Pramugari Berjilbab | Republika

Literasi Umat

Agar Pramugari Boleh Berjilbab

Yang lebih mendasar, ini adalah persoalan hak asasi manusia.

Assalamualaikum, Pembaca yang budiman

Menggunakan jilbab alias penutup rambut dan pakaian yang sopan disebut sebagian besar ulama sebagai kewajiban Muslimah yang telah mencapai umur. Ia adalah tugas keagamaan yang menunjukkan ketaatan para perempuan pemeluk agama Islam terhadap Allah, Pencipta semesta alam.

Adalah hal kemudian tak lucu bahwa di Indonesia, negara yang mayoritasnya adalah pemeluk agama Islam, masih saja ada larangan-larangan bagi para Muslimah untuk mengenakan jilbab.

Republika menemukan aduan dari sejumlah pramugari bahwa sebagai perusahaan maskapai ternyata menerapkan kebijakan pelarangan tersebut. Kita tak begitu paham soal alasannya.

Dibilang terkait keamanan, banyak profesi yang berbahaya seperti menjadi aparat polisi atau tentara nyatanya sudah membolehkan perempuan berjilbab.

 
Yang lebih mendasar, ini adalah persoalan hak asasi manusia.
 
 

Yang lebih mendasar, ini adalah persoalan hak asasi manusia. Katakanlah hanya satu saja pramugari yang berniat mengenakan jilbab sementara mempertahankan pekerjaannya, adalah hak asasi yang bersangkutan terkait hal itu.

Sehubungan itulah, Republika berikhtiar memerjuangkan hal ini lewat pemberitaan sepekan belakangan. Kemurahan hati para pembaca melalui program Literasi Umat adalah lecutan semangat kami untuk terus berikhtiar untuk pemenuhan hak-hak mereka.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat