di antara kalian sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai diri sendiri.” (HR Bukhari no 13).
Rasulullah SAW telah mencontohkan implementasi dari prinsip di atas saat beliau hijrah dari Makkah ke Madinah. Ketika itu, hal penting yang pertama dilakukan adalah menguatkan persaudaran sesama Muslim maupun dengan non-Muslim.
Rasulullah SAW juga telah mempersatukan dua suku yang saling bermusuhan, yaitu suku Auz dan Khazraj di Madinah. Rasulullah SAW juga membuat piagam Madinah (mitsaqu Madinah).
Kedua adalah prinsip persatuan. Dalam kehidupan sosial masyarakat, Islam mengajarkan untuk saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (QS al-Maidah [5]: 2).
Islam melarang umatnya untuk saling membenci, saling menghina, saling menzalimi, apalagi menumpahkan darah.
Islam melarang umatnya untuk saling membenci, saling menghina, saling menzalimi, apalagi menumpahkan darah. Sebab yang demikian itu akan menimbulkan perpecahan yang mengakibatkan rusaknya persatuan (QS Ali-Imran [3]: 103).
Ketiga, prinsip keadilan antarsesama. Dalam kehidupan sosial masyarakat, Islam mengajarkan tentang keadilan. Setiap anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada yang berhak, dan apabila kalian memutuskan suatu perkara di antara manusia hendaklah kamu putuskan dengan adil.” (QS an-Nisa’ [4]: 58).
Keempat adalah prinsip persamaan. Kemuliaan dan ketinggian seseorang di hadapan Allah SWT tidak dilihat dari warna kulit, kedudukan, keturunan, dan kekayaan, tetapi yang dilihat adalah ketakwaannya.
Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk laki-laki dan perempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka semua saling mengenal satu sama lain (QS al-Hujurat: 13).
Empat prinsip di atas sudah sangat cukup untuk menegaskan bahwa Islam adalah agama yang menebarkan ajaran cinta dan kasih sayang.
Empat prinsip di atas sudah sangat cukup untuk menegaskan bahwa Islam adalah agama yang menebarkan ajaran cinta dan kasih sayang. Walaupun sebenarnya masih banyak lagi bukti yang menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang menebarkan cinta kasih dan kedamaian di tengah-tengah umat manusia.
Islam juga mengajarkan untuk menebarkan kasih sayang kepada orang yang berbeda keyakinan sekalipun, selama mereka tidak mengganggu dan memerangi kaum Muslimin.
Allah SWT sudah menegaskan di dalam Alquran, “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS al-Mumtahanah: 8).
Tidak cukup itu, dalam kondisi perang pun Islam mengajarkan untuk menjaga akhlak yang baik. Misalnya tidak boleh membunuh wanita dan anak-anak, tidak boleh merusak tempat ibadah, tidak boleh menebang pohon berbuah, dan lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama mulia yang menjunjung tinggi ajaran cinta dan kasih sayang. Wallahu a’lam
Masjid UI dan Sepinya Kajian Keislaman
Dia mengharapkan Masjid UI bisa kembali menjadi pemersatu sekaligus payung besar gerakan dakwah di kampus.
SELENGKAPNYAJuwairiyah binti al-Harits, Istri Nabi Pembawa Berkah
Islamnya Juwairiyah binti al-Harits membawa berkah bagi kaumnya.
SELENGKAPNYA