Hikmah hari ini | Republika

Hikmah

Kesombongan Firaun

Kesombongan akan mengantarkan kita pada kebinasaan.

Oleh ABDUL SYUKKUR

 

OLEH ABDUL SYUKKUR

Dalam kitab al Nawadir karya Syihabuddin Ibnu Salamah disebutkan, suatu ketika Iblis mendatangi Firaun seraya bertanya, “Apakah kamu mengenaliku?"

Firaun menjawab, "Iya!" Iblis berkata, "Kamu telah mengalahkanku dalam satu perkara," Firaun bertanya, "Dalam hal apa itu?"

Iblis menjawab, "Dalam hal kelancanganmu mengaku sebagai Tuhan, padahal aku lebih tua darimu, lebih tinggi ilmunya darimu, dan lebih kuat darimu, tapi aku tidak berani melakukannya." Firaun menanggapi, "Kamu benar, tapi aku akan bertobat."

Tunggu dulu kata Iblis, "Masyarakat Mesir sudah menerimamu sebagai Tuhan, jika kamu bertobat mereka akan meninggalkanmu, bersekongkol dengan musuh-musuhmu, dan menghancurkan kekuasaanmu, sehingga kamu akan terjebak dalam kehinaan."

Firaun menjawab, "Kamu benar. Tapi, tahukah kamu siapa penduduk bumi yang lebih buruk dari kita berdua?" Iblis menjawab, "Iya, orang yang tidak mau menerima permintaan maaf dari orang lain, sungguh orang itu lebih buruk dari aku dan kamu."

Kisah ini memberikan beberapa pelajaran penting bagi kita. Di antaranya adalah, pertama, orang yang tidak mau menerima permintaan maaf dari saudaranya dianggap lebih sombong dari Iblis dan Firaun.

Mengapa demikian? Karena ia merasa lebih baik dari orang yang telah menzaliminya. Padahal, ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita, kemudian ia bertobat dan meminta maaf, maka dosa-dosanya telah dihapus dan diampuni oleh Allah SWT.

Di samping itu, orang yang tidak menerima permintaan maaf dari saudaranya dianggap menutup pintu tobat atau pintu kebaikan. Sementara, Allah SWT selalu bersedia menerima tobat hamba-Nya kapan pun dan di mana pun.

Bahkan, Allah SWT sangat gembira ketika ada hamba-Nya yang bertobat, dan kegembiraan-Nya melebihi kegembiraan orang yang menemukan kembali tunggangannya setelah sempat hilang dengan membawa semua keperluannya, seperti pakaian, makanan, dan seluruh bekalnya.

Kedua, kisah ini memberikan pelajaran bagi kita agar tidak menjadi orang yang sombong. Karena, kesombongan akan mengantarkan kita pada kebinasaan.

Iblis sombong lalu dilaknat oleh Allah SWT. Begitu juga dengan Firaun yang sombong, maka ia celaka dan dibinasakan oleh Allah SWT.

 
Tidak ada yang pantas sombong di muka bumi ini karena semuanya punya kelemahan.
 
 

Tidak ada yang pantas sombong di muka bumi ini karena semuanya punya kelemahan, semuanya memerlukan pihak lain, dan tidak memiliki kekuasaan mutlak. Satu-satunya Zat yang tidak membutuhkan pihak lain hanyalah Allah SWT.

Dia tidak diciptakan, tapi Dia menciptakan. Dia tidak membutuhkan, tapi Dia dibutuhkan. Oleh karenanya, yang pantas sombong hanyalah Allah SWT saja.

Ketiga, kesombongan terbesar adalah pengakuan sebagai Tuhan. Dalam dialog antara Iblis dengan Firaun di atas, Iblis mengakui bahwa Firaun lebih hebat dari dirinya, karena Firaun berani mengaku sebagai Tuhan.

Iblis hanya tidak mau tunduk kepada perintah Allah SWT yang menyuruhnya sujud kepada Nabi Adam. Karena ia merasa lebih baik daripada Adam, tapi Iblis tidak sampai mengaku lebih baik daripada Allah SWT.

Sedangkan Firaun, ia merasa lebih baik dari Allah SWT karena ia merasa memiliki kedudukan paling tinggi. Tidak ada raja yang lebih berkuasa melebihi kekuasannya, tidak ada yang bisa menghentikan kehendaknya, dan semua tunduk pada perintahnya. Ia pun mendaulat dirinya sebagai Tuhan.

Wallahu a’lam.

Saudi Bukan Hanya Haji dan Umrah

Saudi bukan hanya Makkah dan Madinah. Saudi bukan hanya haji dan umrah.

SELENGKAPNYA

Syukur dan Sabar

Supaya hidup terasa bahagia maka tanamkanlah dua sikap ini syukur dan sabar.

SELENGKAPNYA