Perselingkuhan (Ilustrasi) | Pixabay

Keluarga

Menata Langkah di Tengah Badai Perselingkuhan

Hal pertama yang harus dilakukan ketika memergoki pasangan selingkuh adalah bicara hingga menemukan akar masalahnya.

Kasus meninggalnya seorang mahasiswi di Cianjur akibat ditabrak oleh mobil seseorang yang disebut orang ketiga dari polisi berinisial Kompol D akhirnya membongkar sebuah rahasia perselingkuhan. Sopir dari orang ketiga bernama Nur itu mencoba menerobos iring-iringan polisi, lalu menabrak mahasiswi tersebut.

Meskipun kasus perselingkuhan sudah sering kita dengar di dunia kerja, psikolog pernikahan Soraya Salim mengatakan, perselingkuhan itu merupakan hasil akhir. “Perselingkuhan adalah hasil akhir saja, tapi penyebab, alasannya, atau motifnya, bisa sangat beragam,” ujar dia saat dihubungi Republika, Rabu (1/2/2023).

Soraya, yang merupakan psikolog dari Pulih at The Peak, memaparkan empat akar penyebab terjadinya perselingkuhan. Pertama, perasaan kurang berdaya atau kurang percaya diri, yang dibungkus dan dialihkan menjadi perilaku berlebih.

Dari situ, menimbulkan keinginan untuk menundukkan orang lain yang bukan pasangan resminya (overcompensate inferiority with superiority). Superiornya kebanyakan ditandai oleh power, seperti jabatan, kekayaan atau harta yang dimiliki, pengaruh pada pihak-pihak yang punya kuasa, popularitas, dan lainnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pulih@thePeak (@pulihatp)

Kedua, adanya masalah antarpasangan yang dibiarkan tanpa solusi selama beberapa lama sehingga hubungan menjadi dingin. Konflik yang tidak dibicarakan dan tidak dicari penyelesaiannya, didukung munculnya orang ketiga, ini seperti mengisi ‘ruang dingin’ itu.

Ketiga, pernikahan yang dilakukan karena merasa ‘terbiasa’ dengan pasangan tersebut yang kebanyakan karena sudah kenal lama. Saat menikah, tinggal bersama, apalagi sudah dikaruniai anak dengan berbagai tantangannya, letupan romantis akan hilang dilibas rutinitas dan kesulitan berumah tangga.

Dan penyebab keempat juga bisa karena adanya gangguan atau masalah kepribadian, yang tidak disadari orang tersebut sehingga selalu mengalami masalah dalam hubungan intim atau romantisme, apalagi masuk dalam perkawinan.

“Dalam kondisi seperti ini kadang tak selalu perlu wajah ganteng, cantik, atau bentuk tubuh yang menarik, karena jika yang terkena aspek emosi dan rasa, bagian itu yang lebih ‘haus’ untuk diisi,” kata Soraya memaparkan.

Orang ketiga yang menjadi pendengar baik atau lebih memaklumi, bahkan mengakomodasi semua permintaan orang tersebut dan memberikan tantangan yang tidak didapatkan oleh pasangan resminya sebagai hal baru dan menjadi refreshing tersendiri. Itu akan terkesan sangat menarik dan bisa menimbulkan perselingkuhan.

 

 
Saat menikah, tinggal bersama, apalagi sudah dikaruniai anak dengan berbagai tantangannya, letupan romantis akan hilang.
 
 
 

Bicara dari Hati ke Hati

Selingkuh merupakan hal yang dihindari setiap pasangan. Tapi tak dimungkiri, tapi itu bisa saja terjadi.

Konselor pernikahan dan founder Pembelajar Hidup Deny Hen mengatakan, perselingkuhan adalah hubungan dekat dengan orang lain selain pasangan. Ini bisa terjalin secara fisik atau emosional saja atau keduanya yang disembunyikan dari pasangan.

“Harus ada unsur disembunyikan dan unsur hubungan dekat. Jadi, kalau chat saja sudah termasuk selingkuh selama ada hubungan dekat, akrab, dan intim walaupun tidak ada hubungan badan,” kata Deny kepada Republika, Rabu (1/2/2023).

Jika perselingkuhan itu terjadi, efeknya bisa dirasakan korban yang diselingkuhi dan orang yang melakukan perselingkuhan. Selain korban menjadi sakit hati, kerap mereka merasakan trauma dan shock.

Hal ini yang akan membuat pembahasan perselingkuhan terus terjadi. Tanpa disadari ini juga berdampak pada pasangan yang berselingkuh.

“Yang satu lagi orang yang melakukan perselingkuhan mungkin awalnya menyesal, tetapi kalau dibahas terus, itu bisa jadi stres. Jadi, dua-duanya bisa frustasi,” ujarnya.

Oleh karena itu, kasus perselingkuhan memang membutuhkan bantuan dari pakar, bisa ke psikolog atau konselor pernikahan. “Ada yang bisa menangani sendiri, tetapi kalau ada trauma yang terlihat sampai tidak bisa tidur, makan, deg-degan, itu jelas butuh bantuan,” kata dia.

Sementara, konselor pernikahan dari konselingkuarga.co, Elly Nagasaputra, MK CHT, mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan ketika memergoki pasangan selingkuh adalah dibicarakan hingga menemukan akar masalahnya. Ini penting agar orang tersebut tidak melakukan hal serupa.

“Seolah-olah sudah selesai, tapi ternyata masih ada bibit-bibit yang dia tidak suka tentang pasangannya atau masih ada yang mengganjal di hati, itu harus ditemukan agar bisa dicari solusinya. Jadi, bukan hanya sekadar rukun lagi, melainkan akar penyebabnya harus ditemukan dan diselesaikan hingga tuntas,” kata dia. 

Tanggap Menangkap Sinyal Perselingkuhan Emosional

Perselingkuhan fisik bisa menghancurkan, tapi perselingkuhan emosional bisa mendatangkan malapetaka.

SELENGKAPNYA

Syekh Jamaluddin al-Banjari, Sang Mufti dari Banjarmasin

Syekh Jamaluddin al-Banjari merupakan seorang tokoh dari Kesultanan Banjar.

SELENGKAPNYA

Kompol D, Kecelakaan Cianjur, dan Perselingkuhan

Kompol D disebut melanggar kode etik karena melakukan perselingkuhan.

SELENGKAPNYA