Seorang pria membopong korban gempa di Desa Besnia dekat perbatasan Rusia-Turki di Idlib, Suriah, Senin (6/2/2023). | AP Photo/Ghaith Alsayed

Kabar Utama

Setelah Perang Datanglah Gempa

Jumlah korban gempa Turki-Suriah terus melonjak.

OLEH LINTAR SATRIA, FITRIYAN ZAMZAMI

Kehidupan sudah tak mudah bagi warga di barat laut Suriah sejak sedekade lebih belakangan. Gedung-gedung yang luluh lantak bukan pemandangan asing bagi sekitar 4,5 juta warga tempatan.

Biasanya, bom-bom yang dijatuhkan militer pemerintah dan sekutu Rusianya jadi penyebab kehancuran, demikian juga perang darat melawan pasukan pemberontak. Perang sipil yang berlangsung di Suriah sejak 2011 lalu jadi pemicu nelangsa di wilayah itu.

The Guardian melansir, sedikitnya 1,7 juta orang di wilayah Idlib dan seputaran Aleppo hidup di gedung-gedung yang rawan roboh. Akses kesehatan sudah sukar akibat fasilitas kesehatan yang kerap terkena bom.

Namun kehancuran yang datang pada Senin (6/2) lain sumbernya. "Awalnya saya kira ada helikopter menjatuhkan bom. Saya langsung bangun dan menggendong anak saya," kata Ismail Alabdullah (36 tahun), seorang warga Desa Sarmada.

photo
Seorang pria membopong korban gempa di Desa Besnia dekat perbatasan Rusia-Turki di Idlib, Suriah, Senin (6/2/2023). - (AP Photo/Ghaith Alsayed)

Alabdullah yang sehari-hari bekerja sebagai relawan penyelamat Helm Putih mengatakan sudah biasa menggali warga yang tertimbun dari reruntuhan. Tapi kali ini berbeda. "Begitu banyak yang tertimbun dan akan meninggal segera karena kami tak punya alat-alat untuk menjangkau mereka. Tak ada yang tersisa. Tak tersisa sama sekali," kata dia.

Pemerintah Suriah dan tim penyelamat di wilayah itu mengatakan gempa menewaskan 1.444 orang dan melukai sekitar 3.500 orang di negara itu.

Di Turki, seorang penyintas gempa bumi mengatakan gempa "meruntuhkan gedung-gedung seperti kertas tisu". Berjin dan sepupunya Rojhat hendak pulang ke Kota Van usai liburan di Provinsi Diyarbakir, Turki, saat gempa terjadi.

Pada Senin (6/2) dini hari, dempa menghancurkan gedung tempat Rojhat, seorang pemain sepak bola lokal, tidur. Setelah tim penyelamat tiba untuk menyelamatkan orang di bawah puing-puing, Berjin menunggunya selama berjam-jam di depan gedung yang hancur.

Usai Rojhat berhasil diselamatkan, keduanya pulang ke Van. Di sana mereka merasakan gempa susulan.

photo
Penyintas gempa bumi menjalani perawatan di Rumah Sakit al-Rahma di Kota Darkush, Idlib, Suriah, Senin (6/2/2023). - (AP Photo/Ghaith Alsayed)

"Mohon berhenti, ini gempa yang sangat kuat, mohon berhenti," kata Berjin sambil menangis dalam rekaman video yang memperlihatkan perabotan dan lampu-lampu di rumahnya bergoyang, seperti dikutip dari Arab News, Selasa (7/2).

Berjin berada di luar rumahnya di tengah suhu udara di bawah 15 derajat Celcius setelah gempa susulan. Gedung tempat tinggalnya merupakan salah satu dari banyak gedung yang belum direnovasi usai gempa tahun 2011 yang menewaskan ratusan orang.

Ribuan korban

Pada Selasa (7/2), Badan Penanggulangan Bencana dan Darurat (AFAD) Turki mengatakan, korban jiwa di negara itu sekitar 2.316. Korban jiwa ini yang terbanyak setelah gempa tahun 1999 yang menghancurkan daerah padat penduduk di timur Laut Marmara, dekat Istanbul yang menewaskan 17 ribu orang.

Rekaman video selepas gempa di selatan Turki, Senin (6/2/2023). - (Twitter)  ​

Pejabat senior Badan Kesehatan Dunia (WHO) Catherine Smallwood memerkirakan jumlah korban bisa mencapai 20 ribu jiwa. "Ada potensi berlanjut terkait terus runtuhnya gedung-gedung,” kata dia dalam pernyataan kemarin.

Koneksi internet yang buruk dan jalanan yang rusak antara kota yang terdampak di Turki mempersulit upaya menilai dan mengatasi dampak gempa. Suhu udara di beberapa daerah juga jatuh hingga titik membekukan, mempersulit kondisi orang-orang yang terperangkap di bawah puing bangunan yang ambruk atau yang kehilangan rumah.

Pada Senin (6/2) kemarin, hujan turun setelah badai salju menyelimuti Turki akhir pekan lalu. Di Kota Iskenderun, Turki, tim penyelamat memanjat tumpukan besar puing-puing yang sebelumnya bagian dari ruang unit gawat darurat rumah sakit pemerintah.

Mereka berusaha mencari penyintas. Tenaga medis berusaha sebisa mereka untuk merawat korban luka.

"Kami memiliki pasien yang dibawa untuk dioperasi tapi kami tidak tahu apa yang terjadi," kata seorang perempuan bernama Tulin di depan rumah sakit, sambil menghapus air mata dan terus memanjatkan doa.

photo
Warga dan tim penyelamat mencari korban di reruntuhan bangunan yang runtuh akibat gempa bumi di Gaziantep, Turki, Senin (6/2/2023). - (AP Photo/Mustafa Karali)

Presiden Turki Tayyip Erdogan yang akan menghadapi pemilu sulit pada Mei mendatang menyebut gempa bumi ini bencana historis dan terburuk yang pernah terjadi di negara itu sejak 1939. Tapi pemerintah berusaha menanganinya sebaik mungkin.

"Semua orang menyerahkan hati dan jiwanya dalam upaya penyelamatan meski musim dingin, cuaca dingin, dan gempa bumi terjadi di malam hari sehingga semakin menyulitkan," katanya.

Gempa susulan cukup besar hingga menjatuhkan gedung-gedung dan seperti gempa yang pertama, terasa di seluruh kawasan. Gempa itu membahayakan tim penyelamat yang berusaha menarik para penyintas di bawah puing-puing.

Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat kedalaman gempa yang terjadi pada pukul 04.17 Senin (6/2) pagi waktu sempat sekitar 17,9 kilometer. Gempa menghancurkan bangunan di seluruh kawasan dan terasa hingga Siprus dan Lebanon.

photo
Peta kekuatan gempa di Turki pada Senin (6/2/2023) - (United States Geological Survey; Shuttle Rada)

Gempa kedua berpusat di dekat Provinsi Kahramanmaras, Turki. Rumah sakit di tenggara Provinsi Sanliurfa hancur oleh gempa dan banyak pasien yang tertimbun reruntuhan. Turki menghentikan aliran minyak dari pelabuhan ekspor Ceyhan sebagai langkah pencegahan.

Guru sekolah negeri di Diyarbakir, Ozcan Karakoc menuturkan, dirinya segera berlari menuju sekolah saat gempa mengguncang. Ia ikut membantu penyintas di sebelah sekolahnya, menyediakan selimut dan makanan pada orang-orang yang diselamatkan dari bangunan di dekat sekolah.

Sekolahnya terletak di Distrik Baglar, salah satu daerah yang paling terdampak gempa. Kawasan ini merupakan yang termiskin di Diyarbakir.

"Saya tinggal di Distrik Seyrantepe, Diyarbakir, di mana bangunan-bangunan relatif baru dan tidak ada kerusakan parah di dalam rumah kami, tapi bangunan di sebelah sekolah merupakan gedung tua sekitar delapan lantai yang ditinggali 200 orang lebih. Dalam hitungan detik gedung itu runtuh seperti kertas tisu," katanya.

Rekaman video selepas gempa di selatan Turki, Senin (6/2/2023). - (Twitter)  ​

Kini ia gelisah menunggu kabar dari murid-muridnya yang banyak tinggal di perumahan kumuh di Baglar. Jalanan dipenuhi orang usai gempa, termasuk anak-anak yang memakai piyama di tengah udara yang membekukan.

Warga Diyarbakir lainnya, Berrak Demirel, tidur saat gempa mengguncang kota. Ia lari keluar rumah bersama suami dan anaknya saat gempa kedua berakhir. "Kami berada di luar selama berjam-jam, tapi harus kembali masuk ke rumah karena kondisi cuaca di kota sangat membekukan," katanya.

Angkatan Bersenjata Turki mendirikan koridor bantuan udara di zona gempa. Warga Iskenderun, Misel Uyar mengatakan, rumah sakit di kota itu hancur oleh gempa. Tenaga medis dan pasien berada di dalamnya.

Beberapa gedung baru turut ambruk meski dibangun dengan standar modern. Pelabuhan Iskenderun juga rusak akibat gempa ini.

photo
Anggota Unit Tanggap Bencana dari Layanan Darurat Rumania bersiap untuk berangkat dari Pangkalan Udara 90 Angkatan Udara Rumania, untuk membantu Layanan Darurat Turki setelah gempa bumi di Turki, di Otopeni, Rumania, (6/2/2023). - (EPA-EFE/ROBERT GHEMENT)

"Gempa terkuat yang pernah saya alami," kata Uyar, sambil menambahkan banyak bangunan tua di kota itu yang hancur oleh gempa. "Bangunan tua lainnya, hanya beberapa meter dari rumah saya juga ambruk, beberapa orang di dalamnya meninggal."

