Warga membawa dua ember tomat yang baru dipetik di kebunnya di Cimenyan, Kabupaten Bandung, Sabtu (14/1/2023). | Edi Yusuf/Republika

Ekonomi

Panen Serempak, Harga Tomat Anjlok

Penurunan harga tomat terjadi sejak sepekan terakhir.

INDRAMAYU – Harga sejumlah komoditas cenderung mengalami kenaikan belakangan ini. Namun, tidak demikian dengan tomat. Harga tomat di pasar tradisional Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, anjlok.

Panen raya secara bersamaan di sejumlah daerah penghasil disebut sebagai penyebabnya. Seorang pedagang sayuran di Pasar Induk Sayuran Patrol, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Slamet, mengatakan, harga tomat semula masih di kisaran Rp 5.000 per kg.

Namun, mulai akhir pekan kemarin, harganya anjlok hanya di kisaran Rp 2.000 per kilogram. "Harga tomat turun drastis sudah sepekan terakhir," ujar Slamet, Senin (6/2/2023).

Slamet mengatakan, dari informasi yang diterimanya, harga tomat turun karena terjadi panen raya secara bersamaan di sejumlah daerah penghasil tomat. Daerah-daerah yang panen tersebut ialah, antara lain, Kabupaten Majalengka, Garut, Bandung, dan Kabupaten Indramayu.

"Daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur juga infonya sedang panen tomat. Makanya harganya turun karena stok melimpah," kata Slamet.

photo
Petani memanen tomat di Desa Salu Dewata, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Rabu (10/8/2022). (ANTARA FOTO/Arnas Padda/YU)

Seorang pedagang lainnya, Iyan, menduga panen raya secara bersamaan di berbagai daerah terjadi karena petani tergiur mahalnya harga tomat pada bulan yang sama tahun lalu. Pasalnya, saat itu, petani di daerah penghasil tomat sedang jarang menanam.

Akibatnya, harga tomat pada saat itu meroket hingga Rp 15 ribu per kg, padahal harga normalnya di bawah Rp 10 ribu per kilogram. "Nah, kalau Februari tahun sekarang, justru sebaliknya. Stok melimpah sampai harganya jadi anjlok," kata Iyan.

Petani tergiur mahalnya harga tomat pada bulan yang sama tahun lalu.

   

 

Salah seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Patrol, Marina (43), mengungkapkan, turunnya harga tomat sedikit menjadi penghibur di tengah mahalnya harga beras dan bawang merah. Untuk harga beras medium, saat ini di kisaran Rp 12 ribu-Rp 12.500 per kg. Sedangkan, harga beras premium menjadi Rp 13 ribu-Rp 14 ribu per kg.

"Ya, lumayanlah, setidaknya ada harga sayuran yang turun. Semoga beras dan bawang merah juga ikut segera turun harganya," kata Marina.

photo
Buruh tani menata tomat dalam keranjang saat panen di area persawahan Desa Paron, Kediri, Jawa Timur, Selasa (8/11/2022). - ( ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

Harga komoditas lainnya, yaitu bawang merah, terpantau mengalami kenaikan. Kondisi itu dikeluhkan para konsumen maupun pedagang. Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Ahad (5/2/2023), harga bawang merah kualitas biasa mencapai Rp 44 ribu per kg. Sedangkan, harga bawang merah kualitas super Rp 48 ribu per kg.

Dalam kondisi normal, harga bawang merah hanya di kisaran Rp 25 ribu per kg. Mulai awal tahun baru yang bersamaan dengan meningkatnya curah hujan, harga bawang merah mengalami kenaikan bertahap menjadi Rp 30 ribu, Rp 32 ribu, Rp 35 ribu, dan terus naik hingga kini menjadi Rp 44 ribu per kg.

Seorang pedagang sayuran di Pasar Baru Indramayu, Opik, mengatakan, kenaikan harga bawang merah sudah terjadi sejak di tingkat pemasok. Kondisi itu selalu diprotes oleh para konsumennya.

"Mereka mengurangi pembelian bawang merah jadi setengah dari biasanya," kata Opik. Opik mencontohkan, pelanggannya yang biasa membeli bawang merah 1 kg, kini hanya membeli setengahnya.

Hal senada diungkapkan seorang pedagang sayuran di Pasar Induk Sayuran Patrol, Kabupaten Indramayu, Endang. Dia mengatakan, mahalnya harga bawang merah telah membuat omzetnya menurun karena konsumen banyak yang mengurangi jumlah pembelian. "Pelanggan yang biasanya beli 5 kg, sekarang jadi 3 kg," kata Endang.

Endang menjelaskan, dari informasi yang diterimanya, kenaikan harga bawang merah itu dipicu tingginya curah hujan selama Januari 2023. Hal itu akhirnya memengaruhi hasil panen petani.

photo
Pedagang merapikan bawang merah jualannya di Pasar Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara, beberapa waktu lalu.  (ANTARA FOTO/Jojon/aww. )

Salah seorang pedagang masakan di Kecamatan Patrol, Erni, mengungkapkan, mahalnya harga bawang merah sangat memberatkannya. Pasalnya, semua masakan yang dijualnya menggunakan bawang merah sebagai bumbu utama.

"Kalau bawang merahnya dikurangi, nanti kurang sedap. Tapi, kalau bawang merahnya tidak dikurangi, sementara harga jual masakan tidak dinaikkan, ya, jadinya rugi," keluh Erni.

Erni berharap harga bawang merah bisa segera turun. Apalagi, harga beras kini tengah mahal sehingga sangat berdampak pada pemilik usaha kuliner seperti dirinya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Aturan DMO Minyak Goreng Diubah Lagi

Kebijakan DMO 50 persen akan berlaku hingga Lebaran.

SELENGKAPNYA

Literasi Digital dalam Pesta Politik

Eksistensi penggunaan media sosial merupakan salah satu bentuk dari implementasi politik digital.

SELENGKAPNYA

Cacingan, Disepelekan tapi Bisa Berujung Kematian

Secara nasional, ada sebanyak 2,8 persen balita di Indonesia menderita cacingan pada 2021.

SELENGKAPNYA