
Internasional
Warga Palestina Makin Terdesak di Tepi Barat
Israel berencana meningkatkan jumlah pemukim Yahudi.
YERUSALEM -- Warga Palestina di Tepi Barat makin terdesak oleh para pemukim Israel yang terus bertambah. Pertumbuhan populasi tersebut diperkirakan bakal makin lekas dan mengancam solusi perdamaian dengan dua negara.
Israel berencana meningkatkan jumlah pemukim Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat menjadi 1 juta jiwa. Bethlehem Radio 2000 pada pekan lalu melaporkan, Pemerintah Israel berencana untuk merelokasi 100 ribu pemukim Yahudi ke Area C di Tepi Barat dalam dua tahun mendatang. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menjanjikan hal serupa.
Area C adalah salah satu wilayah yang diamanatkan melalui Perjanjian Oslo II. Wilayah itu meliputi 61 persen Tepi Barat. Dalam Perjanjian Oslo pada 1995, wilayah itu akan diserahkan kepada Palestina secara bertahap.
Sejauh ini, perjanjian itu tak ditaati Israel. Mereka malah terus melakukan pembangunan permukiman ilegal di wilayah itu dan menghancurkan rumah-rumah orang Palestina.
Area C adalah salah satu wilayah yang diamanatkan melalui Perjanjian Oslo II.
Komunitas internasional sebagian besar sepakat bahwa permukiman yang dibangun Israel di lokasi itu adalah ilegal. PBB pun berulang kali menegaskan bahwa permukiman yang dibangun Israel di lokasi itu melanggar Konvensi Jenewa keempat.
Israel berencana untuk merelokasi 500 ribu pemukim Yahudi ke daerah yang sama dalam 10 tahun mendatang. Surat kabar Israel, Hayom, mengungkapkan, dengan rencana tersebut maka jumlah pemukim di wilayah pendudukan Tepi Barat akan mencapai lebih dari 1 juta. Total jumlah tersebut sudah mencakup pemukim Yahudi yang saat ini tinggal di Tepi Barat.
Laporan kelompok pro-pemukim WestBankJewishPopulationStats.com menyatakan pada Kamis (2/2), populasi pemukim Israel di Tepi Barat sekarang mencapai lebih dari setengah juta jiwa. Para pemimpin pemukim memperkirakan pertumbuhan populasi akan terjadi lebih cepat di bawah pemerintahan ultranasionalis Israel yang baru.

Data yang berdasarkan angka resmi pemerintahan Israel juga menunjukkan populasi pemukim tumbuh menjadi 502.991 pada 1 Januari, naik lebih dari 2,5 persen dalam 12 bulan dan hampir 16 persen selama lima tahun terakhir. “Kami telah mencapai ciri yang sangat besar. Kita di sini untuk tinggal," kata direktur kelompok dan penduduk permukiman Beit El, Baruch Gordon.
Tonggak sejarah itu muncul ketika pemerintah baru Israel terdiri atas partai-partai ultranasionalis yang menentang kenegaraan Palestina. Mereka telah menempatkan perluasan permukiman di bagian atas daftar prioritasnya.
Pemerintah telah berjanji melegalkan permukiman liar yang telah lama mendapatkan dukungan diam-diam dari pemerintah. Israel meningkatkan persetujuan dan pembangunan rumah-rumah pemukim di sekitar Tepi Barat. “Saya pikir di tahun-tahun mendatang pemerintahan ini akan ada lebih banyak bangunan daripada yang ada dalam 20 tahun terakhir pemerintahan,” kata Gordon.
Permukiman telah berkembang di bawah setiap pemerintah Israel, termasuk pada puncak proses perdamaian pada 1990-an. Bahkan, pemerintahan Israel yang berumur pendek sebelumnya, termasuk pihak-pihak yang mendukung kenegaraan Palestina bersama dengan mereka yang menentangnya, terus membangun permukiman.
Laporan itu juga datang ketika kekerasan baru mengguncang wilayah itu dan beberapa hari setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken. Populasi pemukim terus tumbuh di bawah pemerintahan Joe Biden meskipun seruan baru AS untuk mengendalikan konstruksi setelah bertahun-tahun pendekatan lepas tangan Presiden Donald Trump.
Laporan populasi pemukim tidak termasuk Yerusalem Timur yang dianeksasi, rumah bagi lebih dari 200 ribu pemukim. Tepi Barat dan Yerusalem Timur bersama-sama menjadi rumah bagi sekitar 3 juta warga Palestina.
Israel merebut Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza dalam perang Timur Tengah 1967. Sedangkan, orang Palestina mencari wilayah-wilayah itu untuk negara merdeka.

Meskipun Israel menarik pasukan dan beberapa ribu pemukim dari Gaza pada 2005, Israel terus melakukan pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Lusinan permukiman memenuhi wilayah itu, beberapa hanya tinggal tempat kecil dan lainnya tersebar di kota-kota, dengan mal dan transportasi umum milik mereka sendiri.
Sebagian besar komunitas internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memandang permukiman itu ilegal dan menghambat perdamaian. Orang-orang Palestina melihat mereka sebagai perampas tanah yang merusak peluang untuk mendirikan negara yang layak dan bersebelahan.
“Semua permukiman ilegal. Tidak ada legitimasi untuk permukiman atau keberadaan pemukim di wilayah Palestina,” kata Juru Bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh.

"Peningkatan jumlah pemukim adalah hasil dari kebijakan Pemerintah Israel yang tidak percaya pada solusi dua negara, yang akan menciptakan Negara Palestina merdeka di sebelah Israel," ujarnya.
Israel mengeklaim Tepi Barat adalah wilayah yang disengketakan, bukan diduduki. Tel Aviv berpendapat bahwa nasib permukiman harus menjadi bagian dari negosiasi untuk mengakhiri konflik.
Upaya perdamaian telah hampir mati selama hampir 15 tahun, sementara Israel terus membangun di lapangan dengan lebih banyak pembangunan permukiman dan persaingan politik Palestina memperumit upaya perdamaian.
Membungkam Palestina, Merangkul Arab: Mungkinkah?
Mewujudkan kemerdekaan Palestina bukan pilihan, melainkan keniscayaan.
SELENGKAPNYARumah Warga Palestina Dibakar
Israel memberlakukan hukuman kolektif ke warga Palestina.
SELENGKAPNYAPemukim Israel Bakar Mobil dan Rumah Warga Palestina
Penembakan sejumlah warga yahudi di depan sinagog berbuntut aksi balasan.
SELENGKAPNYA