
Internasional
PBB Siap Gelar Climate Ambition Summit pada 2023
Guterres mengatakan akan terus mendorong pakta solidaritas iklim.
WASHINGTON — Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan, dia berencana menggelar “Climate Ambition Summit” pada September tahun depan. Penanganan perubahan iklim menjadi fokus utama dalam konferensi tersebut.
''Undangan (ke konferensi) terbuka, tapi ada harga masuk dan harga masuk tidak dapat dinegosiasikan: (yakni) tindakan iklim yang kredibel, serius, dan baru serta solusi berbasis alam yang akan menggerakkan jarum ke depan dan yang menanggapi urgensi krisis iklim harus disajikan,” kata Guterres dalam konferensi pers tahunannya, Senin (19/12), dikutip Anadolu Agency.
Guterres mengungkapkan, saat ini dunia masih bergerak ke arah yang salah untuk memerangi perubahan iklim. “Target (pembatasan pemanasan bumi hingga) 1,5 derajat (Celsius) terengah-engah. Rencana iklim nasional gagal total,” ujarnya.
Guterres mengatakan akan terus mendorong pakta solidaritas iklim. Dalam konteks ini, semua penghasil emisi besar harus melakukan upaya ekstra guna memangkas produksi emisi pada dekade ini. Sebab hal itu sejalan dengan tujuan pembatasan pemanasan bumi hingga 1,5 derajat Celsius.
Dia meminta pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat sipil turut meningkatkan upaya mereka. ''Saya tidak pernah menolak keharusan bagi kita semua untuk menghadapi ancaman eksistensial ini dan saya tidak akan mengalah,'' ujarnya.
Perjanjian Iklim Paris yang dicapai pada 2015 bertujuan membatasi pemanasan global hingga jauh di bawah 2 derajat Celsius. Targetnya adalah menjaga pemanasan bumi hanya hingga 1,5 derajat Celsius pada akhir abad ini. Dalam perjanjian itu, negara-negara diserukan mengurangi emisi mereka hingga separuhnya hingga 2030 dan turun menjadi nol pada 2050.
Sementara, pada Senin lalu, para negosiator dalam United Nations Biodiversity Conference (COP15) telah mencapai sejumlah kesepakatan dalam misi perlindungan keanekaragaman hayati di dunia. Penyediaan dana bagi negara miskin dan berkembang untuk pelaksanaan konservasi serta perlindungan hak-hak masyarakat adat merupakan dua poin penting dalam paket kesepakatan tersebut.
Terkait kesepakatan yang telah diadopsi, salah satu poin terpenting adalah komitmen melindungi 30 persen tanah dan air yang dianggap vital bagi keanekaragaman hayati pada 2030. Saat ini, 17 persen wilayah daratan dan 10 persen wilayah laut dilindungi.
Selain komitmen melindungi 30 persen tanah dan air, kesepakatan juga menyerukan peningkatan dana dari berbagai sumber sebesar 200 miliar dolar AS pada 2030 untuk keanekaragaman hayati. Para delegasi juga menyepakati penghapusan atau reformasi subsidi yang dapat menghasilkan tambahan 500 miliar dolar AS bagi konservasi alam
Paripurna Lionel Messi!
Messi mengungguli rekor legenda Jerman Lothar Matthaus sebagai pemain dengan jumlah penampilan terbanyak di Piala Dunia.
SELENGKAPNYATarget Tim Papan Tengah di IBL 2023
TIm kompetisi IBL penghuni papan tengah sudah melakukan pembenahan jelang IBL 2023.
SELENGKAPNYATekad Persija Kembali ke Jalur Kemenangan
Tak ada yang perlu diwaspadai khusus dari Persija.
SELENGKAPNYA