
Kisah
Kisah Sahabat Nabi yang Miliki Rambut Gondrong
Sahabat Nabi Muhammad SAW ini mengira beliau tidak menyukai rambut gondrong.
Sering kali, orang memusatkan perhatian pada rambut sebagai salah satu cara untuk menilai penampilan. Gaya rambut juga biasanya menjadi ciri khas seseorang di tengah lingkungan atau komunitasnya.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, terdapat seorang sahabat dengan rambut yang cukup panjang. Pemilik rambut gondrong itu bernama Wail bin Hujr. Lelaki itu sangat senang menghadiri majelis ilmu yang digelar Rasulullah SAW.
Pada suatu hari, ia sedang mengikuti ceramah Rasulullah SAW di Masjid Nabawi. Rambutnya yang terurai panjang mengucapkan kata-kata, “Dzubab, dzubab.” Maknanya, ‘sesuatu yang buruk’ atau ‘sesuatu yang celaka'.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, terdapat seorang sahabat dengan rambut yang cukup panjang.
Dikutip dari buku yang berjudul Himpunan Fadhilah Amal karya Maulana Muhammad Zkariyya al-Kandahlawi Rah.a. bahwa Wail ra berpikir bahwa ucapan itu ditujukan kepada rambutnya.
Lantas, ia pulang dan segera memotong rambutnya. Keesokan harinya, ia kembali duduk di majelis Nabi SAW. Beliau bersabda kepada Wail bin Hujr ra, “Pada saat itu, ucapanku tidak ditujukan kepadamu, tetapi baik bila kamu memotong rambutmu,” (HR. Abu Dawud).
Dzubab maknanya adalah celaka atau sesuatu yang buruk. Perkataan itu merupakan isyarat atau sindiran bagi orang yang telah berbuat salah.
Walaupun Wail bin Hujr RA salah dalam memahami maksud yang sebenarnya, tetapi ia tetap menunaikannya tanpa menunda-nunda lagi. Padahal Nabi SAW bersabda, “Aku tidak mengatakannya untukmu.”
Namun, ia memahami dirinya telah berbuat salah sehingga ia segera mengubahnya.
Kisah serupa pernah terjadi di Damsyik. Dahulu, tinggallah seorang sahabat bernama Suhail bin Hanzhaliya ra yang sangat pendiam. Ia jarang bergaul dengan masyarakat juga jarang pergi ke mana-mana.
Ia selalu sibuk dengan shalat, bertasbih, dan berdzikir, serta pulang pergi ke masjid. Pernah di sebuah jalan, ia bertemu dengan sahabat Abu Darda RA.
Hukum memanjangkan rambut
Saat ini tidak jarang ditemui pria dengan rambut panjang sebahu atau lebih atau tren ini pernah ramai era 1990-an, tren gaya rambut gondrong. Banyak pria memakai model rambut ini dari berbagai usia dan profesi.
Sebagai Muslim yang tindakannya berpedoman pada Alquran dan hadits, bagaimana Islam memandang perilaku ini?
Dilansir dari Elbalad, mantan Mufti Agung Mesir, Syekh Ali Jumah, mengatakan memanjangkan rambut pria bukanlah dari sunnah yang berpahala bagi seorang Muslim.
Menurut sang Syekh, Rasulullah SAW pernah memendekkan dan memanjangkan rambutnya, sehingga mencukur rambut tidak dianggap sebagai dosa. Beliau menganjurkan Muslimin untuk merawat bagian tubuh itu.
Rasulullah SAW pernah memendekkan dan memanjangkan rambutnya, sehingga mencukur rambut tidak dianggap sebagai dosa. Beliau menganjurkan Muslimin untuk merawat bagian tubuh itu.
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, "Barangsiapa mempunyai rambut hendaklah dia memuliakannya (merawat)." (HR Abu Dawud).
Ali Jumah menambahkan, tidak masalah memanjangkan rambut kepala. Karena rambut Nabi SAW pernah dipanjangkan mencapai daun telinganya dan di antara telinga dan bahunya. Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut.
وعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قال: "كَانَ يَضْرِبُ شَعَرُ النَّبِيِّ صلى الله عليه وآله وسلم مَنْكِبَيْهِ" رواه البخاري
“Dari Anas RA bahwa rambut Rasulullah SAW terurai sampai ke kedua bahunya” (HR Bukhari)
Adapun Lembaga Fatwa Mesir, Dar Al Ifta menegaskan, urusan bagian tubuh dan pakaian tunduk pada adat dan tradisi.
Namun, semua itu harus dilandaskan pada aturan umum seperti kewajiban untuk menutupi aurat, larangan meniru orang fasik, larangan laki-laki meniru perempuan dan perempuan meniru laki-laki, larangan berbuat sombong, dan pemborosan.
Ciri rambut Nabi SAW
Merujuk pada pelbagai riwayat para sahabat, rambut Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa karakteristik. Pertama, rambut RasulullahSAW mencapai pertengahan kedua telinganya.
Kemudian, beliau diketahui juga memiliki rambut yang tidak terlalu keriting dan tidak pula lurus kaku. Rasulullah SAW selalu merapikan rambutnya.
Ada cukup banyak hadis sahih yang menjelaskan penampilan Rasulullah SAW. Beliau diketahui menyisir rambutnya ke arah belakang kepala. Sementara itu, riwayat lain menyebutkan bahwa Nabi pun pernah menyisir rambutnya ke arah kiri dan kanan.
Rasulullah SAW selalu merapikan rambutnya.
Jadi, tidak ada larangan dalam menata rambut kecuali yang menyerupai penampilan lawan jenis. Yang juga dilarang adalah bersisir layaknya seorang wanita pesolek.
Mengenai uban pada kepala Rasulullah SAW terdapat hadis yang cukup menarik. Seperti diriwayatkan Sufyan bin Waki’, suatu kali para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kami melihat engkau sesungguhnya telah beruban.”
Maka Nabi SAW menjawab, “Surah Hud dan beberapa surah sebangsanya (di dalam Alquran) telah menyebabkan aku beruban.”
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Beda Nasib Perempuan di Saudi dan Afghanistan
Ajaran sejati Islam diyakini mendukung hak perempuan.
SELENGKAPNYAPeran Zakat dalam Mengatasi Masalah Sosial Ekonomi
Indonesia Perlu dicari solusi untuk bisa menghimpun zakat dalam jumlah besar.
SELENGKAPNYAParadigma Baru Prinsip Kerja 5-As
Kerja yang terbaik adalah kerja yang melibatkan Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta.
SELENGKAPNYA