Pekerja membawa beras di Pasar Induk Beras Cipinang , Jakarta, Kamis (2/2). | Antara/Muhammad Adimaja

Ekonomi

Pemilu Mau Datang, Beras Melonjak Lagi

Kenaikan harga beras mengingatkan fenomena menjelang 2019.

OLEH DEDY DARMAWAN NASUTION

Wati (48 tahun) mengeluhkan lonjakan harga beras di wilayahnya. Pedagang sembako di Pasar Wage, Banyumas, itu mengeluhkan kenaikan harga yang belum juga surut. "Harga beras naik karena beras di penggilingannya juga sudah naik," ujar Wati.

Artinya, tak hanya harga beras, harga gabah juga naik. Eli Martono (53), seorang pedagang di penggilingan Desa Margasana, Kecamatan Jatilawang, mengiyakan hal tersebut. Ia terpaksa menaikkan harga beras karena harga gabah di tingkat petani juga mengalami kenaikan.

Ini bukan cerita dari 2023. Yang di atas adalah kisah dari akhir 2018 lalu. Saat dunia perpolitikan memanas menjelang masuknya tahun politik, harga-harga komoditas termasuk beras juga naik.

Kondisinya serupa saat ini. Selain kenaikan harga beras, terjadi juga kekhawatiran soal menipisnya persediaan bahan pokok tersebut. Stok beras di Food Station Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) yang menjadi barometer perberasan nasional makin menipis. Hingga Rabu (1/2), total stok hanya tersisa 12 ribu ton dari batas aman di atas 35 ribu ton.

photo
Pembeli beras mengecek kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (2/2). - (Antara/Muhammad Adimaja)

Kebijakan impor beras yang bergulir menjelang tahun politik kali ini memang membuka ingatan publik pada tahun 2018. Saat itu, impor beras dibuka setahun menjelang Pemilu 2019. Benarkah ada kaitan antara impor beras dengan kepentingan politik?

Pemerintah resmi membuka keran impor sebanyak 500 ribu ton pada November 2022 dalam rapat koordinasi terbatas, dilanjutkan dengan penerbitan surat persetujuan impor (SPI) pertengahan Desember. Jaraknya sekitar 13 bulan menjelang pemungutan suara capres-cawapres bulan Februari 2024 sesuai jadwal KPU. Sementara itu, impor beras pada 2018 lalu diputuskan pada bulan Januari atau 16 bulan menjelang Pilpres 2019 yang digelar April.

Pro dan kontra muncul saat impor kembali dibuka akhir tahun lalu. Kementerian Pertanian mengeklaim pasokan surplus, sedangkan Kementerian Perdagangan dan Badan Pangan Nasional mengambil langkah untuk mengizinkan impor demi menambah stok cadangan di Perum Bulog.

photo
Kenaikan Harga Awal Tahun - (Republika)

Pengamat Pangan dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, menuturkan, terdapat sedikit perbedaan antara impor beras pada 2022 dan 2018. Selain jarak tahun yang berbeda, kondisi perberasan pun berbeda.

"Impor beras 2022 sebetulnya masih jauh karena pemilu masih 2024, sedangkan impor tahun 2018 itu memang kelihatan sekali dipaksakan," kata Khudori kepada Republika, Jumat (3/2).

Khudori menuturkan, impor beras 2018 tidak begitu diperlukan dan kedatangan impor justru saat musim panen raya bulan Maret-April akibat keputusan yang tertunda-tunda. Selain itu, jumlah impor beras 2018 juga tidak rasional, dari semula 500 ribu ton menjadi 1,8 juta ton.

Pemerintah seolah tidak memiliki perencanaan matang. Selain tak bisa memastikan waktu kedatangan, volume impor beras kelewat besar. "Dan, kita tahu, ini membawa mudarat yang luar biasa karena beras impor itu masih tersisa. Usianya sampai empat tahun di gudang Bulog," katanya.

photo
Petugas Perum Bulog cabang Indramayu memeriksa stok beras impor di gudang Bulog Tegalgirang, Bangodua, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (23/3/2021). - (Dedhez Anggara/ANTARA FOTO)

Terbukti, tahun 2019 lalu, Bulog terpaksa melakukan disposal atau pelepasan beras dengan harga murah untuk dijual sebagai tepung hingga bahan baku etanol. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat itu pun sering kali berbicara "keras" soal beras impor karena ia menjadi salah satu pihak yang menolak.