"Semua gereja kami di daerah ini benar-benar hancur. Petugas polisi yang menjaga Gereja Ortodoks meninggal karena tertimpa batu. Orang-orang tinggal sementara di mobil karena takut gempa susulan," kata dia menambahkan.

Pada 1999, sekitar 18 ribu orang meninggal akibat gempa 7,4 skala Richter yang mengguncang daerah Marmara. Gempa lainnya yang mengguncang Provinsi Erzincan di negara itu pada 1939 menewaskan sekitar 33 ribu orang.

photo
Petugas pemadam kebakaran Polandia bersiap berangkat untuk operasi penyelamatan setelah gempa melanda di Turki, di Unit Penyelamatan dan Pemadam Kebakaran No. 9 di Lodz, Polandia, (6/2/2023). - (EPA-EFE/Marian Zubrzycki )

Sejumlah laporan media asing menyebutkan, gempa bumi dahsyat yang melanda Turki ini sering terjadi karena Turki berada di jalur gempa yang termasuk paling aktif di dunia, terutama karena adanya dua patahan di Lempeng Anatolia.

Kedua patahan itu adalah Patahan Anatolia Utara yang membentang antara Lempeng Anatolia dan Lempeng Eurasia di sebelah utara daratan Turki, dan Patahan Anatolia Timur yang membentang di sepanjang Lempeng Arab hingga bagian tenggara Turki.

Pergerakan di Patahan Anatolia Timur inilah yang diyakini menjadi pemicu gempa dahsyat yang terjadi Senin ini. Faktanya, gempa yang mengguncang 6 Februari itu berepisentrum di Turki bagian tenggara yang berdekatan dengan perbatasan Turki-Suriah.

Guncangan gempa juga dirasakan di Siprus yang berada di Laut Tengah atau Mediterania, Lebanon yang berbatasan dengan Suriah dan Mesir.

photo
Orang-orang berdiri di dekat tenda darurat setelah gempa bumi di Diyarbakir, tenggara Turki, (6/2/2023) - (EPA-EFE/REFIK TEKIN)

Kapan dan di mana gempa ini persisnya terjadi?

Terjadi pukul 04.17 pagi waktu setempat atau 08.17 WIB dengan pusat gempa di Kahramanmaras di Provinsi Gaziantep yang berjarak 33 km dari ibu kota provinsi itu yang juga bernama Gaziantep.

Gaziantep berpenduduk dua juta orang yang juga menjadi tempat bagi ratusan ribu pengungsi korban perang saudara Suriah yang mulai pecah pada 2011. Gempa ini segera diikuti oleh 40 gempa susulan yang satu di antaranya bermagnitudo 6,7.

Menurut Chris Elders dari School of Earth and Planetary Sciences pada Universitas Curtin di Perth, Australia, gempa susulan ini membentang sepanjang sekitar 200 km di garis patahan besar, yakni Sesar Anatolia Timur, di sepanjang bagian tenggara Turki.

Chris Elders mengungkapkan, gempa ini amat dahsyat dan menghancurkan karena kedalamannya yang hanya 18 km dari permukaan bumi atau sangat dangkal. Akibatnya, tidak hanya menciptakan suara yang mengerikan, gempa ini juga melepaskan energi yang jauh lebih besar ketimbang gempa berpusat di dalam kerak bumi.

photo
Seorang bayi diselamatkan dari bangunan yang hancur di Malatya, Turki, Senin, (6/2/2023). - (DIA Images)

Bahkan seorang pakar gempa Turki mendesak pemerintah ini memeriksa retakan pada beberapa bendungan yang berada di kawasan gempa guna mengantisipasi kemungkinan bendungan-bendungan itu jebol sehingga menciptakan banjir bandang.

Sebagian wilayah Turki berada persis di atas Lempeng Anatolia yang memiliki dua patahan besar, yakni Patahan Anatolia Utara dan Patahan Anatolia Timur. Lempeng ini bersinggungan ke selatan di Lempeng Arab.

Karena letak geologisnya itu seperti beberapa wilayah Indonesia dan negara-negara rawan gempa lainnya semisal Iran dan Jepang, Turki adalah satu dari zona-zona gempa paling aktif.

Gempa berkekuatan hampir sama, tepatnya Magnitudo 7,4, pernah mengguncang Turki pada 1999 yang menewaskan lebih dari 17 ribu orang, termasuk sekitar 1.000 orang di kota terbesar di negara itu di Istanbul.

Melihat Lagi Jejak Hubungan Turki Utsmani dan Aceh

Aceh menjalin hubungan diplomatik dengan Turki Utsmaniyah setidaknya sejak abad VI.

SELENGKAPNYA

Aliran Bantuan Mengalir ke Turki-Suriah

Muhammadiyah mulai terjunkan relawan ke Turki.

SELENGKAPNYA

Gereja Melunak Terkait LGBT, Muslim Protes

Umat Islam Inggris khawatir soal materi pelajaran LGBT.

SELENGKAPNYA