Hikmah
Pemuda Progresif Beradab
Apakah kaum muda telah memiliki mentalitas progresif beradab ataukah belum.
Oleh IMAM NAWAWI
OLEH IMAM NAWAWI
Ungkapan populer mengatakan, "Kalau ingin melihat masa depan umat, bangsa atau negara, maka perhatikanlah bagaimana karakter para pemudanya."
Dalam kata yang lain, semakin sebuah umat, bangsa, dan negara memiliki perhatian tinggi terhadap kapasitas dan kapabilitas kaum muda, terutama pada sisi moralitas dan kinerja, maka semakin dekat kebaikan akan dapat diwujudkan.
Itulah yang disebut pemuda progresif beradab. Sosok pemuda yang produktif secara kinerja dan aktif secara moral. Pemuda yang demikian yang akan mampu memberikan jaminan akuntabilitas, keadilan, bahkan pembangunan.
Itulah yang disebut pemuda progresif beradab. Sosok pemuda yang produktif secara kinerja dan aktif secara moral.
Sebagaimana Nabi Yusuf Alaihissalam, putra Ya’kub itu bukan sebatas pemuda yang tekun beribadah, tetapi sangat menguasai manajemen dengan sangat baik.
Kemampuan itu terbukti kala ada ancaman paceklik selama tujuh tahun. Nabi Yusuf pun merencanakan dan mengatur SDM dengan baik selama periode keberlimpahan untuk persiapan masa kelaparan.
Tidak itu saja, Nabi Yusuf juga sangat ahli dalam hal manajemen keuangan dan bahkan sistem distribusi makanan, sehingga terjamin tidak satu pun ada orang yang tidak kebagian bahan makanan.
Pemuda Islam hari ini harusnya memiliki apa yang ada dalam diri Nabi Yusuf, ahli manajemen, cerdas, terampil dan efektif dalam mengelola SDM. Lebih jauh tetap bersungguh-sungguh dalam ibadah dan dakwah.
"Berkata Yusuf, 'Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan'." (QS Yusuf: 55).
Rasulullah SAW melarang umatnya meminta amanah menjadi pemimpin. Akan tetapi pada posisi Nabi Yusuf, menurut Ibnu Taimiyah, hal itu tidak mengapa karena dengan memimpin semata dakwah bisa berjalan dengan baik, keadilan masyarakat bisa ditegakkan, dan kezaliman bisa dihadapi.
Rasulullah SAW melarang umatnya meminta amanah menjadi pemimpin.
Kemudian Nabi Yusuf memang sosok pemuda penuh integritas dan kaya akan pengetahuan. Pemuda seperti itulah yang kini dinantikan oleh umat, bangsa, dan negara.
Langkah perwujudannya bisa dengan cara senantiasa belajar, mencari tahu, belajar tentang hal-hal baru. Kemudian membangun sikap dan berpikir kritis. Mampu mempertimbangkan informasi yang masuk sebagai bahan yang perlu dipilih, diolah dan disajikan kepada masyarakat.
Mau terlibat dalam jamaah atau barisan yang menawarkan perubahan positif, seperti kegiatan sosial, aksi kemanusiaan bahkan kampanye peduli lingkungan.
Namun jangan lupa pemuda sangat membutuhkan terhadap pengembangan akhlak yang baik, sehingga memiliki arah dan perilaku yang sopan, jujur, adil, murah hati, dan sabar dalam kehidupan.
Prinsipnya pemuda yang progresif beradab adalah mereka yang sebisa mungkin menjauhi perilaku yang tidak sehat, merugikan diri dan orang lain, menjauhi minuman keras, narkoba, seks bebas, dan bentuk-bentuk perbuatan keji lainnya.
Namun demikian kaum muda tidak bisa berdiri sendirian. Kelompok muda butuh dukungan dan pendidikan dari generasi tua (senior).
Ungkapan doa sangat menarik telah Nabi Ibrahim teladankan. "Wahai Rabbku! Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat! Wahai Rabb kami! Perkenankanlah doaku." (QS Ibrahim : 40).
Dengan demikian persoalan bangsa ke depan harus juga kita perhatikan kaum muda. Apakah mereka telah memiliki mentalitas progresif beradab ataukah belum.
Jika belum, mereka kita dorong, tapi generasi senior harus siap membimbing dan mendukung kehidupan kaum muda.
Menengok Kesultanan Deli yang ‘Ditinggalkan’
Banyak anggota keluarga kesultanan kini kesulitan dalam ekonomi.
SELENGKAPNYAKembalinya Keriangan di Gunung Salju
Pariwisata di Jepang menggeliat kembali pascapandemi.
SELENGKAPNYAMengeratkan Kepedulian
Sikap peduli sebagai simbol keimanan dan ketakwaan setiap manusia terhadap Sang Pencipta.
SELENGKAPNYA