Hikmah
Paradigma Baru Prinsip Kerja 5-As
Kerja yang terbaik adalah kerja yang melibatkan Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta.
Oleh ABDUL MUID BADRUN
Di zaman revolusi industri seperti saat ini, kerja diatur dengan mekanisme kontrol. Di zaman ini kerja harus dikembangkan dengan pemberdayaan, pembukaan wawasan, dan penemuan diri (self discovery).
Itulah syarat kita mencapai tingkat mastery, untuk menciptakan master piece, dan bukan hasil dari karya model pabrikan. Kerja yang terbaik adalah kerja yang melibatkan Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Yang telah memberikan kita kemampuan kerja, dan untuk siapa kita sesungguhnya bekerja.
Maka, ikhlaskan batasan kemampuan tubuh, pikiran, dan jiwa. Jadilah tangan-Nya di dunia, dan serahkan semua hasil hanya pada-Nya. Inilah cara kerja ideal di tengah arus inflasi kata-kata.
Ini pula yang diingatkan oleh Allah SWT dalam salah satu surat-Nya. "Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan'." (QS at-Taubah: 105).
Hal ini juga bisa dilihat di QS al-Ankabut: 17; QS al-Jumuah: 10; QS al-Qashas: 26-27; QS ash-Shaffat: 61; QS az-Zumar: 39; dan al-Ghaasyiah: 3.
Dari penjelasan di atas, saat Sang Pencipta bekerja, tak ada lagi batasan dari yang bisa Ia hasilkan, antara lain, melalui kerja kita. Orang bilang "the sky is the limit" --langitlah yang menjadi batas.
Tetapi dengan-Nya di sisi kita, bahkan langit pun bukan batasan. Bersama-Nya, all is well, semua akan baik-baik saja.
Tetapi dengan-Nya di sisi kita, bahkan langit pun bukan batasan. Bersama-Nya, all is well, semua akan baik-baik saja.
Banyak orang melakukan sebuah aktivitas kerja hanya kerja saja. Berharap dengan kerja keras yang dilakukan bisa menghasilkan sesuatu yang besar. Nyatanya tidak seperti itu.
Kerja hanya sekadar kerja bukan menjadi hal yang bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Jika hal ini tidak didukung dengan cara yang cerdas dan hati yang ikhlas.
"Kalau kerja hanya sekadar kerja, kerbau di sawah juga kerja. Kera di hutan juga kerja. Kalau hidup hanya sekadar hidup, babi di hutan pun juga hidup." Ungkapan sastrawan Buya Hamka itu menyadarkan kita semua sebagai manusia, mahluk paling mulia (QS at-Tiin: 4).
Bahwa, prinsip kerja "4-As" meliputi kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas tidaklah cukup. Karena, perlu satu As lagi, yaitu kerja pantas.
Karena, jika manusia kerjanya tidak memperhatikan kepantasan, alias yang penting kerja tanpa melihat halal haramnya, pantas tidaknya, maka sejatinya, dia telah merendahkan eksistensi sebagai manusia. Inilah amanah Allah SWT yang dititipkan kepada kita sebagai manusia.
Dalam melakukan aktivitas jangan hanya mengandalkan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerja tuntas saja.
Karena itulah, sebelum mengenal beberapa cara kerja setiap orang, sebaiknya kita bisa memperkirakan pada diri sendiri. Bahwa, kita dalam melakukan aktivitas jangan hanya mengandalkan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerja tuntas saja. Namun, lebih dari itu semua kerja pantas (5-As).
Sehingga, kita sebagai hamba-Nya benar-benar naik kelas karena mampu menjaga amanah sebagai makhluk ciptaan terbaik dari semua makhluk-Nya.
Wallahu a'lam.
Berzikir Sambil Goyangkan Badan, Apa Hukumnya?
Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk berzikir kepada Allah SWT.
SELENGKAPNYADoa Tiga Orang Saleh
Tiga orang saleh ini berdoa kepada Allah agar dilepaskan dari keadaan sulit.
SELENGKAPNYA