Kejujuran merupakan akhlak mulia yang hendaknya melekat pada setiap insan. | Republika

Hikmah

Buah dari Kejujuran

Kejujuran merupakan akhlak mulia yang hendaknya melekat pada setiap insan.

Oleh MUHAMAD YOGA FIRDAUS

 

Kebaikan menjadi pelipur setiap kegundahan. Kebijaksanaan menjadi tanda keteguhan. Maka, sungguh kebahagiaan dan kedamaian pun lahir dari dahsyatnya sebuah kejujuran.

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, dari Mu'awiyah, dari Al-A'masy, dari Syaqiq, dari 'Abdullah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kalian harus berlaku jujur karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah.” (HR Muslim).

Hadis ini menjelaskan tentang pentingnya sikap jujur. Kejujuran merupakan akhlak mulia yang hendaknya melekat pada setiap insan. Melalui kejujuran itulah ia senantiasa memperoleh ganjaran kebaikan melimpah sebagai bentuk kasih sayang Tuhan.

Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (QS al-Ahzab: 70).

 
Melalui kejujuran itulah ia senantiasa memperoleh ganjaran kebaikan melimpah sebagai bentuk kasih sayang Tuhan.
 
 

Sedikitnya, ada empat buah istimewa yang dapat kita petik dari dahsyatnya sebuah kejujuran.

Pertama, ketenangan. Salah satu dambaan istimewa dalam kehidupan adalah memperoleh ketenangan. Hati yang bersih dan pikiran yang jernih merupakan dasar dari sebuah kejujuran. Bagian penting yang dapat mengantarkan setiap insan pada ketenangan.

Dari Hasan bin Ali berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tinggalkanlah apa yang meragukanmu, sesungguhnya kejujuran itu membawa pada ketenangan dan kebohongan itu membawa pada keraguan." (HR Ahmad).

Kedua, teman-teman yang baik. Nilai-nilai kejujuran pun dapat memupuk nilai-nilai kepercayaan untuk teman-teman yang baik karena Allah SWT. Dengan kejujuran, maka teman-teman yang baik akan senantiasa mengantarkan kita pada lumbung kebaikan dalam kehidupan.

Dari Abu Musa RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Perumpamaan teman yang saleh dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi, bisa jadi penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu akan mendapatkan bau wanginya sedangkan pandai besi hanya akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan bau tidak sedapnya." (HR Bukhari).

Ketiga, surga yang menawan. Kejujuran menjadi salah satu kunci utama untuk memperoleh kado istimewa dari Tuhan. Kejujuran dapat berbuah keindahan dan kenikmatan surga. Semua itu tanda cinta Allah pada hamba-Nya yang menegakkan nilai-nilai kejujuran.

Allah SWT berfirman, “Ini adalah hari yang kebenaran orang-orang yang benar bermanfaat bagi mereka. Bagi merekalah surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.” (QS al-Maidah: 119).

Ibarat berlian yang berkilau. Kejujuran menjadi sumber keindahan. Rute terbaik dalam meraih kemuliaan. Tanpanya, kehidupan akan penuh kesuraman.

Lewat kejujuran, cinta-Nya pun kita dapatkan. Wallahu a’lam.

Mengambil Untung tanpa Batas Maksimal, Apa Hukumnya?

Semua perniagaan yang dicontohkan di dalam Islam tidak mengandung unsur kezaliman.

SELENGKAPNYA

Sertifikasi Muthawif, Mungkinkah?

Sertifikasi muthawif harus dilakukan dengan kerja sama mitra terkait.

SELENGKAPNYA

Keutamaan Majelis Ilmu dan Perintah Iqra'

Sungguh celaka orang yang menghina para pencinta majelis ilmu.

SELENGKAPNYA