Jamaah melaksanakan ibadah shalat di Masjid Al Ukhuwah, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jumat (15/1). Pemerintah Kota Bandung memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara proporsional di tempat ibadah dengan membatasi jumlah j | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Tuntunan

Kisah Tahajud Para Salafus Saleh

Lambung yang jauh dari tempat tidur dimaknai karena mereka sibuk berdoa.

Meski bukan shalat wajib, Tahajud menjadi shalat sunah yang diutamakan Allah SWT dan rasul-Nya. Bertebaran ayat-ayat yang mengungkap keutamaan shalat pada sepertiga malam ini. Di antaranya tercantum pada QS as-Sajadah: 16. "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. Sementara itu, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap."

Imam at-Thabari menjelaskan, lambung yang jauh dari tempat tidur memiliki makna bahwa mereka sibuk berdoa kepada Allah dan beribadah dengan rasa takut dan harap. Menurut dia, lambung seseorang disebut jauh dari tempat tidur apabila ia tak tidur, sementara orang lain sedang menikmati lelapnya. Seorang hamba memilih untuk menjauhi tempat tidur demi dapat bangkit melaksanakan shalat. Dia menikmati rukuk, sujud, dan berzikir menyebut asma-Nya.

Keajaiban shalat Tahajud pun terbukti bukan sekadar isapan jempol. Banyak hikmah dan fadilah yang diperoleh seorang hamba saat berkhalwat dengan Tuhannya. Dalam buku Mukjizat Shalat Malam karangan Sallamah Muhammad Abu Al Kamal, kisah Tahajud para sahabat dan orang-orang saleh ditulis dengan indah.

Saat hendak melakukan Tahajud, Umar bin Khattab kerap membangunkan anggota keluarganya sambil membacakan ayat Alquran surah Thaha: 132. "Dan perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya."

 
Dan perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya.
QS THAHA:132
 

Umar, seorang khalifah yang memiliki kekuasaan yang membentang dari Jazirah Arab hingga ke Mesir kerap menyibukkan malam-malamnya dengan Tahajud. Dia bahkan berkata, "Sekiranya bukan karena tiga hal, aku tidak ingin hidup lebih lama, yaitu berjihad di jalan Allah, bersusah payah pada malam hari, dan berkumpul dengan orang banyak untuk mendapatkan nasihat-nasihat terbaik, seperti mengambil buah-buah terbaik."

Nikmatnya shalat malam diperlihatkan seorang sahabat, Ibad Ibn Basyar RA. Syahdan, Rasulullah dikuntit seorang musyrik. Dia hendak membunuh para sahabat. Pada satu tempat, Rasulullah meminta singgah untuk beristirahat sejenak. Dia pun mengamanahkan Ammar Ibnu Yasir untuk menjaga keamanan, sementara Ibad Ibnu Basyar melakukan shalat malam.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by тαнαנυ∂ (@tahajud_id)

Penguntit tadi datang. Dia lantas mengarahkan panahnya kepada Ibad ibn Basyar hingga mengenainya. Ibad mencabut tiga anak panah yang menancap di tubuhnya. Namun, dia terus saja melakukan rukuk dan sujud. Kemudian, Rasulullah pun terbangun.

Ketika mengetahui hal itu, sahabat muhajirin bertanya kepada Ibad. "Mengapa engkau tidak membangunkanku ketika pertama kali terkena panah? Ibad menjawab, "Aku sedang shalat dengan membaca surah al-Kahfi. Aku tidak ingin menghentikannya."

Umar bin Abdul Aziz, salah satu penguasa Muslim paling sukses di zamannya, juga tak kendur dari shalat Tahajud. Kesaksian Tahajud Umar disampaikan istrinya, Fathimah binti Abdul Malik, kepada al-Mughirah ibnu Hakim.

