Sejumlah warga lanjut usia (lansia) membaca Alquran saat mengikuti Pesantren Ramadhan Lansia di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Rabu (6/4/2022). | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Dunia Islam

Menggali Makna Ta'lim dan Tarbiyah

Ta'lim dan tarbiyah memiliki makna yang beragam dan saling melengkapi.

Bahasa Indonesia menyerap banyak kata yang berasal dari bahasa Arab. Dalam bidang pendidikan, misalnya, salah satu yang diadopsi dari bahasa tersebut adalah taklim. Kata itu meminjam dari ta'lim.

Dalam konteks pendidikan Islam, sering kali kata taklim digunakan. Secara sederhana, ta’lim dapat didefinisikan sebagai 'transfer ilmu pengetahuan'. Bagaimanapun, para pakar memiliki beragam pengertian.

Dalam bahasa Arab, ta’lim berarti pengajaran. Ini berakar dari bentuk ‘allama-yu‘allimu-ta’liman. Adapun secara istilah, ta’lim merujuk pada pengajaran yang menyampaikan pengertian, pengetahuan, dan/atau keterampilan.

 
Dalam konteks pendidikan Islam, sering kali kata taklim digunakan.
 
 

Dalam bukunya yang berjudul The Concept of Education in Islam, Syed Muhammad Naquib al-Attas, menerangkan etimologi istilah ta’lim. Menurut cendekiawan Malaysia kelahiran Bogor, Jawa Barat ini, kata itu bermakna pengajaran. Dalam sejarah Islam, penggunaannya merujuk pada serangkaian proses transmisi ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh guru kepada muridnya.

Al-Attas mengaitkan antara ta’lim dan tarbiyah (bahasa Indonesia: tarbiah). Menurut dia, ruang lingkup yang pertama lebih umum daripada yang kedua. Sebab, tarbiyah tidak mencakup segi pengetahuan, melainkan kondisi eksistensial, yang mengacu pada segala sesuatu yang bersifat fisik mental.

Dalam kitab Min al-Ushul al-Tarbawiyah fi al-Islam, Abdul Fattah Jalal menjelaskan, ta’lim adalah proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertian, dan tanggung jawab sekaligus. Dengan begitu, seorang insan dapat menjadi suci dari segala kotoran, jasmani maupun rohani. Manusia pun siap menerima hikmah serta menebar manfaat kepada sesama dan dunia.

Mengacu pada definisi ini, ta’lim berarti adalah usaha terus menerus yang dilakukan seseorang sejak dirinya lahir hingga mati untuk menuju dari posisi dari ‘tidak tahu’ kepada ‘mengetahui.’ Hal itu diisyaratkan dalam Alquran surah an-Nahl.

Artinya, “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur” (QS an-Nahl: 73).

Dalam kitab Lisan al-‘Arab, Ibnu Mandzur menjelaskan, kata ta’lim berasal dari kata ‘allama, lalu ‘alima. Itu semua bermakna ‘pencapaian pengetahuan yang sebenarnya'. Kata ‘allama pun dapat berarti ‘menjadikan orang lain dari yang asalnya tidak tahu menjadi mengetahui'.

Muhammad ‘Athiyah al-Abrasy memberikan penjelasan yang cukup berbeda dengan ulama-ulama lain. Menurut dia, kata ta’lim bermakna mempersiapkan individu pada aspek-aspek tertentu saja. Adapun tarbiyah mencakup keseluruhan aspek pendidikan.

Ta’lim dalam Alquran

Kata ta’lim dalam Alquran digunakan dalam bentuk fi’il (kata kerja) dan isim (kata benda). Dalam wujud fi’il, terdapat dua bentuk, yaitu fi’il madhi dan fi’il mudhari’.

Kata yang dalam bentuk fi’il madhi disebut sebanyak 25 kali dalam 25 ayat pada 15 surah. Adapun dalam bentuk fi’il mudhari’ disebut sebanyak 16 kali dalam 16 ayat pada delapan surah.

Sementara itu, ta’lim dalam bentuk isim hanya terdapat pada satu kali, yakni dalam surat ad-Dukhan ayat ke-14.

Lailatul Maskhuroh dalam artikelnya yang terbit pada jurnal Irsyaduna menjelaskan, di dalam Alquran ada beberapa ayat yang mengandung kata ta’lim dalam arti ‘mengajar'. Secara keseluruhan, ada beberapa makna ta’lim yang dapat ditemukan dalam Alquran.

 
Secara keseluruhan, ada beberapa makna ta’lim yang dapat ditemukan dalam Alquran.
 
 

Pertama, Ta’lim Rabbani, yaitu penyampaian sesuatu melalui wahyu atau ilham, seperti saat Allah SWT mengajarkan Nabi Adam AS mengenai nama-nama yang ada di alam semesta, sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 31.

Kedua, makna ta’lim juga dapat ditemukan ketika Allah mengajarkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dalam surah ar-Rahman ayat 2.

Ketiga, mengajarkan sesuatu yang belum diketahui oleh manusia, sebagaimana dalam surah al-Baqarah ayat 239 dan dalam surah Yasin ayat 69, serta surah al-Alaq ayat 4 dan 5.

Keempat, ketika mengajarkan al-kitab (cara menulis), al-hikmah (ilmu yang benar), Taurat dan Injil, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 48 dan dalam surah al-Maidah ayat 110.

Kelima, mengajarkan ilmu laduni, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-Kahfi ayat 65.

Keenam, mengajarkan tentang masalah sihir, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah at-Thaha ayat 71.

Nasihat Imam Asy'ari dalam Kitab al-Ibanah

Melalui al-Ibanah, Imam Asy'ari menyampaikan pelbagai petuah.

SELENGKAPNYA

Menggali Makna Ta'lim dan Tarbiyah

Ta'lim dan tarbiyah memiliki makna yang beragam dan saling melengkapi.

SELENGKAPNYA

Cerita-Cerita Menakjubkan Asy-Syibli

Asy-Syibli merupakan seorang sufi dari abad ketiga Hijriyah.

SELENGKAPNYA