
Nusantara
'Kubangan Kerbau' Menuju Sentra Rotan Cirebon
Kondisi jalan yang rusak kerap dikeluhkan pembeli mancanegara.
CIREBON – Sudah bertahun-tahun kondisi ruas jalan Tegalsari-Cangkring, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, mengalami kerusakan parah. Buruknya kondisi jalan kerap dikeluhkan para buyer (pembeli) produk rotan yang datang dari luar negeri.
Jalan raya Tegalsari–Cangkring merupakan ruas jalan utama yang menuju ke salah satu kawasan industri di Kabupaten Cirebon. Di kawasan tersebut, terdapat sekitar 20 industri barang jadi rotan dan kayu.
Tak hanya memenuhi permintaan dari pasar lokal, puluhan industri tersebut berorientasi pada ekspor. Selama ini, produk-produk mereka diekspor ke mancanegara, seperti Eropa, Amerika, Australia, maupun Asia dan Timur Tengah.
Salah seorang pengusaha rotan, Muhammad Akbar, mengatakan, hampir setiap bulan para buyer dari luar negeri datang ke pabrik-pabrik yang ada di kawasan tersebut. Setiap kali datang, mereka kerap mengeluhkan kondisi jalan rusak Tegalsari–Cangkring.
"Jalan rusak ini jadi sorotan para buyer. Mereka suka bergumam, ‘Waduh, kok jalannya rusak seperti ini?'" kata Akbar, Rabu (18/1).

Berdasarkan pantauan Republika, ruas jalan Tegalsari-Cangkring, Kecamatan Plered itu mengalami kerusakan yang parah. Lubang-lubang dengan diameter dan kedalaman yang bervariasi menganga hampir merata di ruas sepanjang kurang lebih 5 kilometer.
Saat hujan, lubang-lubang itu tertutup air yang keruh kecokelatan, mirip kubangan kerbau. Kondisi jalan juga menjadi licin hingga membahayakan para pengguna jalan.
Akbar mengatakan, kondisi jalan tersebut merupakan "tampilan luar" Kabupaten Cirebon. Saat melihat kondisi jalan raya di kawasan industri yang rusak parah, itu akan memunculkan penilaian negatif dari para tamu yang berasal dari luar negeri.
"Jangan sampai Kabupaten Cirebon kehilangan buyer atau investor karena jalanannya yang hancur. Investor kabur, rakyat menganggur,’’ cetus Akbar.
Akbar mengatakan, pemerintah daerah semestinya selaras dengan pemerintah pusat. Menurut dia, Presiden Joko Widodo sebelumnya telah mengimbau untuk meningkatkan devisa hasil ekspor agar perekonomian Indonesia makin kuat.

Selain menimbulkan penilaian negatif dari para pembeli mancanegara, lanjut Akbar, kondisi jalanan yang rusak membuat laju kendaraan pengangkut produk banyak yang terhambat. Padahal, kegiatan industri sangat berperan untuk menggerakkan perekonomian di Kabupaten Cirebon.
"Kami berharap Pemkab Cirebon segera memperbaiki kondisi jalan yang rusak. Para pelaku industri di Kabupaten Cirebon membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah, terutama soal infrastruktur," kata Akbar.
Jangan sampai Kabupaten Cirebon kehilangan buyer atau investor karena jalanannya yang hancur.
MUHAMMAD AKBAR, Pengusaha rotan Cirebon.
Keluhan mengenai kondisi jalan yang rusak juga disampaikan masyarakat. Apalagi, ruas jalan tersebut merupakan jalan utama menuju kawasan industri.
"Jalan ini banyak dilalui oleh masyarakat karena jalan ini jalan utama menuju kawasan industri. Banyak pabrik di sini," kata salah seorang pengguna jalan, Wawan.
Wawan mengaku sering terlambat menuju ke tempat kerja karena harus memperlambat laju sepeda motornya saat melewati ruas jalan tersebut. Selain itu, banyak pengendara sepeda motor yang jatuh karena lubang yang besar dan dalam.
"Apalagi kalau hujan, lubang-lubang enggak kelihatan karena tertutup air. Kasihan pengemudi kendaraan yang belum pernah lewat sini, mereka tidak tahu kalau ada lubang,’’ tutur Wawan.
Wawan berharap pemerintah daerah segera memperbaiki kondisi jalan Tegalsari-Cangkring yang rusak tersebut. Menurut dia, kondisi jalan yang rusak itu sudah berlangsung hampir tiga tahun tanpa ada perbaikan.
Masjid Agung Lhasa Pusat Syiar Islam di ‘Atap Dunia’
Masjid Agung Lhasa di Tibet dipandang sebagai salah satu masjid tertinggi di dunia.
SELENGKAPNYAMengejar Aliran Triliunan Rupiah dari Lukas Enembe
KPK juga sudah berkoordinasi dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Papua.
SELENGKAPNYA