
Khazanah
Masjid Turki Utsmani Ditutup, Gereja Tua Bebas Berdiri
Yunani dinilai gagal mematuhi timbal balik dalam mengamankan hak-hak keagamaan komunitas Muslim.
Oleh ANDRIAN SAPUTRA
ISTANBUL – Para sejarawan dan peneliti Turki mengecam kebijakan Pemerintah Yunani yang menutup masjid bersejarah di negara itu. Padahal, masjid-masjid tersebut merupakan warisan berharga dari zaman Turki Utsmani.
Mereka mengungkapkan, apa yang dilakukan Yunani sebagai tindakan yang melanggar prinsip timbal balik dalam memberikan kebebasan beragama. "Komunitas Kristen dapat dengan bebas melakukan ibadah di gereja-gereja di Cesme, tetapi umat Islam tidak dapat melakukan shalat di masjid-masjid tua di Chios,” kata Sabri Can Sannav seorang akademisi dari departemen sejarah Universitas Trakya Turki seperti dilansir Daily Sabah pada Selasa (14/3/2023).
Sannav menunjukkan perbedaan antara kebebasan beragama di kota resor populer Turki dan pulau Yunani, yang terletak hanya beberapa mil jauhnya dari Cesme. Para ahli mengatakan, Yunani gagal mematuhi timbal balik dalam mengamankan hak-hak keagamaan komunitas Muslim. Sementara negara-negara lain seperti Turki menunjukkan rasa hormat terhadap warisan bersejarah Kristen yang mereka miliki.
View this post on Instagram
Meski hubungan Yunani dan Turki tampak menghangat setelah bencana gempa bumi 6 Februari di selatan Turki karena simpati yang ditunjukkan Yunani, masjid peninggalan Utsmani menjadi titik pertikaian di antara keduanya. Pada masa lalu, Turki mengkritik Athena karena merampas hak minoritas Muslim dan membiarkan bangunan era Utsmani, termasuk membiarkan masjid rusak parah. Sannav mengatakan, Masjid Mecidiye, yang diubah menjadi Museum Bizantium Chios pada 1912, kehilangan sebagian besar fiturnya sebagai masjid. "Sejak itu telah mengalami restorasi beberapa kali yang menghasilkan transformasi besar-besaran," kata dia.
Museum tersebut sekarang menjadi tempat artefak Kristen dan batu nisan Muslim dan Yahudi. Masjid Mecidiye adalah satu-satunya bangunan era Utsmani yang tersisa. Sebagian besar dari peninggalan tersebut masih tampak utuh di Chios. "Masjid Mecidiye ditutup sementara umat Kristen dapat mengadakan kebaktian di gereja Aya Haralambos di Cesme setelah 100 tahun," kata Sannav.
Masjid Mecidiye ditutup sementara umat Kristen dapat mengadakan kebaktian di gereja Aya Haralambos di Cesme setelah 100 tahun.SABRI CAN SANNAV Departemen Sejarah Universitas Trakya Turki
"Yunani harus lebih sensitif tentang masalah ini. Setiap negara anggota Uni Eropa menghargai kebebasan dan kesetaraan beragama, apa pun keyakinannya. Turki bukan anggota UE seperti Yunani, tetapi masih menjalankan kebebasan beragama. Yunani harus menjawab pertanyaan mengapa umat Islam tidak dapat berdoa di Mecidiye atau masjid tertutup lainnya, sementara komunitas Kristen dapat berdoa di gereja-gereja di Turki,” katanya.
Neval Konuk, seorang profesor arsitektur dari Universitas Marmara yang menulis sebuah buku tentang arsitektur Utsmani yang terletak di beberapa pulau Yunani, mengatakan empat masjid kekaisaran Ottoman bertahan dalam ujian waktu di Chios, tetapi tidak ada yang memenuhi tujuan aslinya. “Salah satunya gudang untuk bengkel alat listrik, Mecidiye museum, sedangkan dua lainnya digunakan untuk menyimpan artefak hasil penggalian arkeologi,” ujarnya.
Konuk mengatakan Yunani mengikuti kebijakan mengabaikan struktur Utsmani-Turki di dalam perbatasannya. "Semua bangunan yang berasal dari era Utsmani secara resmi terdaftar sebagai arsitektur Muslim. Mereka mengabaikan begitu saja latar belakang umat Islam tersebut. Mereka tentu saja bukan Muslim India, Pakistan, atau Arab,” katanya.
Dia menjelaskan, catatan Yunani menunjukkan, sebanyak 8.500 bangunan dibangun selama pemerintahan Utsmani. Sementara itu, Yunani mengabaikan bangunan Utsmani yang dibangun pada periode, setelah pemberontakan Yunani pada tahun 1821 melawan Utsmani. Penelitiannya menyoroti bahwa sekitar 20 ribu bangunan ada di Yunani meskipun ada kebijakan pembongkaran yang disengaja dan faktor lainnya.
Dia juga mencatat bahwa kebijakan Yunani melibatkan restorasi bangunan era Utsmani yang tidak wajar yang menghapus jejak tujuan awal bangunan. "Beberapa dipugar sedemikian rupa agar menyerupai arsitektur Bizantium," kata dia.
Di Chios, Konuk mengatakan, pulau itu diperintahkan oleh Utsmani dari 1566 hingga 1912. Anehnya, pulau itu hanya menampung satu pemakaman Utsmani, sementara batu nisan yang dikumpulkan dari kuburan lain tampaknya sengaja dipindahkan ditempatkan secara acak di area yang berfungsi sebagai semacam tempat terbuka.
“Mereka menghapus menara masjid atau prasasti. Di bangunan publik bersejarah, kami melihat jejak arsitektur yang menunjukkan bahwa itu adalah menara era Utsmani, plester digunakan untuk menutupi jejak tersebut,” kata dia.
Di bangunan publik bersejarah, kami melihat jejak arsitektur yang menunjukkan bahwa itu adalah menara era Utsmani, plester digunakan untuk menutupi jejak tersebut.NEVAL KONUK Profesor Universitas Marmara
Juwairiyah binti al-Harits, Istri Nabi Pembawa Berkah
Islamnya Juwairiyah binti al-Harits membawa berkah bagi kaumnya.
SELENGKAPNYAMencintai Fitnah, Membenci al-Haq
Seorang sahabat mengucapkan bahwa dirinya condong pada fitnah dan tak menyukai al-haq.
SELENGKAPNYA