ILUSTRASI Sufi ini mengungkapkan isi hati seorang. | DOK RAWPIXEL

Kisah

Sufi dan Isi Hati Seorang Fakir

Sufi dari negeri Maroko ini mengungkap isi hati seorang fakir.

Syekh Abu Hasan Ali asy-Syadzili merupakan seorang sufi yang masyhur dalam sejarah Islam. Pembesar tasawuf asal Maroko ini disebut-sebut sebagai ulama yang diberi pengetahuan oleh Allah sehingga dapat mengetahui isi hati seseorang.

Di dalam kitab Jami’ul Karomatil Auliya’ karya Allamah Syekh Yusuf bin Ismail Nabhani diceritakan, pada suatu ketika Syekh Hasan asy-Syadzili sedang memberikan pelajaran perihal makna zuhud. Murid-murid menyimak penuturannya dengan saksama.

Tiba-tiba, seorang yang berpakaian kumuh mendatangi majelis tersebut. Lelaki asing ini menatap hadirin dan ulama-sufi yang sedang memberikan petuah itu. Dalam hatinya, bergumam kata-kata, "Pakaian Syekh Abul Hasan bagus dan rapi, bagaimana mungkin berbicara tentang zuhud dari dunia?"

Tiba-tiba, Syekh Abul Hasan menoleh kepada si fakir miskin. Sufi ini seakan-akan mengetahui apa yang baru saja dikatakan dalam hati lelaki asing itu.

"Engkau bukanlah seorang yang zuhud. Pakaian yang engkau kenakan ada unsur kesenangan duniawi. Sebab, kau gunakan pakaian itu dengan tujuan menarik perhatian orang di sekitarmu agar terkesan dirimu fakir dan disangka waliyullah."

Seketika, si fakir miskin berdiri dan mendekati Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili. Ia lalu berkata, “Demi Allah, memang aku berkata bahwa diriku orang zuhud, tetapi dalam hati. Sekarang, aku bertobat kepada Allah. Maafkanlah saya, wahai guru."

Mendengar pengakuan si fakir tersebut, Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili terharu. Ia lalu memberikan kepadanya sebuah pakaian yang bagus dan baru.

Lalu ulama ini mendoakannya, “Semoga Allah SWT memberikan kasih sayang-Nya kepadamu melalui hati orang-orang pilihan. Dan semoga hidupmu penuh keberkahan serta husnul khotimah di akhir hayatmu.”

Begitulah sepenggal kisah dari sang kekasih Allah. Syekh Hasan Asy-Syadzili adalah seorang wali yang bijaksana.

Profil sang sufi

Dalam suatu riwayat diterangkan bahwa konon Nabi Khidir AS pernah mendatangi dirinya. Kedatangan itu menandakan pengakuan atasnya sebagai seorang “wilayatul adzimah”. Saat itu, usia asy-Syadzili sendiri baru menginjak enam tahun.

Abul Hasan asy-Syadzili lahir di Desa Ghamarah, Maroko, pada 593 Hijriah. Ulama yang tawaduk itu lama menetap di sana. Karena itu, namanya dinisbatkan kepada daerah tersebut.

Selama menuntut ilmu, asy-Syadzili menghafal Alquran dan mulai mempelajari ilmu syariat. Saat masih muda, ia pun pergi ke Tunis dan menuju ke Baitul Haram. Dari Tanah Suci, langkah kakinya menuju ke Baghdad untuk bertemu dengan beberapa ulama sufi terkemuka.

Setelah masuk ke Irak, Asy-Syadzili kemudian bertanya tentang seorang wali qutub yang bernama Abdul Fath al-Watsi. Namun, setelah bertemu dengannya, ia disarankan untuk segera kembali ke negerinya. Akhirnya, ia pun pulang ke Maghribi. Dalam perjalanan, dirinya berjumpa dengan seorang wali qutub lainnya, yakni Syekh Abdussalam bin Masyis.

Di antara guru-guru Imam Syadzili, Ibnu Masyis inilah yang sangat mempengaruhi perjalanan spiritualnya. Atas nasihatnya pula, ia meninggalkan Fez, lalu menuju Tunisia. Akhirnya, alim ini menetap di sebuah daerah bernama asy-Syadzili.

Di daerah yang baru ini, ia banyak bertemu dan bertukar pikiran dengan para ulama dan para sufi. Masyarakat setempat menyambutnya dengan hangat. Namun, Asy-Syadzili kemudian pergi ke pegunungan Zaghwan dengan ditemani oleh Abdullah bin Salamah al-Habibi. Mereka lalu berkhalwat di sana.

Beberapa waktu kemudian, ia kembali ke tengah masyarakat. Sejak itu, dirinya menjadi dai dan guru mereka.

Asy-Syadzili membangun sebuah Zawiyah di Tunisia pada 625 H, bersamaan dengan tibanya Abu Zakaria di tempat itu sebagai gubernur baru. Secara periodik ia memberikan ceramah dari satu ke desa lainnya.

Ternyata, popularitasnya mengundang iri beberapa tokoh, termasuk Abu al-Barra. Akibat itu, asy-Syadzili memutuskan untuk meninggalkan Tunisia untuk menuju Mesir.

Di negeri delta Sungai Nil ini, ajarannya mulai mengkristal menjadi Tarekat Syadziliyah. Ia wafat saat hendak menunaikan ibadah haji pada Dzulqaidah 656 Hijriah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Aksi Sawer Qariah Dinilai Bentuk Pelecehan Seksual

Apalagi, sawer tersebut dilakukan dengan menyelipkan uang ke kerudung seorang qariah.

SELENGKAPNYA

Hak Istri Saat Berhubungan Badan

Allah memerintahkan para suami agar bergaul dengan istri mereka dalam batas wajar.

SELENGKAPNYA

Harga Eceran Tertinggi Beras Berpotensi Naik

Sebanyak 1,2 juta ton beras disiapkan untuk operasi pasar.

SELENGKAPNYA