Opini
KH Ali Yafie, Sosok Ulama Tradisionalis yang Inklusif-Modern
Pemikiran, ide, dan gagasan KH Ali Yafie modern melampaui lingkungan tradisionalnya.
ASRORUN NIAM SHOLEH, Ketua MUI Bidang Fatwa dan Katib Syuriyah PBNU
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Saya mendengar kabar wafatnya Abah Prof Ali Yafie, saat berada di Madinah al-Munawwarah untuk melaksanakan ibadah umrah dan ziarah Rasulullah SAW.
Sontak, usai shalat jamaah di Masjid Nabawi, saya ajak anak-anak untuk shalat ghaib dan mendoakan beliau, sosok ulama yang inspiratif.
Saya menceritakan kepada anak-anak saya, pentingnya meneladan sosok beliau yang alim allamah, teguh pendirian, tetapi sangat santun dan tetap sederhana dalam gaya hidup.... Ahlul Jannah.
Begitu kabar wafatnya beliau masuk lewat Whattsapp di jalur pribadi dan beberapa Whatsapp pertemanan, mata saya berkaca-kaca, pikiran saya menerawang jauh, membayangkan sosok ulama kharismatis ini.
Beliau luas pengetahuan keagamaannya, halus sikap dan tutur katanya, sistematis bahasanya, sederhana penampilannya, dan teguh pendiriannya.
Beliau luas pengetahuan keagamaannya, halus sikap dan tutur katanya, sistematis bahasanya, sederhana penampilannya, dan teguh pendiriannya. Beliau sosok ulama yang sangat dalam ilmunya, menguasai sangat mendalam tradisi keilmuan salaf yang menjadi salah satu ciri khas ulama tradisional.
Namun, kita semua mafhum, pergulatan intelektual beliau merambah lintas batas tradisionalisme Islam. Beliau berbicara secara fasih soal fikih sosial, perbankan syariah, juga tentang lingkungan hidup. Beliau juga diterima kalangan Islam dari berbagai kelompok dan golongan.
Di NU, beliau memperoleh amanah puncak organisasi sebagi Rais Am PBNU. Posisi atau maqam tertinggi organisasi yang disebut oleh KH Ma'ruf Amin yang hanya bisa ditempati oleh shahibul maqam.
Beliau mengundurkan diri dari jabatan Rais Am demi sebuh prinsip, karena isu SDSB yang pernah menyasar pengurus tanfidziyah PBNU. Posisinya kemudian digantikan KH Ilyas Ruchiyat, pimpinan Pesantren Cipasung Tasikmalaya, Jawa Barat.
Di MUI, beliau juga memperoleh amanah tertinggi sebagai Ketua Umum MUI periode 1998-2000. Pada Munas 2000, beliau tidak berkenan untuk diperpanjang. Akhirnya Munas menetapkan KH Ahmad Sahal Mahfudh menjadi Ketua Umum pengganti beliau.
Di zaman beliau memimpin MUI, inisiasi berdirinya Dewan Syariah Nasional (DSN MUI) dimulai.
Di zaman beliau memimpin MUI, inisiasi berdirinya Dewan Syariah Nasional (DSN MUI) dimulai, lembaga yang secara khusus bertugas membahas dan menetapkan fatwa-fatwa produk ekonomi dan keuangan syariah.
Beliau menjadi Ketua DSN MUI yang pertama. Tanda tangan beliau sebagai Ketua DSN terabadikan dalam Fatwa-fatwa DSN MUI di Tahun 2000. Di samping di organisasi NU dan MUI, beliau juga dikenal luas sebagai cendekiawan Muslim lintas batas.
Pemikiran, ide, dan gagasannya modern melampaui lingkungan tradisionalnya. Fasih dengan tradisi kitab kuning, juga akrab dengan tema-tema modernitas dan isu kontemporer. Sosoknya diterima di berbagai kelompok.
Beliau juga dikenal sebagai akademisi, pernah menjabat Rektor IIQ Jakarta. Beliau juga termasuk sosok di balik lahirnya Bank Muamalat, dan menjabat sebagai Dewan Pengawas Syariah-nya.
Banyak hal baik yang diteladankan oleh beliau. Kedalaman ilmu, keluasan jaringan, kezuhudan, keteguhan dalam memegang prinsip, dan kesederhanaan dalam gaya hidup.
Sungguh, beliau hidup dalam sanubari kita semua. Dan saya, juga para generasi Muslim setelahnya, perlu mencontoh dan meneladani kebaikan beliau. Lahul Faatihah.
Ketimpangan Tunjangan Kinerja ASN
Perhitungan tunjangan kinerja tidak didesain untuk disetarakan, tetapi didasarkan pada dampak reformasi birokrasi.
SELENGKAPNYAPerundingan Israel-Palestina Dihambat Kerusuhan
Saling balas Israel Palestina berujung kericuhan besar di Tepi Barat.
SELENGKAPNYAMenggali Fikih Sosial KH Ali Yafie
Hukum Islam itu sebenarnya adalah hukum kemanusiaan.
SELENGKAPNYA