Prajurit Inggris bersiap di Kamp Militer Tapa di Estonia, Kamis (19/1/2023). Sejumlah pejabat tinggi Eropa bertemu di Estonia hari itu guna membahas bantuan senjata untuk Ukraina. | AP Photo/Pavel Golovkin

Internasional

Jerman Indikasikan Lampu Hijau Leopard untuk Ukraina

Rusia mengancam balasan lebih hebat bila Barat mengirim tank ke Ukraina.

BERLIN – Pemerintah Jerman mulai bersikap soal rencana sejumlah negara mengirim tank Leopard buatan Jerman ke Ukraina. Pengiriman alutsista yang diminta Ukraina itu disebut akan sangat signifikan memengaruhi hasil perang Rusia-Ukraina.

Sejumlah negara di Eropa Timur seperti Polandia sebelumnya menyatakan bersedia mengirimkan tank-tank Leopard milik mereka ke Ukraina. Kendati demikian, rencana itu terhambat karena sesuai kesepakatan, perbantuan tank itu harus seizin Jerman sebagai negara produsen.

Sekitar 50 menteri pertahanan dan pejabat senior dari negara-negara Barat pada Jumat (20/1) menghadiri pertemuan di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman terkait hal itu. Sekutu Kiev menjanjikan dukungan militer lebih lanjut ke negara yang diperangi, tetapi gagal mengatasi kebuntuan soal pengiriman tank tempur.

Negara-negara Balkan mengecam sikap Jerman tersebut, sementara Ukraina menekankan warga mereka terus meninggal tanpa bantuan tank tersebut. Tekanan itu agaknya melunakkan sikap Jerman. “Jika ditanya pertanyaan itu, kami tidak akan menghalangi,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock kepada stasiun televisi LCI setelah menghadiri pertemuan di Paris, Prancis, Ahad (22/1).

photo
Kanselir Jerman Olaf Scholz berpidato dilatari tank Leopard 2 di Ostenholz, Jerman, pada 2022 lalu. - (Moritz Frankenberg/dpa via AP, FILE)

Menurut Baerbock, hingga saat ini Polandia belum mengajukan permintaan resmi untuk bisa mengirim tank Leopard ke Ukraina. “Kami tahu betapa pentingnya tank-tank ini dan inilah mengapa kami mendiskusikannya sekarang dengan mitra kami. Kami perlu memastikan nyawa orang-orang terselamatkan dan wilayah Ukraina dibebaskan,” ujarnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Polandia Mateus Morawiecki telah menyampaikan sebelumnya bahwa dia menunggu pernyataan yang jelas dari Berlin tentang apakah negara-negara pemilik Leopard diizinkan mengirimkan tank mereka untuk Ukraina.

Morawiecki secara pribadi sangat menyayangkan sikap Jerman yang enggan mengirimkan sebagian armada Leopardnya untuk Ukraina. Menurut dia, sikap Berlin tidak dapat diterima. “Orang-orang yang tidak bersalah meninggal setiap hari,” ujarnya.

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan, pasukan negaranya akan berlatih mengoperasikan tank Leopard-2 di Polandia. Latihan tersebut dilakukan meskipun Barat belum mencapai kesepakatan untuk memasok tank buatan Jerman itu untuk Kiev.

Dukungan Senjata untuk Ukraina - (Republika)  ​

Reznikov, yang turut menghadiri pertemuan di Pangkalan Udara Ramstein, menilai, latihan tersebut merupakan terobosan. “Kami akan mulai dengan ini dan kemudian kita akan melangkah lebih jauh,” katanya saat diwawancara Voice of America.

Seperti sebelumnya, Reznikov berharap Jerman akan segera mengambil keputusan soal bersedia atau tidaknya mengirim Leopard-2 ke Ukraina. “Saya melihat ini dengan cara yang optimistis. Karena langkah pertama telah diambil, kami akan memulai misi pelatihan terhadap Leopard-2,” ujar Reznikov.

Sebelumnya, lewat akun Twitter pribadinya, Reznikov telah menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Jerman. Sebab Berlin menjadi salah satu negara Barat yang turut memberikan bantuan militer kepada Ukraina. Dia turut mengunggah foto dirinya bersama Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius. “Kami melakukan diskusi jujur tentang Leopard-2. Bersambung…,” tulis Reznikov.

Saat ini Barat belum mencapai kesepakatan tentang tank jenis apa yang perlu mereka sediakan untuk Ukraina. Amerika Serikat (AS) masih enggan mengirimkan tank M1 Abrams. Alasannya karena perawatan yang ekstensif dan kompleks serta adanya tantangan logistik.

photo
Tank milik militer Amerika Serikat (AS) M1A2 Abrams tiba di Riga, Latvia, pada 16 Oktober 2019. - (EPA-EFE/VALDA KALNINA)

Washington lebih menyarankan tank jenis Leopard. Sebab banyak sekutu Barat yang memilikinya. Pasukan Ukraina pun hanya perlu dilatih untuk mengoperasikannya. Sementara itu, Inggris sudah mengumumkan akan mengirimkan tank Challenger 2 untuk Ukraina.

Ketua Majelis Rendah Parlemen Rusia, Vyacheslav Volodin, mengingatkan bahwa pengiriman senjata berat ke Ukraina oleh negara-negara Barat akan menyebabkan malapetaka global. Menurutnya jika Washington dan negara-negara Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memasok senjata ke Ukraina, akan ada pembalasan.

"Jika Amerika dengan NATO memasok senjata dan akan digunakan untuk menyerang kota-kota sipil hingga berusaha merebut wilayah kami, seperti yang mereka ancam, ini akan mengarah pada tindakan pembalasan dengan menggunakan senjata yang lebih kuat," kata Vyacheslav Volodin, Senin (23/1).

photo
DAMPAK PERANG RUSIA UKRAINA - (Republika)

Volodin mendesak anggota Kongres Amerika Serikat dan anggota parlemen di Bundestag Jerman, Majelis Nasional Perancis, dan parlemen Eropa lainnya untuk menyadari tanggung jawab mereka terhadap kemanusiaan.

Belum lama ini, AS berjanji untuk mendukung Ukraina melancarkan operasi untuk merebut kembali Semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia pada 2014. Moskow juga mencaplok empat wilayah di Ukraina timur tahun lalu. Barat mengecam pencaplokan itu sebagai referendum palsu.

Daftar Penembakan Massal di AS Kian Panjang

Dalam sebulan pada 2023 ini sudah terjadi 33 penembakan massal di AS.

SELENGKAPNYA

Tank Jerman Terus Dinantikan Ukraina

Negara Barat belum menyepakati pengiriman tank ke Ukraina.

SELENGKAPNYA

Bantuan Senjata untuk Ukraina Mengalir

Belum ada kesepakatan soal tank yang akan dikirim ke Ukraina.

SELENGKAPNYA