Hingga saat ini, ihwal keterkaitan itu tak bisa dibuktikan eksplisit. Namun, poin terpenting yang ditekankan Khudori, impor beras 2018 seolah dipaksakan dan tidak rasional.

Sementara itu, kebijakan beras impor 2022 dinilai Khudori lebih rasional. "Terlepas dari banyak yang tidak setuju, menurut saya, itu memang harus dilakukan karena pemerintah harus punya cadangan beras yang memadai di Bulog untuk melakukan intervensi harga," katanya.

Badan Pangan Nasional (NFA) sejak Agustus 2022 sudah mencatat adanya peningkatan operasi pasar beras hingga 200 ribu ton per bulan, dari biasanya hanya sekitar 30 ribu-50 ribu ton per bulan. Kebutuhan operasi pasar terus meningkat hingga stok perum Bulog tersisa kurang dari 500 ribu ton dari batas yang ditentukan NFA 1,2 juta ton.

Perbandingan Cadangan Beras Pemerintah - (Republika)  ​

Pemerintah waswas. Sebagai stabilisator harga, Bulog wajib menggelontorkan beras terus-menerus. Di sisi lain, dengan pasokan yang tipis, cadangan beras bisa habis.

Situasi itu bisa menjadi lahan spekulan untuk meningkatkan harga beras. Sebab, besaran cadangan beras pemerintah (CBP) membawa efek psikologis bagi pasar. "Nah, psikologis ini penting untuk dijaga ketika pemerintah ada cadangan yang memadai. Pedagang dan penggilingan tidak akan melepas stok mereka ketika tahu ada potensi kenaikan harga," katanya.

Sebaliknya, jika pemerintah memiliki stok yang cukup kuat, para pelaku usaha perberasan tak akan menahan stok. Jika pedagang menahan stok, pemerintah bisa saja membanjiri pasar hingga membuat harga jatuh. 

Namun, pada kenyataannya, sudah hampir dua bulan impor beras masuk, harga tak turun-turun juga.

photo
Pedagang menunjukkan beras yang dijual di kiosnya di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Rabu (25/1). Pedagang di pasar tersebut menyatakan, dalam beberapa bulan terakhir harga beras mengalami kenaikan mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 2.000. - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

"Jadi, apakah itu terkait pemilu? Sepertinya saya tidak melihat karena harga beras juga masih mahal. Apalagi, beras yang diimpor Bulog itu beras premium yang dijual dengan harga medium. Pemerintah justru nombok," katanya.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/2), menuturkan, harga beras impor yang tengah didatangkan sebesar Rp 9.000 per kg. Itu karena tingkat butir patah yang hanya 5 persen dan berkualitas bagus. Sedangkan, harga jual dari Bulog dari gudang hanya Rp 8.300.

"Selisih harganya nanti negara yang ganti. Ini yang perlu diketahui, jadi kita tidak bicara untung," katanya.

photo
Dirut Bulog Budi Waseso menunjukkan beras saat meninjau pasokan beras di gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (27/2/2020). - (Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO)

Ia mengakui, sejak Juli, sudah mulai terdapat lonjakan permintaan beras di luar dugaan. Beberapa tahun ke belakang, dengan cadangan beras yang dijaga di level 1 juta hingga 1,5 juta ton, stok itu cukup aman untuk memenuhi operasi pasar beras dalam setahun.

Oleh karena itu, dengan kondisi cadangan beras yang menipis, importasi diputuskan hanya 500 ribu ton dan harus tuntas didatangkan bulan ini sebelum panen raya pada bulan depan. "Bukan kita maunya yang impor, tidak. Tapi, memang kondisi saat itu yang membuat harus impor," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Suara Hati Pramugari yang Dilarang untuk Berjilbab

Mereka mendapatkan informasi ketika wawancara rekrutmen awal bahwa jilbab belum boleh dikenakan.

SELENGKAPNYA

Seabad Observatorium Astronomi Modern Indonesia

Teleskop sepanjang 11 meter yang didatangkan dari Jerman dan mulai beroperasi sejak tahun 1928 tersebut menjadi alat pengamatan bintang terbesar serta menjadi ikon observatorium itu.

SELENGKAPNYA

Menggugat Dominasi Finansial Liga Inggris

Liga-liga di Eropa kesulitan bersaing finansial dengan Liga Primer

SELENGKAPNYA