Tatiek Kancaniati | Dokpri

Uswah

Pahlawan Inovasi di Balik Suksesnya Wisata Bisnis Tegalwaru

Wisata bisnis Tegalwaru telah menghasilkan lebih dari 50 jenis usaha.

OLEH IMAS DAMAYANTI

Yayasan Indonesia Forum (YIF) yang bekerja sama dengan Corporate Innovation Asia (CSIA) mengukuhkan lima pahlawan inovasi. Satu di antaranya adalah seorang Muslimah yang sukses mendirikan wisata bisnis Tegalwaru, Bogor.

Wisata bisnis Tegalwaru merupakan "mahakarya" program pemberdayaan yang melibatkan sejumlah aspek: mulai sosial, ekonomi, pendidikan, dan lainnya. Dari 13.800 orang penduduk, sebanyak 70 persennya merupakan pelaku UMKM yang terberdayakan berkat adanya wisata bisnis Kampung Tegalwaru.

Tak pelak, gelar pahlawan inovasi pun disematkan kepada sosok pendiri dan penggerak kampung tersebut. Tatiek Kancaniati memang tak asing di dunia pemberdayaan dan pendayagunaan.

Kepala Divisi Penguatan Pendistribusian dan Pendayagunaan LAZ Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mendirikan dan menggerakkan Tegalwaru dengan rintangan yang tak sedikit.

“Program pengentasan kemiskinan di Tegalwaru itu kan bukan hanya soal ekonomi, tapi diawali dengan menggerakkan kelembagaan kelompok, partisipasi warga, melakukan gerakan partisipatif,” kata Tatiek saat dihubungi Republika, baru-baru ini.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Tatiek Kancaniati Karimah (@tatiek_kancaniati)

Tatiek menceritakan awal mula dirinya mendirikan wisata bisnis Tegalwaru. Kala itu, berbekal pengalaman belajar dan mendalami social entrepreneurship selama setahun, ia mencoba mengaplikasikan pengetahuannya.

Dia melihat sektor UMKM begitu memiliki tantangan berat di lapangan. Berangkat dari para pelaku UMKM yang kesulitan pasar, dibelenggu oleh tengkulak, dibelenggu oleh agen-agen besar dengan upah yang rendah itulah Tatiek mencoba menggerakkan ibu-ibu desa kala mendirikan sebuah yayasan pada 2006.

Namun sayangnya, program pemberdayaan perempuan itu kandas. Tantangannya adalah minimnya partisipasi kaum laki-laki atau suami-suami para perempuan desa.

“Bayangkan, dulu saya melakukan pemberdayaan kepada TKW Hong Kong, ujung-ujungnya dia balik lagi ke Hong Kong jadi TKW. Sehingga, saya berpikir bahwa untuk memperbaiki ekonomi memang tidak boleh terfokus pada kalangan perempuan saja, tapi harus segala macam (elemen),” ujarnya.

 
Saya berpikir bahwa untuk memperbaiki ekonomi memang tidak boleh terfokus pada kalangan perempuan saja, tapi harus segala macam (elemen).
TATIEK KANCANIATI 
 

Maka dari situlah ia mulai merancang dan menggagas ide mengenai wisata bisnis. Sebab, dengan konsep wisata bisnis, kata dia, perbaikan ekonomi bisa menjangkau semua elemen; mulai dari remaja masjid, tukang ojek, hingga kaum ibu-ibu.

Saat ini, wisata bisnis Tegalwaru telah menghasilkan lebih dari 50 jenis usaha, dari 13.800 penduduk yang hampir 70 persennya buruh UMKM di rumahnya.

“Seperti misalnya tas aja, untuk produk tas saja ada 2.000 KK yang menjadi perajin di rumah-rumahnya. Jadi, memang produktif,” ujarnya.

Perjalanan 'berbatu'

Kiprah Tatiek dalam pemberdayaan dan pendayagunaan wisata bisnis Tegalwaru nyatanya tak mudah. Tak sedikit bahkan berbagai tuduhan dan fitnah menghampirinya dari orang-orang yang tidak mengenal dan melihat perjalanan pendirian wisata bisnis Tegalwaru.

“Sebagai perempuan, sempat juga saya mundur. Tapi, suami saya terus mendukung karena, bayangkan, wisata bisnis Tegalwaru ini saya modal nol. Akhirnya, apa yang saya lakukan? Saya modal terpal, saya cari lapangan. Saya meng-hire MC yang heboh, makan pakai daun, yang ala-ala Sunda, tapi mereka senang dan fun. Dan saya sampai sekarang pun gak pernah promosi. Jika saya berhenti, maka ini akan gagal,” ujarnya.

Padahal, kata Tatiek, wisata bisnis Tegalwaru bermodalkan partisipasi warga. Uang atau keuntungan yang masuk itu pun seluruhnya terbagi rata. “Yang mandu ojek, yang masak, yang UKM, semuanya ini mereka dapat. Ini yang mereka (orang yang memfitnah --Red) tuh enggak nyampe mikirnya,” kata Tatiek.

 
Kita berharap dengan inovasi ini akan lahir kader-kader local hero baru.
TATIEK KANCANIATI
 

Dengan tantangan yang begitu kompleks, lambat laun wisata bisnis Tegalwaru pun sukses. Dia menegaskan konsep wisata bisnis Tegalwaru tujuannya untuk menolong UMKM mendapatkan pasarnya, menjembatani hulu bertemu hilir.

Dia menjabarkan, selama bertugas menjadi kepala ZCD Baznas, banyak hal yang telah dilakukan terkait pemberdayaan. Dia berharap kelak akan lahir lebih banyak lagi wilayah yang menaikkan ekonomi lokal. Dia menyadari bahwa menyandang gelar "Pahlawan Inovasi" merupakan hal yang dalam karena tidak ada istilah "mantan" pahlawan.

Mangga, Tegalwaru ini diadopsi. Kita berharap dengan inovasi ini akan lahir kader-kader local hero baru,”ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kulik Tantangan Bisnis Hampers

Kustomer selalu menuntut konsep bingkisan yang kekinian.

SELENGKAPNYA

Menyikapi Perbedaan Pendapat di Dunia Maya Secara Dewasa

Mustahil berharap semua orang ada di satu kubu atau memiliki pendapat sama.

SELENGKAPNYA

Chaos Lebih Terasa, Dianjurkan Tonton Titanic di Bioskop

Kisah tragis dua karakter, menjadikan Titanic sebagai film ikonik dari generasi ke generasi.

SELENGKAPNYA