"Hai Mughirah, saya tahu bahwa kadang-kadang di antara manusia ada orang yang lebih rajin shalat dan puasa daripada Umar. Akan tetapi, saya tidak pernah melihat orang yang dekat kepada Tuhannya seperti kedekatan Umar. Setelah shalat Isya pada akhir waktu, dia merebahkan diri di atas tempat sujud. Dia berdoa dan menangis hingga tertidur. Kemudian, dia bangun, lalu berdoa dan menangis hingga tertidur. Demikian seterusnya hingga Subuh (al-Zuhd karya Ibn Hanbal).

Umar bin Abdul Aziz punya mushala khusus di tengah rumahnya. Tidak seorang pun boleh memasukinya. Di sana, pada akhir malam dia mulai bermunajat hingga terbit fajar. Fathimah pun pernah dibuat sedih saat mendapati Umar sedang gundah seusai membacakan sebuah ayat pada malam ketika dia shalat.

"Pada hari itu, manusia seperti anai-anai bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan." Sang Amirul Mukminin pun menjerit, "Oh, betapa buruknya keadaanku pada subuh ini." Kemudian, dia duduk dan merebahkan diri. Dia mulai bersikap dingin kepada istrinya.

Dia pun melanjutkan perkataannya. "Celaka aku! Bagaimana aku pada hari manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu-bulu yang dihamburkan?" Dia pun jatuh seperti mayat hingga terdengar suara azan Subuh. Fathimah istrinya kerap berderai air mata saat mengingat kejadian itu.

photo
ILUSTRASI Salah satu amalan sunah ialah shalat tahajud. - (DOK REP Yogi Ardhi)

Bagaimana pula Tahajudnya Imam Syafi'i? Imam Syafi'i membagi malam menjadi tiga. Bagian pertama untuk menulis, kedua untuk shalat, ketiga untuk tidur. Husain al-Karabisi bercerita mengenai Tahajudnya Imam Syafi'i. Ketika itu, dia melewati malam bersama sang imam kelahiran Gaza, Palestina.

Sang imam membaca Alquran tidak lebih dari 50 ayat. Jika ingin membaca lebih banyak, dia membaca 100 ayat. Setiap kali membaca tentang rahmat, dia memohon kepada Allah SWT untuk dirinya dan kaum mukminin. Setiap kali dia membaca ayat siksa, dia memohon perlindungan kepada Allah SWT untuk dirinya dan kaum mukminin. Seakan-akan dia menggabungkan harap dan takut sekaligus.

Zu'abah merupakan salah seorang istri tabiin yang saleh. Pada malam hari, suaminya, Rayah ibn Amr al-Qaisi, berpura-pura tidur. Pada seperempat malam pertama, istrinya bangun dan berkata, "Hai Rayah, bangunlah!"

Rayah menjawab. "Ya, aku akan bangun." Akan tetapi, dia tidak beranjak dari tempatnya. Pada seperempat malam kedua, istrinya kembali bangun dan berkata. "Hai Rayah, bangunlah!" Rayah kembali menjawab, "Ya, aku akan bangun."

Pada seperempat malam ketiga, dia berkata,"Hai Rayah, bangunlah!" Rayah menjawab, "Ya, aku akan bangun." Pada seperempat malam terakhir, dia berkata, "Hai Rayah, pasukan telah berangkat orang-orang yang berbuat kebajikan telah mendapatkan kemenangan. Andaikan aku tahu bahwa engkau hanya berpura-pura kepadaku!" Rayah pun berubah.

Pada malam-malam yang lain, Zu'abah selalu berdandan. Jika suaminya berhajat kepadanya, dia melayaninya. Setelah itu, mereka berdua asyik beribadah kepada Allah. 

Hukum Status Anak Hasil Hubungan Zina

Anak ini tidak menanggung dosa perzinaan yang dilakukan kedua orang tuanya.

SELENGKAPNYA

Pencarian Hidayah Salman al-Farisi

Kisah berikut menuturkan perjalangan Salman al-Farisi dalam mencari hidayah.

SELENGKAPNYA

KH Abdul Halim, Sang Ulama Reformis dari Majalengka

Ulama asal Majalengka, KH Abdul Halim, turut berjuang demi tegaknya Republik Indonesia.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya