
Sepak Bola
Menggugat Dominasi Finansial Liga Inggris
Liga-liga di Eropa kesulitan bersaing finansial dengan Liga Primer
OLEH FREDERIKUS BATA
Tahun demi tahun, Liga Primer terus mencatatkan rekor-rekor dana transfer pemain. Pada jendela transfer Januari lalu, klub-klub sepak bola Liga Inggris mencatatkan rekor baru dengan menghabiskan 815 juta pound (Rp 15 triliun).
Pengeluaran klub papan atas Inggris hampir tiga kali lipat lebih tinggi daripada pada Januari 2022. Sepanjang musim 2022-23 mereka telah menghabiskan 2,8 miliar pound untuk transfer pemain, mengalahkan rekor sebelumnya sebesar 1,9 miliar pound yang ditetapkan pada 2017-18.
Pakar sepak bola Prancis, Julien Laurens berbicara mengenai hal ini. Ia mencontohkan, Klub kecil seperti AFC Bournemouth saja memiliki kemampuan untuk menghabiskan 60 juta pounds atau 70 juta pounds dalam satu jendela transfer. Liga lain kini hanya menjadi penyumbang pemain untuk Liga Inggris.
"FIFA dan UEFA harus memeriksanya. Saya tidak tahu apakah anda bisa membatasi pengeluaran hingga 100 juta pound atau 150 juta pound per klub. Saya tidak tahu apakah itu mungkin," kata Laures di siniar BBC Radio 5 Live's Euro Leagues, Jumat (3/2). Ia merasa Liga Primer bahkan bisa membiayai seluruh sepak bola Eropa. Semua seolah terpusat ke Inggris saat ini.

Analisis dari Grup Bisnis Olahraga Deloitte pada Rabu (1/2) melansir bahwa Chelsea adalah pembelanja terbesar pada putaran transfer awal tahun. The Blues, yang kini berada di urutan ke-10 di liga, juga memecahkan rekor transfer Inggris dengan kucuran 106,8 juta pound (Rp 1,96 triliun) untuk gelandang Argentina Enzo Fernandez dari Benfica pada deadline transfer Selasa (31/1).
Total the Blues menghabiskan 288 juta pound (Rp 5,2 triliun) di Januari 2023. "Luar biasa, negara yang paling memprotes gagasan Liga Super, secara efektif merupakan liga super," kata pakar sepak bola Jerman, James Horncastle.
Liga Super Eropa adalah gagasan yang meruak pada 2021. Saat itu, sejumlah klub elite di Eropa merancang sebuah kompetisi permanen yang mana mereka akan bertanding didalamnya.
Rencana itu bubar setelah sejumlah klub Liga Inggris mundur. Keenam tim tersebut adalah Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur.
Ia tidak bisa mengkritik Liga Primer dari sisi komersil. Saat ini, memang demikian adanya. "Tapi saya sedih karena Eropa baru saja menjadi liga pengembangan untuk Liga Primer," ujar Horncastle, menambahkan.

Ia berpendapat, penumpukan pemain akan terlihat di kompetisi tersebut. Tentu saja, berjalannya waktu akan ada pesepak bola yang menurun secara kualitas. Liga Primer bakal kesulitan menyingkirkan orang-orang itu.
Sebab, standar gaji dan biaya transfer mereka terlampau tinggi. Tim dari liga lain tak mampu membiayainya. Pada akhirnya, perputaran pemain kebanyakan terjadi di negara itu sendiri.
Ia mencontohkan Manchester City menjual Gabriel Jesus dan Oleksandr Zinchenko ke Arsenal. Kemudian City melepas Raheem Sterling ke Chelsea.
"Klub-klub Eropa lain, tidak mampu membeli pemain-pemain dari Liga Inggris, bahkan para pemain cadangan sekalipun. Mereka terlalu mahal untuk tim-tim Jerman," tutur Horncastle.

Perusahaan jasa keuangan Deloitte membeberkan fakta pengeluaran klub papan atas Inggris jauh lebih besar dibandingkan tim lain dari lima liga top Eropa. Klub Negeri Ratu Elizabeth menyumbang 79 persen dari total pengeluaran para elite di berbagai negara benua biru.
Jumlah demikian jauh di atas pengeluaran klub-klub Spanyol, Italia, Jerman, dan Prancis. Bahkan ketika tim dari empat negara itu digabungkan, aktivitas belanja mereka hanya menyentuh dana 198 juta pounds (Rp 3,6 triliun).
Artinya total belanja Liga Primer, empat kali lebih besar dari gabungan uang yang dikeluarkan tim La Liga, Serie A, Bundesliga, serta Ligue 1.

Tim-tim dari Liga Belgia pun terbiasa menyumbang pemain untuk Liga primer. Sesuatu yang tak bisa dihindari. Sehingga, keadaan ini memengaruhi persaingan di lapangan.
"Semua klub Belgia merugi 200 juta euro dalam periode laporan keuangan tahunan terakhir, kemudian Liga Primer datang, dan mereka menjual pemain mereka. Liga Primer menyelamatkan mereka. Ini situasi yang sangat menyedihkan di Eropa." ujar jurnalis sepak bola Belgia, Kristof Terreur.
Kabulog: Mafia Beras tak Perlu Dipidana
Buwas menuturkan, penindakan para mafia bisa secara persuasif.
SELENGKAPNYAPR Indonesia Sebelum Ekspor Komoditas Dicabut
Pelarangan ekspor biji mentah perlu dibarengi industri pengolahan dalam negeri.
SELENGKAPNYA