Menyaksikan film di bioskop Eropa. | AP/Thibault Camus

Geni

Film Inspiratif untuk Mengejar Impian

Banyak inspirasi yang bisa memperkaya hidup kita melalui berbagai judul film.

Rutinitas dan segudang tuntutan hidup terkadang membuat orang lupa akan mimpi-mimpi mereka. Kabar baiknya, ada sederet film menarik yang bisa membantu memercikkan kembali semangat untuk mewujudkan mimpi-mimpi tersebut.

Lewat film, kita bisa berhenti sejenak dari kehidupan rutin dan menengok ke dunia cerita. Lewat film juag kita bisa menemukan ide, insipirasi, maupun percakapan dengan kutipan yang bermakna untuk makin menambah perbendaharaan motivasi hidup kita. 

Dari beragam opsi film yang tersedia, ada setidaknya lima film yang direkomendasikan oleh Collider sebagai film pemercik semangat untuk mewujudkan mimpi di tengah padatnya pekerjaan. Berikut ini adalah kelima film tersebut.

Big 

Film ini menghadirkan kisah fantastis mengenai kehidupan Josh Baskin (Tom Hanks) kecil, yang memiliki kesempatan untuk mengajukan sebuah permintaan. Karena tubuhnya terlalu pendek untuk bisa menaiki wahana karnaval, dia meminta untuk menjadi besar agar dapat diterima di wahana tersebut. Namun, Josh justru tumbuh dewasa menjadi seorang pria berusia 30 tahun.

Sebagai orang dewasa, Josh menyadari bahwa dia harus memiliki pekerjaan. Perjalanan Josh dalam film ini menunjukkan bahwa pekerjaan tak harus selalu membosankan atau biasa dan setiap orang memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi opsi ini.

The Secret Life of Walter Mitty

Film ini berkisah mengenai Walter Mitty dengan kehidupannya yang membosankan. Pada saat yang sama dia kerap berimajinasi mengenai skenario aksi hingga romansa yang dapat membuat kehidupannya tak monoton. Ketika pekerjaannya terancam, Mitty pun memutuskan untuk menjalani hidupnya lebih berwarna.

Film ini dapat menjadi pengingat bahwa hidup terlalu luas untuk didominasi hanya dengan pekerjaan. Terkadang, menemukan sesuatu yang dapat membuat hidup lebih berwarna juga diperlukan.

The Big Lebowski

Film ini berkisah mengenai seorang pemalas bernama Jeffrey Lebowski yang tiba-tiba diserang oleh dua orang tak dikenal di rumahnya. Salah satu dari penyerang tersebut bahkan sempat berkemih di karpet rumah Jeffrey.

Tak lama setelahnya, kedua orang tersebut baru menyadari bahwa mereka menyerang orang yang salah. Target dari kedua orang tersebut adalah seorang miliarder bernama sama.

Mengetahui hal ini, Jeffrey yang mencoba meminta kompensasi atas karpetnya yang rusak justru harus terlibat dalam sebuah petualangan tak terduga.

Film ini menunjukkan bahwa ada kehidupan yang juga patut dieksplorasi di luar tempat bekerja tradisional.

The Incredibles

Film ini mengangkat kisah tentang satu keluarga superhero yang hidup di tengah masyarakat sambil menyembunyikan identitas asli mereka. Bob yang merupakan kepala keluarga sempat terkungkung oleh pekerjaan kantornya sampai dia akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi superhero.

Meski tema besar dalam film ini adalah keluarga, film ini juga mengingatkan para penontonnya mengenai pentingnya prioritas. Bila pekerjaan menjauhkan seseorang dari keluarga, mungkin sudah saatnya orang tersebut melakukan evaluasi ulang.

The Holiday

Film komedi romantis berlatar musim liburan ini berkisah mengenai dua orang perempuan yang memilih berlibur untuk mengobati patah hati mereka. Untuk melakukan ini, keduanya sepakat untuk bertukar rumah selama dua pekan.

Film ini dapat menjadi pengingat bahwa seseorang mungkin perlu mempertimbangkan kembali pekerjaan mereka agar dapat mengalihkan fokus mereka untuk sesuatu yang lebih besar.

 
Pekerjaan tak harus selalu membosankan dan setiap orang memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi opsi ini.
 
 

Terbius Permainan Lato-lato

Media sosial menjadi salah satu wadah menyebarnya permainan ini ke berbagai penjuru daerah.

SELENGKAPNYA

Media Sosial dan Ancaman Kesehatan Mental Anak 

Konten yang dianggap berbahaya, termasuk diet ekstrem, hingga dorongan untuk menyakiti diri sendiri.

SELENGKAPNYA

Terusik Fenomena 'Ngemis Online' di TikTok

Konten “ngemis online” yang memiliki banyak penonton, berbanding lurus dengan kemampuan literasi yang rendah

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya