Perempuan menjalani pemeriksaan Covid-19 rutin di Beijing, Kamis (24/11/2022). | AP/Andy Wong

Internasional

Ahli: Terlalu Dini Sebut 'Pascapandemi'

Rekomendasi tentang PHEIC akan dibuat pada akhir Januari. 

 

JENEWA -- Beberapa ilmuwan terkemuka dan penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berpendapat, terlalu dini  untuk menyatakan akhir dari fase darurat pandemi Covid-19. Karena gelombang baru virus korona akan datang di Cina.

Pandangan para ahli mengenai pandemi Covid-19 berubah sejak Cina mulai melonggarkan kebijakan Zero-Covid minggu lalu. Pemerintah Cina akhirnya melonggarkan kebijakan tersebut menyusul aksi protes publik yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Proyeksi para pakar menunjukkan bahwa Cina dapat menghadapi ledakan kasus virus korona. Tahun depan, Cina diprediksi mencatat lebih dari satu juta kematian akibat Covid-19.

Pendekatan Zero-Covid di China telah menekan angka infeksi dan kematian relatif rendah. Tetapi WHO menyebut pendekatan itu tidak "berkelanjutan" karena ada kekhawatiran terkait dampaknya terhadap kehidupan warga negara dan ekonomi negara.  Para ahli mengatakan, langkah Presiden Xi Jinping melonggarkan kebijakan Zero-Covid telah mengubah gambaran global.

photo
Pengunjuk rasa memegang lilin dan kertas kosong dalam aksi unjuk rasa menentang karantina wilayah di Beijing, Ahad (27/11/2022). - (AP Photo/Ng Han Guan)

"Pertanyaannya adalah apakah Anda dapat menyebutnya pasca-pandemi ketika bagian dunia yang begitu signifikan sebenarnya baru saja memasuki gelombang kedua," ujar ahli virologi Belanda, Marion Koopmans, yang menjabat di komisi WHO dan penasihat status darurat Covid-19  kepada //Reuters//. 

"Jelas bahwa kita berada dalam fase (pandemi) yang sangat berbeda, tetapi dalam pikiran saya, gelombang yang tertunda di Cina seperti layaknya kartu liar," kata Koopmans.

Pada September, Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pandemi Covid-19 akan segera berakhir. Pekan lalu, dia berharap keadaan darurat Covid-19 dapat berakhir tahun depan.

Sebagian besar negara telah menghapus pembatasan Covid-19 karena ancaman varian baru virus yang berbahaya atau lonjakan besar infeksi telah berkurang pada paruh kedua tahun ini. Komentar Tedros sebelumnya memicu harapan bahwa, WHO dapat segera menghapus penetapan status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) terkait Covid-19, yang telah berlaku sejak Januari 2020.

Risiko bermutasi

Koopmans dan anggota komisi penasehat WHO lainnya akan membuat rekomendasi mereka tentang PHEIC pada akhir Januari. Tedros membuat keputusan akhir dan tidak wajib mengikuti rekomendasi komisi itu.

Status PHEIC adalah tingkat kewaspadaan tertinggi WHO terkait dengan wabah penyakit. Keputusan ini membantu organisasi internasional memprioritaskan pendanaan dan bantuan untuk penelitian, vaksin, dan perawatan. Beberapa pakar kesehatan global mengharapkan Cina menunggu WHO mencabut status darurat sebelum melonggarkan kebijakan Zero-Covid.

"Tedros harus mencapai keseimbangan dalam hal ini. Menurut saya, dunia masih memiliki tugas yang harus dilakukan. Pekerjaan belum selesai," ujar kepala Kedaruratan WHO, Mike Ryan kepada wartawan di Jenewa pekan lalu.

Menurut Ryan, akses vaksin yang tidak merata di seluruh dunia tetap menjadi alasan Covid-19 masih menjadi keadaan darurat. Selain risiko untuk Cina, beberapa tokoh kesehatan global telah memperingatkan bahwa, membiarkan virus menyebar di dalam negeri juga dapat memberikan ruang untuk bermutasi. Hal ini berpotensi menciptakan varian baru sejalan dengan evolusi virus ketika dibiarkan menyebar di wilayah lain.  Saat ini, berdasarkan data WHO dan database virus GISAID menunjukkan varian yang beredar di Cina adalah Omicron dan turunannya.

"Intinya adalah, tidak jelas (apakah) gelombang (virus korona) di Cina didorong oleh varian (omikron) atau apakah itu hanya menunjukkan kerusakan penahanan," kata ahli virologi di Imperial College, London, Tom Peacock.

Para ahli mengatakan, fokus utama yaitu meningkatkan vaksinasi untuk populasi rentan yang angkanya rendah. Terutama dosis penguat atau booster.

"Saya kira tidak ada yang bisa memprediksi dengan pasti apakah kita bisa melihat varian baru yang mungkin menjadi perhatian seluruh dunia, tapi jelas dunia harus khawatir jika orang menjadi sakit dan sekarat (di Cina)," kata  spesialis penyakit menular dan penasihat WHO, David Heymann. 

Ikuti Berita Republika Lainnya